𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉

724 588 576
                                    

Definisi rumah yang nyaman itu gimana sih?

💐💐💐

Selang beberapa waktu akhirnya bus datang dan berhenti di halte

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selang beberapa waktu akhirnya bus datang dan berhenti di halte. Vanya naik terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh Jazziel. Vanya duduk di kursi belakang dekat dengan jendela. Sedangkan Jazziel duduk berseberangan dengan Vanya.

Bus begitu sepi, mungkin karena hari sudah larut malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bus begitu sepi, mungkin karena hari sudah larut malam. Hanya ada dua penumpang di sana yaitu Vanya dan Jazziel. Mereka saling diam satu sama lain tak ada yang angkat bicara.

Vanya sibuk dengan pikirannya sendiri, dan Jazziel sibuk memikirkan apa yang sedang terjadi pada Vanya. Ia bingung dengan situasi ini.

Mata Jazziel mulai memanas, dan beberapa kali ia menguap. Dengan sendirinya mata Jazziel terpejam. Ia sudah tertidur pulas.

Vanya terus menatap ke arah jendela. Ia menahan matanya agar tak terpejam.

Bus itu pun berhenti di halte dekat dari rumah Vanya. Ia beranjak turun dari bus, dan menoleh sebentar kepada Jazziel yang masih terlelap.

Vanya membayar ongkos bus dengan kartu yang ia punya. Lalu kakinya turun dari bus. Setelah kepergian bus itu, Vanya berjalan kaki menuju rumahnya. Hanya beberapa meter.

Sesampainya didepan rumah Vanya membuka pagar, dan masuk lalu menutupnya kembali. Matanya menangkap sosok yang sangat ia kenal, sedang berada di halaman rumahnya.

"Ada apa lagi?" tanya Vanya tak suka.

"Darimana saja kamu baru pulang jam segini!"

"Bukan urusan anda!" pekik Vanya.

"Cih, dasar perempuan murahan!" tuduh Vakar.

"Pergi pa!" usir Vanya.

"Saya juga akan pergi dari sini. Saya hanya ingin memberitahu bahwa minggu depan saya akan menikah, jadi kamu harus datang dan jangan buat saya malu," ungkap Vakar tanpa rasa beban.

"Menikahlah dengan siapapun, saya tidak peduli dengan bajingan yang telah menyakiti mama saya hingga tiada." balas Vanya sesal.

"Kamu semakin berani sama saya!" bentak Vakar. "Asal kamu tau mama kamu itu memang udah penyakitan dari dulu, jadi jangan salahkan saya dalam kematiannya!" sergah Vakar.

𝐏𝐥𝐮𝐯𝐢𝐨𝐩𝐡𝐢𝐥𝐞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang