Sepanjang perjalanan menuju barak, hanya ada keheningan diantara mereka, hanya suara kaki kuda yang terdengar.
Setelah sampai, Juwita langsung melenggang begitu saja, ia tidak ingin melihat wajah Frederick, ia tidak ingin berbicara lebih lama lagi.
Frederick yang baru saja selesai memasukan kudanya, ia segera mengejar Juwita sedari tadi banyak diam.
"Juwita tunggu!"
Namun Juwita berpura-pura tidak mendengar panggilan Frederick, ia berusaha mempercepat langkah kakinya, agar ia cepat selesai sampai kamarnya. Namun Frederick juga tak mau kalah cepat dari Juwita, tepat saat sudah mencapai lorong, Frederick meraih tangan Juwita dan membalikkan tubuh Juwita menyandarkan tubuhnya pada dinding.
Frederick memegang kedua bahu Juwita. "Kau kenapa?"
Juwita membuang muka, tidak ingin menatap wajah Fredercik, namun Frederick memegang dagunya, "tatap aku Juwita! dan jawab pertanyaanku" Tanyanya lagi.
Juwita menatap Frederick dengan tatapan datar, "aku tidak apa-apa, memangnya kenapa?"
Frederick menggelengkan kepalanya, ia paham tidak biasanya Juwita bersikap dingin dan banyak diam seperti itu.
Juwita langsung melepaskan tubuhnya dari kukuhan tangan Frederick, "aku lelah, aku mau istirahat"
"Kau mau istirahat? Ayo istirahat di ruanganku!" Tegas Frederick yang menarik tangannya ke ruangannya.
Genggaman tangan Frederick pada lengannya yang kuat membuat Juwita tak bisa berkutik, ia pasrah yang akhirnya ia masuk ke ruangan Frederick.
Frederick langsung menutup pintu dan menguncinya.
Dada Juwita naik turun, mengatur nafasnya sedikit kelelahan mengikuti langkah kaki Frederick.
Perasaan kesal dan cemburu masih belum hilang, membuat Juwita begitu muak dengan situasi saat ini, Frederick bukan siapa-siapanya, bahkan dikatakan teman pun sepertinya bukan, ia tidak tahu statusnya sekarang dengan Frederick, tapi ia tidak rela jika Frederick berdekatan dengan gadis lain, apalagi jika gadis itu adalah Marianne yang notabennya adalah sesama bangsanya. Juwita pasti akan kalah telak dari segi apapun.
Frederick yang menyadari Juwita diam terus menerus bahkan sekarang malah melamun.
"Kau bilang tadi lelah dan ingin istirahat?" Tanya Frederick sambil membuka jas hitamnya.
Perkataan Frederick langsung membuyarkan lamunannya, dan menghela nafas panjang.
Ia segera menyimpan kantung teh yang di berikan oleh Jagat itu pada meja di samping ranjang dan membuka sanggulan rambutnya, dengan menatap malas wajah Frederick, ia segera membaringkan tubuhnya dan membelakangi Frederick.
Melihat wajah Juwita yang seperti itu Frederick malah mengulum senyum, entah kenapa menurutnya ekspresi itu malah membuatnya terlihat lucu dan menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS PRIBUMI | KARINA
Historical FictionKisah Berlatar tahun 1942 masa peralihan kekuasaan Hindia Belanda dari Belanda ke Jepang. Cast NCT~AESPA