Tatapan.

218 33 1
                                    

"DEL, LARI! "


"GAUSAH NUNGGUIN DEL, LARI"


"DEL, NGAPAIN BODOH? PERGI DARI SINI"


"ADEL, JANGAN DIEM DOANG, LARI!"




...




Adel, ia terbangun dengan keadaan yang kacau karena mimpi buruk yang di alaminya. Lagi dan lagi, mimpi tentang kakaknya, Azizi. Akhir - akhir ini Adel memang sering memimpikan kakaknya itu. Adel benci harus memimpikan kakaknya, karena ia tidak mau mengenang masa - masa buruk itu.Semua hal yang terjadi saat itu muncul dimimpinya. suara orang - orang yang berteriak, suara mobil polisi dan ambulans, dan terakhir suara Azizi yang berteriak menyuruhnya pergi. Tempat itu juga masih terlihat jerlas dimimpinya. Kadang Adel berpikir, mengapa semesta melakukan ini padanya, mengapa ia mengambil Azizi darinya, hal buruk apa yang telah ia perbuat sampai - sampai semesta tega memberikan suatu trauma yang belum bisa sembuh sampai saat ini.

Setelah beberapa lama, Adel memutuskan untuk bangun dan duduk sebentar. Badannya sakit, oh iya... ia tidur dilantai semalaman, semua ini karena Ashel. Padahal hari ini ada pelajaran olahraga di jam pertama tapi badannya sudah sakit semua. Adel akhirnya memaksakan dirinya untuk tetap bangun dan melihat ke kasur. Ashel? kemana gadis itu pergi? apa dia sudah pulang? ah yasudah lah, untuk apa Adel peduli tentang Ashel juga. Adel berjalan menuju lemari untuk mengambil handuk dan seragamnya lalu ia berjalan ke kamar mandi.

15 menit berlalu, Adel kini keluar dengan seragamnya yang berantakan. Adel memang tidakk pernah memakai seragam dengan rapi. Kancing bajunya yang paling atas terbuka, dasinya tidak berbentuk, kemejanya keluar dari roknya, entah seragam macam apa itu. Dasar Adel, mentang - mentah Azizi sudah tidak ada ia bisa memakai seragam sembarangan. Adel sekarang berjalan keluar dari kamarnya menuju dapur yang berada di ruang keluarga untuk sarapan.

"Pagi Dedel" sapa Christy. "Pagi, tumben manggilnya gitu." jawab Adel yang kini sudah duduk di depan kakaknya dengan roti bakar di tangannya. "Emang gaboleh?" ucap Christy. "Boleh si" balas Adel. "Eh kak, si Ashel Ashel itu kemana? dikamar udah ga ada" tanya Adel sambil mengunyah roti bakarnya. "Udah pulang sekalian berangkat sekolah tadi pagi, ada supirnya jemput depan rumah tadi" jawab Christy. Adel hanya menganggukkan kepalanya lalu fokus makan. "Cie nyariin" lanjut Christy. Adel yang mendengar ucapan kakaknya itu tersedak, "Hm kan, ni minum dulu ni" ucap Christy santai sambil menyodorkan segelas susu kepada Adel. "Panik amat del, kenapa?" tanya Christy sambil tersenyum seperti mengejek Adel, "Hah gapapa, udah aku mau berangkat. Aku bawa mobil ya, kakak ga ada kuliah kan? aku berangkat ya, bye" ucap Adel terburu - buru lalu berjalan cepat menuju ke garasi depan. "Dasar anak - anak" gumam Christy sambil menggeleng - gelengkan kepalanya



...



Disekolah, dikelas Adel lebih spesifiknya, Adel duduk bersama tiga temannya yaitu Olla, Oniel, dan Lulu. Olla adalah teman Adel sejak kelas 1 SMP dan merupakan orang yang paling Adel percaya untul bercerita. Kalau Oniel adalah teman Adel dari kelas 3 SMP, Oniel biasanya dipanggil "Pak Oniel" karena jokes bapak bapaknya. Yang terakhir, Lulu, adalah sepupu Adel, Lulu orang yang hampir mirip dengan Oniel, humoris. "Del, lo kenapa? sakit?" tanya Olla. "Badan gue anjir, sakit semua" jawab Adel sambil memijat pundaknya. "Kok bisa? kan kasur lo seempuk awan" tanya Oniel. "Gue tidur di lantai" jawab Adel. "Ngapain jir? kayak orang ga punya kasur aja" ucap Oniel kepada Adel sambil tertawa. "Semalem ada temennya kakak gue, nah dia nginep tu. Yaudah, kakak gue ga mau dia tidur di kamar tamu jadi dia tidur di kamar. Kakak gue juga nyuruh buat gue tidur di lantai aja, biarin itu temennya tidur di kasur." jelas Adel kepada ketiga temannya itu. "Siapa temennya? seumuran kakak lo gitu?" tanya Oniel. "Seumuran kita si katanya, namanya Ashel ato apalah gitu" jawab Adel yang masih saja memijat pundaknya.

My Heart is YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang