Setiap orang pasti memiliki titik dimana hidup tak lagi berarti baginya. Hidup hanya sekadar menjalaninya, tanpa tahu arah dan tujuan. Terlihat tidak ada gunanya bukan?
Hal tersebut sudah biasa bagi Clara. Dunia seakan tidak membiarkan ia hidup tenang, walau hanya sekali saja. Ia selalu dibandingkan dengan Devano. Setiap mengingatnya, sesak di dadanya tak kunjung pudar
"Apakah salah menjadi berbeda?"
Pemikiran itu selalu tertanam di benaknya. Ia seakan tidak pantas untuk hidup di dunia ini. Mereka berlagak seakan menjadi Tuhan di dalam hidupnya
"Aku benci saat tidak bisa menyangkal perkataan setiap orang padaku. Karena kutahu, semua itu adalah kenyataan."
Sering Clara berharap, ia tidak akan terbangun esok harinya. Nyatanya, Tuhan selalu menarik nya kembali ke realita. Bahwa inilah ia. Seorang yang bodoh, bahkan tidak tahu tujuan nya dilahirkan jika memang seperti ini.
"Apakah aku begitu buruk? Sehingga tidak ada yang mau menerimaku?"
Kenyataan nya, ia masih punya Devano, sang kakak yang selalu mendukungnya. Ia yang rela mengulurkan tangannya bahkan disaat dirinya sendiri sedang kesusahan.
Clara tidak sanggup menahan semuanya sendirian. Terlalu banyak sakit yang ia terima, bahkan dari orang tuanya sendiri.
"KAMU MALU-MALUIN AJA JADI ANAK. LIHAT TUH VANO, GA KAYAK KAMU YANG BODOH. SAYA MENYESAL PUNYA ANAK SEPERTI KAMU." bentakan tersebut masih ia ingat hingga saat ini
Hidupnya semakin tidak tentu arah. Bahkan, mimpi satu-satunya juga berhasil dipatahkan oleh orang tuanya. Tidak, ia tidak membenci Devano. Tidak akan pernah. Ia hanya menyayangkan kenapa hidupnya tidak seberuntung kakaknya.
"Bahkan jika bisa memilih, aku memilih untuk tidak dilahirkan. Jika itu membuat papa dan mama merasa malu memiliku."
Setiap hari, ia berdoa kepada Tuhan agar menjemput nya. Karena baginya, hidup dan mati seakan tidak ada bedanya.
Kini, ia hanya bisa terus berharap akan keajaiban...
Yang mungkin akan datang padanya
Atau mungkin tidak akan pernah datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Different with My Brother
Teen Fiction"Gue capek, gue selalu aja dibandingin sama kakak gue. Kenapa mereka ga pernah paham kalo setiap individu punya bakat nya masing2" Ini kisah tentang Clara, gadis introvert yang selalu dibanding-bandingkan dengan sang kakak. Orang orang menganggapnya...