Chapter 6

140 11 2
                                    




Masih tersisa lima belas menit sebelum selesai belajar di penghujung hari ini. aku duduk memandang dosen yang berdiri dan mengajar di depan ketika menggunakan laser yang dipegangnya untuk menerangi layar proyektor baris demi baris dan mengajarkan dinamika yang kami pelajari. Aku mengetukkan jari di atas meja dengan cemas karena aku ingin cepat menyelesaikan mata kuliah hari ini. Aku sudah belajar dari pagi dan otakku sudah Lelah. Jurusanku mengharuskan ku banyak mengikuti mata kuliah yang berhubungan dengan matematika dan sebagainya. Jika kau bertanya mengenai Teknik Mesin, izinkan aku secara singkat mengatakan bahwa di jurusan ini, kami belajar tentang mekanika dalam bentuk-bentuk seperti padatan, dinamika, statis, fluida, getaran, energi termodinamika Perpindahan panas, sistem pendinginan dan pembakaran, sistem pembangkit listrik, tentang kontrol, kontrol otomatis, sinyal dan sistem, Instrumen dan pengukuran, yah... sesuatu seperti itu.

"Apa yang membuatmu duduk dengan cemberut?"

Martin menoleh ke arahku dan bertanya, saat aku duduk dengan lelah melihat ke depan ruangan. Tapi pertanyaan itu membuatku mengangkat alis sangat tinggi.

"Aku cemberut? Tidak, aku biasa saja!"

"Tidak... Tidak biasanya kau begini. Beberapa hari ini kau selalu terlihat dalam suasana hati yang buruk. Apa kau bertengkar dengan Mew?"

"Tidak, aku sudah tidak pernah bicara lagi dengannya."

"Belum pernah berbicara satu sama lain sejak pertengkaran terakhir kalian? Wow, Ini sudah hampir satu bulan."

"Ya."

Menanggapi kebenaran dengan suara yang tenang dan tenang, aku hampir tidak bisa merasakan apa-apa tentang Mew. Meskipun biasanya aku yang akan kembali dan meminta maaf kepada Mew setiap kali kami bertengkar, tidak peduli seberapa besar atau kecilnya pertengkarang yang terjadi. Tapi kali ini aku tidak merasakan hal yang sama. Aku tidak tahu kenapa. Aku bingung dengan diri ku sendiri selama berhari-hari ini.

Pertanyaan mengenai apa aku masih menyukai wanita atau tidak, terus berputar di kepalaku. Kenyataannya, saat ini aku tidak tertarik pada wanita manapun. Biasanya, aku tidak pernah melajang lebih dari dua minggu. Ketika aku putus dengan seseorang, maka aku akan dengan cepat menemukan penggantinya.Tapi kali ini, aku tidak tertarik sama sekali untuk meilirik atau bahkan melayani para wanita yang kerap mendatangiku dan memutuskan untuk melajang sudah hampir satu bulan.

Satu bulan!!! Sesuatu yang aneh dan tidak biasanya kulakukan.

Apa ada yang salah denganku...?

"Oh, apa kau tidak pulang? Kenapa kau melamun, Yacht?

Suara Vi, seorang teman transgender di grup, membuatku terkejut sebelum menoleh ke sekeliling ruangan dan menyadari bahwa kuliah sudah selesai dan orang-orang sudah mulai meninggalkan kelas. Jadi aku bergegas mengemasi buku dan peralatan tulis lainnya ke dalam tas.

"Apa kalian free malam ini?"

Setelah meletakkan tas di pundakku, dengan cepat aku bertanya kepada mereka. Martin, Pure dan Vivi mengangguk.

"Kenapa? Kau ingin minum?"

"Ya, bawa aku ke bar gay yang sebelumnya."

Semua orang berpaling untuk melihatku dengan mata terbelalak seolah-olah tidak percaya apa yang mereka dengar.

Jadi apa yang tadi ku katakan? Hei, kenapa aku meminta pergi ke bar gay? Aku membuang pikiran ini sebelum mengucapkannya lagi.

"Maksudku...di manapun... di manapun tidak masalah. aku hanya ingin sedikit mabuk."

"Oh....."

Mereka mengangguk sekali lagi dan setuju untuk pergi keluar untuk minum di bar. Pure akan membawa mobil dan menjemputku sebelum menjemput Pure dan Martin.

KNOCK OUT ENGINEERINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang