Bff - Firstkhao

prolog

"Kanaaa!"
Teriak sesorang sambil berlari ke arahnya.

First yang mendengar namanya dipanggil pun menoleh ke arah sumber suara.
"Ada apa sih tereak² , orang - orang nengok semua gara gara lo"
Ucapnya sembari mencubit pucuk hidung khaotung sambil tersenyum kecil.

"Hehe"
"Lo tau kann cewek kelas sebelah yang gua kasih tau kemarenn"
Semangat khao.

"Tau"
"Kenapa"
Ucap first datar.

"Dia ternyata suka sama guaa"
Senyumnya terukir sangat lebar saat memberitahu itu

First tetap tersenyum meski ada rasa sesak yang timbul di dadanya.

"Wahh, lo pelet ya haha"
Candanya.

"Belum sempet gua pelet dia juga udah terpesona sama gua"
Ucapnya sambil menjulurkan lidahnya meledek.

Gemasnya, batin first.
Meskipun ia memiliki rasa kepada khaotung, ia membiarkannya bersama pilihannya, yang penting khaotung tetap ada di sampingnya itu sudah cukup baginya.

Ia belum pernah menyatakan rasanya pada khao.
Takutnya, jika ia menyatakan rasa sekarang, dia mungkin akan menjauh, ia tidak tahu juga kan khaotung suka sesama jenis atau tidak.

"Terus, lo pacaran sama dia? "
Tanya first

"Belom.."
"Gua bingung mau nembak dianya, malu"
Ucapnya sambil menggaruk tengkuk yang tak gatal itu

"Yah gembell, kirain langsung sat set pacaran"
Ejekk first sambil tertawa

"Ngeledek bat si lu"
Sambil memukul pelan lengan first

"Wkkw nanti gua bantuin dehh, dijamin langsung jadian"
Tawar first

Entah kenapa ia menawarkan bantuan itu kepada orang yang di sukainya.
Emg kelewat dungu.

"Wihh, bener yaa"
"Emang sohib gua paling terbaik"
Ucapnya sambil mencium pipi first sekilas.

First tidak kaget dengan perlakuan khaotung itu, mereka memang sudah biasa saling mencium pipi seperti itu, namun hati first rasanya ingin meledak saat itu juga.

Ӝ

.
.
.
.

Ӝ