"kejebak hujan bisa neduh, tapi kalo kejebak suka duluan, tapi nggak disukai balik bisa apa?"
💐💐💐
Pukul 12 malam Jazziel tengah mengendarai samsul, yaitu motor vespa kesayangannya, ia mengendarai Vespa itu dengan cepat. Namun, tetap saja terlihat lambat namanya juga sudah motor tua, dan sering sekali ban depannya lepas dengan sendirinya.
Cowok itu tidak sendirian, ia bersama dua temannya. Ada Hilo yang duduk menyamping dibelakang dan, Jaendra yang terhimpit ditengah-tengah. Jaendra sedang sekarat, katanya tadi cowok itu mengeluh karena matanya kelilipan kecoa, bahkan matanya sekarang sedikit buram.
"Zel! Ngebut anjing!" maki Hilo seraya menjitak helm bogo Jazziel.
"Sabar bangsat! Ntar samsul ngambek kita yang bahaya!" balas Jazziel kesal.
Jaendra membuka perlahan matanya dan menutupnya kembali karena masih terasa perih. Ia meremas jaket yang dikenakan Jazziel, sambil menunjuk ke arah pohon beringin yang besar.
"G-gue li-at a-ada ya-ng pu-tih-p-putih di-sana----"
Satu pukulan mendarat di lengan Jaendra. Hilo lah pelakunya. Karena hal itu membuat Hilo sedikit merinding, kan tidak lucu jika tiba-tiba mereka dibegal sama mba-mba kunti.
"Diem lo! Itu dimata lo banyak beleknya! makanya penglihatan lo jadi nggak jelas!" sahut Jazziel tak ingin ambil pusing.
"T-tapi g-gue bener---" mata Jaendra kembali terpejam dan tubuhnya melemah, lalu menjatuhkan kepalanya di bahu Jazziel.
"Eh bangun lo! Jangan mati dulu!" ucap Hilo sambil menampar pipi Jaendra.
Begitu Jazziel merasa tubuh Jaendra sangat lemah, ia mempercepat laju motornya. Jazziel tak mau jika temannya itu buta. Kali ini vespa itu benar-benar cepat sampai membuat gigi Hilo ingin lepas.
Sesampainya dirumah salah satu bidan. Jazziel mengetuk pintu itu dengan sangat kuat sampai-sampai membuat pintunya hampir terlepas. Untungnya pemilik rumah sudah keluar.
"Ada apa ini malam-malam ribut didepan rumah saya?" tanya Bu Gordian selaku pemilik rumah.
"Bu Gor Gor tolong! Temen saya sakit parah!" ucap Jazziel sedikit meninggikan suaranya.
"Ndra bangun lo! Hutang es dawet kemarin belum lo bayar!" sambung Jazziel sambil membopong tubuh Jaendra.
"Balikin dulu pulpen gue yang lo ambil dimeja kemarin!" lanjut Hilo.
Keributan itu membuat Bu Gordian hampir darah tinggi. Ia pusing harus bagaimana menghadapi tiga remaja ini, karena hal seperti ini tidak cocok dengan pekerjaannya.
"Tapi saya bukan----"
"Kami angkat dulu ya Bu ke brankar, biar lebih enak meriksanya." potong Jazziel.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐥𝐮𝐯𝐢𝐨𝐩𝐡𝐢𝐥𝐞
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA KARENA SEBAGIAN PART DI PRIVATE! Ini cerita tentang Jazziel Kavindra dan Lavanya Freissy Jenitra. Jazziel yang dikenal sebagai cowok jail dan humoris serta Vanya yang dikenal sebagai cewek dingin dan cuek. Jazziel yang doyan m...