Bab 3 : William?

86 11 0
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa vote di awal atau di akhir.
.
.
.
.
.

_________

Pemuda tampan yang di tolong oleh Jasmine itu tak bisa mengalihkan pandangan nya dari seorang gadis cantik yang terlelap dalam dekapan nya.

Yah dekapan nya..?!!!

Pemuda tampan tersebut membawa Jasmine ke dalam dekapan nya agar badan bidadarinya tidak sakit ketika bangun.

sekalian modus xixixix

Eh...bidadarinya?

Entahlah.

Ia juga bingung kenapa ia sangat ingin memiliki gadis yang sudah mencuri hatinya sejak pandangan pertama bertemu.

Dirinya juga rela tak bergerak agar membuat gadis itu tetap nyaman terlelap dalam pelukan nya yang sangat hangat dan nyaman tersebut.

Diusapnya rambut emas yang sangat lembut itu dengan lembut. Menatap gaids itu rumit.

...

Syut!

Tak berselang lama.

Dua orang lelaki berpakaian serba hitam tiba - tiba berlutut di hadapan pemuda tampan tersebut.

"Salam yang mulia duke, dewa memberkatimu. Lapor, penghianat telah kami tangkap dan sekarang sudah terkurung di penjara bawah tanah." Ucap lelaki bermata hijau daun sambil membungkuk hormat.

Pemuda tampan yang mendengar itu hanya berdehem tanpa mengalihkan pandangan nya dari gadis cantik yang sudah menolongnya kini masih terlelap di dekapan nya.

Merasa tanda - tanda tak bangun dari gadis yang tertidur pulas itu, ia pun menghela nafas dan beralih menggedong nya ala bridal style.

"Reon, cambuk penghianat itu. Siapkan pemenggalan untuknya besok." Ucapan yang terdengar kejam tersebut membuat dua anak buahnya merinding.

Tatapan mata pemuda itu masih menatap lembut gadis yang sudah menolongnya.

"B-...baik yang mulia. Kami p-pamit.." Ucap pengawal yang bernama Reon itu, sedangkan yang bernama Micky hanya diam.

Segera setelahnya, kedua pemuda tersebut menghilang dalam sekejap.

"Baiklah sekarang tinggal kita berdua my heart...

atau harus ku panggil

Calon duchess?" Seringai kecil dengan kilatan obsesi yang terlihat begitu bahagia muncul di mimik wajah tersebut.

Memikirkan nya saja membuat ia senang bukan kepalang.

Ahh....

Bagaimana jika menikah dan menjadikan miliknya seorang esok??...

Hm menarik.

________

Jasmine POV

Ugh gatal sekali hidungku!

Mengerjab, aku mencoba membuka mata yang sudah seperti lem ini.

Menyesuaikan cahaya, aku pun mengumpulkan nyawa.

Setelah pengelihatan ku jelas, ku lihat seorang pemuda tampan yang ku tolong tengah manatap ke arah ku tanpa atasan busana.

Owh hell!

Bagaimana ini ges!

8 kotak.

Perfect!

Pemuda tampan yang mengamati Jasmine sedari tadi tersebut pun terkekeh.

"Menganggumi ku babe?" Pemuda tampan yang mengeluarkan suara serak serak basah nan sexy itu pun tersenyum menggoda.

_____

Hanya butuh beberapa detik, Jasmine dengan cepat mengendalikan dirinya dan balas menatap pemuda tersebut dengan tatapan lugu dan polos.

"Kamu siapa?"

Berujar polos dengan mata yang menatap dalam netra biru safir milik si pemuda tampan yang di tolongnya itu.

Yah...seingatnya ia tertidur seperti gembel di tengah hutan setelah menolong pemuda tampan yang sayangnya sangat MEREPOTKAN NYA ini.

Bukan nya segera menjawab, pemuda tampan itu malah menyeringai licik.

"Aku?."

"Tentu saja aku adalah calon suami mu istri kecilku." Ucapnya sambil mendekatkan dirinya dan memegang dagu Jasmine.

Jasmine yang memang sedari awal ingin mencipok bibir pemuda bersurai hitam itu, dengan polosnya juga ikut memajukan wajahnya ke samping sehingga terjadi kecupan beberapa detik.

Pemuda tampan yang mendapatkan tindakan agresif itu pun membeku.

Sial! Kenapa kecupan gadis ini sangat manis?!!

"Kau harus bertanggung jawab my love."

Segera setelah mengatakan itu, ia pun menahan tengkuk Jasmine dan melumat bibir manis yang sempat bertengger di bibirnya tadi.

Umhh ...

Jasmine memukul dada bidang pemuda tampan itu ketika pasukan oksigen nya menipis.

Ciuman tadi begitu menggebu - gebu.

Jasmine bersitatap dengan pemuda tampan tersebut.

Mengambil tindakan agresif, Jasmine naik ke pangkuan si pria tampan.

"Bukan kah tidak sopan mengklaim diriku sebagai milik mu sedangkan aku tidak mengetahui namamu?."

Jasmine pun mengelus - elus dagu si pemuda tampan yang tampak menikmati usapan tangan lembut nan halus itu.

"Hm. Namaku William De Arestan. Panggil aku willi atau sayang." Ujarnya dengan memeluk pinggang jasmine dan menenggelamkan kepalanya di dada empuk jasmine.

Nyaman.

Jasmine yang memang sudah terbiasa dengan adegan seperti itu pun mengelus rambut si pemuda dengan lembut.

"Jasmine, ingat nama ku sayang." Ucap Jasmine mengecup rambut pemuda itu.

Wangi.

"Baiklah mine." Ujar William

Tak berselang lama, seringai nakal muncul di mimik wajah tampan itu.

Dan...










Nungguin yaa....

__________

Bersambung..

Buahahahhaaa kasian dah.

Jangan lupa vote diawal dan diakhir.

Sampai jumpa lagi di part selanjutnya.

Babay

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Harem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang