"Untuk kalian yang sedang berjuang, semangat dan untuk kalian yang sedang patah, semoga lekas sembuh!"
~De Raicle~
***
"Kalau kamu memang ada main belakang, bilang. Jujur, gak harus bohong!" Alana berusaha meredam amarahnya, setelah beberapa menit berhadapan dengan sosok Alvano.
"Al, bisa tolong paham kata-kata aku? Aku bisa capek juga, asal kamu tau!" balas Alana yang sudah lelah mendengarkan Alvano.
"Aku cuma minta kamu jujur!" balas Alvano dengan suara tinggi. Alana terdiam dan menutup matanya sejenak untuk meredam keterkejutannya.
"Lagi?" tanya Alana pelan. Gadis itu paling tidak bisa jika mendengarkan suara tinggi atau bentakan.
"Alana. Maksud aku bukan gitu, sayang," balas Alvano yang tersadar dengan tingkahnya beberapa saat lalu.
"Aku capek disuruh akuin, apa yang gak kulakuin," ucap Alana yang perlahan meneteskan air matanya. Ia lelah dengan keadaannya saat ini. Ia lelah terus terikat dengan lelaki penuh penekanan di depannya saat ini.
"Yah, aku minta maaf, gak lagi aku tinggiin suara, ayy," balas Alvano.
"Aku mau istirahat," ucap Alana meninggalkan Alvano seorang diri.
"Ahk, capek banget anjir," ucap Alana yang sudah pergi agak jauh dari Alvano.
"Komitmen ini harus aku selesaiin secepatnya!" sambung Alana lagi.
Setelah pertemuan Alana dan Alvano di taman dekat kampus Alana. Kini Alana berada di Markas Zealous dan apa yang paling tidak ia inginkan, kini ada dihadapannya.
"Hai," sapa Rangga yang ternyata lebih dulu ada di Markas Zealous.
"Hmm," balas Alana sambil berjalan ke sebuah sofa yang biasanya mereka gunakan saat sedang berkumpul
"Kenapa? Ada masalah?" tanya Rangga bingung.
"Gak ada. Semua aman," jawab Alana cepat.
"Terus? Muka lo itu paling gak bisa bohon, Al," balas Rangga.
"Syutt! Udah, pala gue sakit, nih!" pinta Alana dan menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa.
"Istirahatlah. Lo tuh kebanyakan ini, tapi gak pernah istirahat," ucap Rangga.
"Bacot," balas Alana yang lelah.
"Kalau ditanyain denger, bukan gitu cara balasnya!" ucap Rangga tegas.
"Mending, lo selesain urusan lo. Gak usah berisik di sini. Karena gue yakin, tuh bocah pasti datang lagi ke sini!" balas Alana yang tahu pasti sosok Aina, setelah kejadian dua hari yang lalu.
"Gue bodoh sih, jarang ini dulu. Makanya gak tau, kapan kalian dekat," sambung Alana lagi.
"Bodoh. Lupa yang gue ceritaiin beberapa hari yang lalu? Atau gimana?" tanya Rangga.
"Gak percaya gue. Lo tau siapa yang paling gak gue percaya di dunia ini?" tanya Alana menatap Rangga lurus.
"Siapa?" tanya Rangga penasaran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rangga (Hiatus)
Teen FictionCerita ini dibuat, untuk melegakan hati sih pembuat! Suka, tidak suka, itu urusan kalian. "Haha, pada kisah inipun, kamu tidak berniat sekalipun untuk menyakitiku!" ~De Raicle~