1. Pembuat Masalah

314 16 2
                                        

Florida, Amerika Serikat.

Di sebuah mansion besar yang mewah dengan halaman yang luas nan indah berdiri kokoh. Terlihatlah tiga orang pria yang bersembunyi dibalik rerumputan yang menjulang tinggi layaknya tembok. Mereka saling mengkode memberikan aba-aba untuk misi mereka kali ini. Di depan mansion itu banyak sekali para penjaga yang mengawasi.

Krek!

"Hey! Kalian penyu--"

Srett!

Tepat sebelum salah satu penjaga menyadari keberadaan ketiga pria tersebut, penjaga itu sudah mati akibat peluru tanpa suara yang menembus tepat mengenai lehernya.

Damian Leister, Alex Fernando, dan Alfred Hugo. Itulah nama mereka. Sang anak emas dari sebuah organisasi gelap paling disegani.

Kaprah mereka dalam dunia gelap tidak bisa diragukan lagi. Mereka mahir dalam beraksi dan menimbulkan masalah tanpa diketahui siapa pun. Entah bagaimana cara kerja mereka, karena meski telah membunuh banyak penjabat sekalipun tidak pernah tertangkap.

Alex adalah pria berjiwa psycho yang suka menyiksa orang sampai orang itu sendiri memohon kematian padanya. Sedangkan Damian bisa dibilang paling dingin. Alfred? Mungkin hanya pria itu yang paling waras, hanya akan bertindak jika disuruh.

"Sebaiknya kau matikan sistem listrik sekitar sini, Al! Aku tidak suka membuang-buang waktu. Rasanya aku tidak sabar menguliti tubuh mereka," Alex berseru.

Alfred mengangguk sambil mengotak-atik iPad mini yang sengaja ia bawa. Satu hal lagi tentang Alfred, dia pandai meretas dan mengecoh lawan melalui sistem jaringan dan virus.

1 ... 2 ... 3 ... Bum!

Lampu mati.

Alex tersenyum miring, ia keluar dari persembunyiannya dalam keadaan gelap gulita. Meski minim penerangan, tapi ia bisa melihat para penjaga itu panik melalui pendengaran yang tajam berkat pelatihan perasa yang baik untuk mengetahui keberadaan musuh.

"Berhati-hatilah, Lex!" Peringat Alfred.

"Ck, kau kira aku anak perawan sampai perlu diperingati?!" Dengus Alex tidak terima.

"Bukan masalah itu, Bodoh, mereka banyak dan pasti kau akan kewalahan!" Alfred memperingati dengan bijak. Menghadapi Alex yang kumat memang harus memiliki stok kesabaran yang tinggi.

Alex memutar bola mata jengah, "Ya, ya."

Melihat Alex yang mulai menjauh dan sudah melumpuhkan beberapa penjaga dalam hitungan detik, Damian terkekeh pelan. Pria itu menepuk bahu Alfred.

"Sudahlah, menasehati si psycho gila itu tidak ada gunanya," ujar Damian santai seolah itu bukanlah yang pertama kali mereka lihat Alex demikian.

Alfred menggeleng miris melihat bagaimana Alex menyiksa para penjaga itu dengan begitu santainya. Alex tidak langsung membunuh lawannya saat itu juga. Justru pria itu malah membiarkan mereka berteriak-teriak mengerang kesakitan. Seakan teriakan musuhnya itu adalah melodi indah di telinganya.

Alfred yang tidak tahan akan kelakuan Alex segera memalingkan wajahnya merasa mual. Demi apapun, sekalipun ia mafia bahkan tidak kalah kejam seperti Damian dan Alex, tetapi untuk melihat penyiksaan seperti yang dilakukan Alex tetap saja Alfred merasa mual.

"Dia benar-benar gila," ringis Alfred.

"Sudahlah, lebih baik kita segera selesaikan misi kita," sela Damian seraya bangkit berdiri.

Alfred ikut bangkit menyimpan iPad mini di saku jasnya. "Kau benar, ayo!"

Alfred dan Damian masuk ke dalam mansion megah itu. Mata mereka menatap jeli setiap sudut ruangan di dalamnya yang begitu luas dan banyak ruangan di dalamnya.

Love Scandal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang