My Harem

Bab 1 : Beginning

Happy Reading!
Jangan lupa vote di awal atau di akhir
.
.
.
.
.

------

"Cut!"

"Bagus - bagus acting kamu memang tidak perlu di pertanyakan lagi nona Jasmine." Ucap sutradara gendut yang terlihat puas atas hasil rekaman film nya yang di bintangi oleh aktris wanita ternama.

Siapa lagi kalau bukan Jasmine Faloca?

Terkenal akan prestasi nya di dunia hiburan, mendapatkan banyak dukungan, penghargaan, pujian, dan tak jarang juga ada kritikan pedas dari para hatersnya.

Di usia nya yang kini mencapai kepala dua itu sukses membintangi segala macam acara - acara baik di majalah, tv, maupun radio.

"Terima kasih." Ucap Jasmine tersenyum lembut dan anggun.

Rambut nya yang di kepang dipadukan dengan dress berwarna biru, membuatnya terlihat anggun dan mempesona.

Penonton yang menyaksikan syuting langsung tersebut pun ikut berkomentar.

"Wah lihatlah Jasmine ia begitu rendah hati." Ibu 1

"Kau benar, rasanya jika aku mempunyai menantu sepertinya tak perlu susah bukan?." Ibu 2

"Kau benar. Selain rendah hati dia juga terkenal rajin." Tanggap ibu 3

Dll.

'Ah bukan kah ini menyenangkan?'

Tanpa di sadari semua orang, aktris yang di puji - puji itu pun menunduk dan mengeluarkan seringai nya beberapa detik.

"Aih. Baiklah istirahat, nanti kita lanjutkan syuting nya lagi." Putus sutradara itu yang melihat Jasmine yang menunduk mungkin sedikit kelelahan, pikirnya.

"Baik sutradara, terima kasih atas pengertian nya." Ucap Jasmine yang terasa tulus.

'Cih membosankan." Batin nya yang sangat berbeda sekali bukan dengan luarnya yang sedang tersenyum lembut.

"Hm tidak masalah." Balas si sutradara.

"Baiklah, jika begitu saya izin ke ruang istirahat." Jasmine sedikit membungkuk tanda hormat.

Orang - orang yang melihat itu pun segera berbisik - bisik.

"Aih selain sukses di usia muda, lihatlah ia begitu rendah hati." Ucap pemuda yang adalah fans Jasmine.

"Kau benar. Etika nya sangat terdidik." Timpal pemuda 2, seorang reporter.

"Ya kau bisa istirahat di tenda Jasmine." Si sutradara pun bangkit dan kembali memeriksa barang - barang untuk take selanjutnya.

--------

"Hah melelahkan! Tidak kah pak tua itu sadar jika syuting di pantai akan membuat kulit ku terbakar sinar matahari!?" Ujar kesal Jasmine saat kembali ke tempat istirahat nya bersama asisten sekaligus sahabat nya.

"Hahahaa. Sabarlah Jasmine. Bukan kah ini setimpal dengan bayaran mu? Dan ekhem bukan kah Adam kekasih mu dalam film itu cukup tampan?." Balas sahabatnya.

"Cih berhentilah memujinya Madeline. Jika kau suka lemparkan saja tubuh mu kepada nya." Jasmine yang kesal pun asal ngomong.

"Aish berhentilah omong kosong! Meskipun aku menyukai nya aku tak akan melakukan hal menjijikan itu." Madeline hanya bisa menghela nafas memperhatikan mood boss nya sekaligus sahabatnya itu.

Tak memperdulikan Madeline, Jasmine pun memejam kan matanya sembari menyender di kursi empuk.

Madeline yang melihat itu hanya bisa diam dan menatap Jasmine kasihan

Bagaimana tidak?

Waktu masih kelas menengah pertama, ia bertemu dengan Jasmine karena gadis itu yang menolong nya sewaktu dirinya di bully oleh siswi - siswi berpakaian seperti jalang.

Setelah di tolong pun, ia merasa bahwa Jasmine sangatlah keren!

Ia pikir Jasmine adalah seorang gadis yang kuat, namun siapa sangka?

Setelah menjalin pertemanan dengan nya, ia melihat sendiri bagaimana keluarga gadis itu yang terpecah belah.

Ayah nya yang selingkuh dengan seorang jalang dan lebih parahnya lagi mempunyai anak dari rahim jalang tersebut.

Ibu Jasmine yang kembali ke negara asalnya seolah kehadiran Jasmine tidaklah berharga bagi kedua orang tuanya.

Sangat miris bukan?

Yah..

Tapi semua orang punya kelebihan dan kekurangan.

Jasmine cantik? Iya.

Jasmine kaya? Iya.

Jasmine jago beladiri? Iya.

Semuanya yang ia punya tak membuat nya bisa tersenyum lepas seperti masa kecilnya.

Yang ada di hati Jasmine adalah kakeknya dan neneknya sedari kecil. Mereka berdua lah yahg merawat nya semenjak orang tuanya pisah.

Harta warisan dari kakek nenek nya tak cukup membuat ia merasa bahagia.

Namun setidaknya sebagai sahabat yang berbudi luhur, ia bisa membagi orang tuanya kepada Jasmine agar Jasmine tau bagaimana rasanya mempunyai ayah dan ibu yang utuh.

Kedua orang tua Madeline sangatlah dekat dengan Jasmine. Iya! Mereka di perlakukan bagai adik dan kakak.

Ya memang sih, Madeline sudah menganggap jasmine seperti kakak kandunganya, berhubung dia anak tunggal dari keluarga sederhana.

Namun Jasmine justru menjadi hangat bila berkumpul bersama keluarga Madeline, berbeda seperti sekarang yang macam reog.

Walaupun mulutnya pedas, ia tak ambil pusing karena ia tau bagaimana sikap Jasmine yang sebenarnya tidak bermaksud menyakiti hati seseorang.

Hanya saja emosi nya kadang tidak bisa terkontrol oleh orang terdekatnya yang mengetahui sifat asli dari seorang Jasmine Faloca

Tak ingin ambil pusing atas pemikiran nya, Madeline pun keluar untuk mengambil baju ganti untuk syuting selanjutnya.

_______

Merasa pintu di tutup, Jasmine pun membuka kedua kelopak matanya dan mengedarkan pandangan nya.

Kosong.

Haish.

Bagaimana bestie laknat satu itu meninggalkan ku ketika hampir tertidur ini?

Memikirkan nya membuat Jasmine kesal.

Saat mengedarkan pandangan nya tak sengaja dirinya melihat sebuah buku novel terjepit di antara jendela.

Merasa bosan juga, ia pun beranjak dan mengambil buku tersebut.

"My love?" Bergumam Jasmine setelah melihat judul dari buku tersebut.

"Menarik."

Setelah mengatakan itu ia pun kembali ke kursi kebesarannya dan mulai membalik halaman demi halaman.

.....

Beberapa menit kemudian tercetak raut wajah kesal dari wajah cantik nan manis itu.

Mengapa?

Hingga tak terasa, ia pun sudah sampai akhir bab dari novel tersebut. Ia pun membalik halaman terakhir

Terheran - heran dengan kertas kosong yang diliatnya, ia pun membalikan nya lagi hingga akhir sampul buku.

Tanpa di sangka...

"Akh! Shit!."

Panik! Itulah yang menggambarkan keadaan Jasmine ketika tiba - tiba halaman buku tersebut mengeluarkan cahaya yang menyilaukan mata.

Seolah tertekan oleh pusing yang melandanya, Jasmine pun jatuh pingsan dan tertarik masuk ke dalam buku novel tersebut.

--------

Bersambung....