Chapter 3 ; CT Scan

219 9 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Dia mungkin punya banyak catatan nakal di sekolahnya, apalagi belum dihitung sama berapa kali Mingyu membolos," Obrolan yang menurutnya sangat penting, terima kasih Jeonghan sudah memberikan info penting pada Wonwoo.

Wonwoo dan Jeonghan melirik pintu yang dibuka, menampakkan dokter dan Mingyu serta Seungcheol di belakang dokter. Dokter menyapa Wonwoo dan Jeonghan, "Selamat siang Wonwoo," sapanya.

"Siang dokter," balas Wonwoo. Seungcheol membantu Jeonghan untuk menjauh dari brankar, mereka mengamati dokter yang sedang periksa rutin pada pasiennya.

Mingyu mendekat, "Keadaan Wonwoo sudah jauh lebih baik, sudah siap pulang sore ya?" Kekeh dokter, Wonwoo tersenyum malu.

"Namun, sebaiknya CT Scan harus di lakukan di bagian ankle Wonwoo," sambung dokter.

Perhatian mereka teralihkan pada ankle Wonwoo, benar saja ada memar ungu di sana, Wonwoo refleks menatap kakinya, apakah ia pernah terjatuh? mungkin karena kecelakaan yang di alaminya.

"Baik dok, kalau sekarang boleh?" tanya Mingyu, dokter tersenyum.

"Tentu saja boleh, saya tunggu di ruangan ya?" ujarnya, membungkuk dan keluar dari ruangan rawat Wonwoo. Sementara, pria bermarga Jeon itu memegangi memar di kakinya, tidak terasa sakit kok.

Keadaan hening, hingga Seungcheol dan Jeonghan pamit pergi, "Kami berdua pamit dulu, semoga Wonwoo cepat sembuh dan mungkin bisa main bersama," ujar Jeonghan, Mingyu mengangguk. Dia melambaikan tangannya saat kedua pria itu keluar dari ruangan.

"Mau pakai kursi roda atau jalan?" tawar Mingyu, Wonwoo menjawab. "Jalan," ujarnya. Mingyu mengangguk, membantu Wonwoo untuk turun dari kasurnya, memakaikan sandal rumah sakit pada suaminya.

Mingyu juga menyeret tiang infus, berjalan di samping Wonwoo. Mereka berdua keluar dari ruangan, di sambut dengan keadaan ramai rumah sakit, untuk pertama kalinya Wonwoo bisa merasakan udara selain di ruang rawat, rasanya segar sekali.

Mereka berdua menyita perhatian beberapa pasien dan penjenguk, ada yang berbisik karena keserasian mereka, juga ada yang gemas sendiri dengan perbedaan tinggi Wonwoo dan Mingyu, auhh sangat gemas sekali. Wonwoo mendongak sedikit untuk menatap wajah Mingyu dari samping, "Gyu, kenapa mereka ngeliat kita terus?" tanyanya.

Mingyu terkekeh, "Mereka iri sayang," ujar Mingyu, Wonwoo yang mendengar kata mesra dari Mingyu merasa malu.

"Kalo ga kuat, boleh minta gendong" lanjut Mingyu, Wonwoo hanya mengangguk, untung dia memakai kacamatanya, jika tidak semua pandangan di depan akan terasa blur.

Wonwoo itu minus -0.75, dan dia juga mengidap sindrom mata kering, makanya dia harus kemana-mana memakai kacamata kesayangannya itu. Mingyu menunduk ke bawah, menatap kacamata Wonwoo yang tampak sedikit usang dan sepertinya harus di ganti.

"Besok buang kacamatamu itu," ujaran Mingyu membuat Wonwoo membulatkan matanya tak terima.

"Kenapa gitu?"

"Akan aku belikan yang baru, sayang,"

"Stop bilang pake sayang, pake wonu atau nu aja," kesal Wonwoo. Astaga! Mingyu gemas sendiri mendengar ucapan Wonwoo yang menggunakan nada kesalnya, jika di perhatikan, Wonwoo terlihat kucing yang sedang marah-marah terus.

Mingyu mencubit pipi tirus Wonwoo, "Gemesin banget deh!"

"Aww! Gyu!" kesal Wonwoo hingga meninggikan suaranya, Mingyu tertawa.

Pasangan yang sangat serasi, mungkin?.

Mereka berdua sampai di ruang CT Scan, disambut dengan dokter tadi dan beberapa suster. Mereka mempersilahkan sepasang suami itu untuk masuk.

Pemeriksaan dimulai.

"Hasil CT Scan bisa diambil besok ya? dan saya akan memberikan salep pereda nyeri jika pasien mengalaminya," ujar dokter seraya memberikan sebuah salep kepada Mingyu, Wonwoo hanya memperhatikan interaksi itu.

"Terima kasih dokter, kami pamit dulu," Mingyu membungkuk, diikuti Wonwoo. Mereka berdua berjalan keluar dari ruang CT Scan, Mingyu merangkul pinggang Wonwoo saat berjalan bersama.

Di saat itulah, suster tadi memekik gemas melihat adegan itu, simpel sih tapi bikin iri!. "Berikan aku pasangan seperti Kim Mingyu tuhan," doanya sembari menyatukan kedua telapak tangan.











-





Mingyu mengganti bajunya dengan jaket dan celana jeans, mereka akan bersiap pulang. Tadi Mingyu sudah mengambil resep obat, Wonwoo juga sudah berganti pakaian dengan jaket tebal punya Mingyu yang memang terlihat sedikit longgar di tubuhnya.

Walaupun sudah memakai jaket tebal itu, Mingyu tetap memakaikan syal di leher Wonwoo dan terakhir dia memasukkan hot pack ke dalam saku tangan jaket, "Diluar dingin nu, aku takut kamu sakit," ujarnya lalu mengecup kening Wonwoo.

Wonwoo tersenyum senang, dia senang ada yang memperhatikannya, dan orang itu adalah Mingyu. "Aku ga selemah itu gyu, lagi pula menurut penglihatanku di luar ga terlalu dingin tuh," ucapnya sambil menunjuk jendela.

"Tetap dingin," tegas Mingyu. Wonwoo mengangguk mengerti, dia memasukan kedua tangannya ke dalam saku jaket, sangat hangat di sana. Mingyu membawa tas jinjing berukuran besar itu, entah isinya apa.

Tangannya yang menganggur menggenggam tangan kanan Wonwoo, mereka berdua jalan berdampingan menuju basement. Sesampainya disana, Mingyu membukakan pintu untuk Wonwoo, Wonwoo masuk ke dalam dan memakai seat beltnya.

Dia melonggarkan syal miliknya, kenapa sekarang terasa gerah? Mingyu masuk ke dalam dan menutup pintu mobil, mulai menyalakan mesin mobil, perhatiannya tertuju pada syal yang di pakai Wonwoo, dia kembali mengeratkan syal tersebut, "Jangan di longgarin nu," peringatnya.

"Gerah gyu," rengek Wonwoo.

"Nurut. sama. suami," ujar Mingyu penuh penekanan, Wonwoo hanya bisa pasrah, aura yang di keluarkan Mingyu sangat dominan dan tentu saja dia bisa merasakannya.

Mobil mulai meninggalkan basement, sepanjang perjalanan Wonwoo tidak mengalihkan pandangannya dari jalanan Seoul, apalagi tadi saat melewati festival tahunan, terlihat sangat menyenangkan dan ramai, Wonwoo ingin merasakan itu.

Namun, lagi lagi dia hanya bisa melihatnya, jika izin ke Mingyu, apakah akan mengizinkannya? Wonwoo mencoba. "Gyu, boleh berhenti sebentar ga?" Mingyu langsung menoleh ke suaminya lalu menggeleng.

"Mau kemana?"

Memang keadaan jalanan sedikit macet jadi mungkin ini kesempatan Wonwoo, "Mau beli gulali gyu, kayaknya enak banget," pinta Wonwoo sambil menujuk penjual gulali kapas yang sedang di serbu banyak pembeli.

"Nanti aku buatin di rumah nu," sahut Mingyu, Wonwoo memutar bola matanya malas, semua saja tidak diizinkan.

"Janji?" Wonwoo mengulurkan jari kelingkingnya ke depan Mingyu, Mingyu terkekeh, lagi dan lagi Wonwoo bersikap menggemaskan, dia menautkan jari kelingkingnya dengan milik Wonwoo.

"Ehm janji sayang," ujarnya.

Tit! Klakson di belakang mobil miliknya dibunyikan oleh sang pemilik, saat menoleh ke depan Mingyu melihat kelonggaran jalan karena mobil lain di depannya maju. Mingyu jadi asik sendiri dengan Wonwoo hingga ditegur oleh orang lain.

Wonwoo tertawa melihat wajah kesal Mingyu.

"Kenapa ketawa gitu?" tanya Mingyu tanpa menoleh pada Wonwoo.

"Kamu lucu gyu,"
























.

Golden Hour : MinwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang