2.Attention [C]

3 0 0
                                    

Setelah mendapat gambar yang diberikan oleh kekasihnya itu, Myungdae merasakan bawahnya terasa sesak, Myungdae mengirimkan balasan pesan kepada kekasihnya itu. Setelah bertukar pesan dengan kekasihnya itu, Myungdae harus menyelesaikan sesuatu yang di bawah sana sebelum Ia pulang, tidak mungkin Ia pulang dalam keadaan seperti ini.

Myungdae membuka resleting celananya itu dan sedikit menurunkan celana dalamnya agar miliknya keluar dengan leluasa. Tangan Myungdae mulai memegang miliknya dan tangannya itu Ia genggam pada miliknya lalu Ia mulai mengocok miliknya sendiri. Nafas Myungdae mulai berat dan Ia mendongakkan kepalanya itu sebagai rasa nikmat yang sedang Ia lakukan sekarang.

"Ahh..."

Myungdae mendongakkan kepalanya dan gerakan tangannya pada miliknya semakin cepat. Tak lama Myungdae mencapai klimaksnya. Myungdae melihat telapak tangannya itu dan cairan yang baru saja Ia keluarkan membasahi telapak tangannya, kemudian Myungdae mengambil tisu yang ada di atas meja kerjanya untuk membersihkan telapak tangannya itu. Setelah membersihkan telapak tangannya itu, Myungdae bergegas untuk pulang kerumah, Ia tak sabar ingin bertemu dengan kekasihnya yang berada dirumah.


-

Jiwon yang berada di dalam kamar itu merasa kesal karena kekasihnya tak kunjung pulang. Padahal saat Ia mengirim gambar tersebut kepada kekasihnya itu, Ia berharap kekasihnya akan segera pulang, namun harapan Jiwon sepertinya salah, Myungdae belum pulang.

"Ha... Dasar tua, sibuk banget"

Kata JIwon sembari mendumel.

Jiwon menolehkan kepalanya ke arah lemari Myungdae, Jiwon beranjak dari kasur dan Ia menghampiri lemari kekasihnya itu. Jiwon membuka lemari tersebut dan Ia melihat sebuah kotak mainan dewasa disana. JIwon mengambil kotak tersebut dan Ia bawa menuju ke kasur, Jiwon dapat melihat beberapa mainan dewasa saat Ia menghambur isi kotak tersebut di atas kasur.

Terlintas pikiran kotot pada Jiwon, Jiwon ingin memakai mainan dewasa tersebut sembari menunggu kekasihnya itu, karena Jiwon sedari tadi sudah tidak tahan ingin melakukan apa yang Ia ingin lakukan. Jiwon beralih untuk mengambil pelumas. Setelah mengambil pelumas, Jiwon kembali naik ke atas kasur dan melihat-lihat mainan dewasa tersebut satu persatu. Di antara ke empat mainan dewasa itu, Jiwon memilih vibrator untuk Ia mainkan.

Jiwon mulai membaluri vibrator tersebut, setelah itu, Jiwon melepas celana dalamnya dan mengarahkan vibrator tersebut tepat ke arah lubangnya yang sudah berkedut sedari tadi. Jiwon sedikit melebarkan kedua kakinya dan vibrator itu perlahan masuk ke dalam lubangnya.

"Nhh mhh"

Jiwon menggigit bibir bawahnya menahan desahannya saat vibrator itu masuk ke dalam lubangnya itu.

Suara pintu depan terbuka dan suara Myungdae terdengar memanggil nama Jiwon. Di saat yang bersamaan itu Jiwon tersentak dan Ia menekan tombol remot vibrator itu menjadi maksimum, remot yang Jiwon pegang terjatuh ke lantai, tentu saja itu membuat Jiwon sedikit berteriak karena getaran yang di berikan oleh vibrator tersebut.

"Dek!"

Myungdae membuka pintu dengan raut wajah khawatir ketika mendengar suara teriakkan dari Jiwon.

"Mas nghhh, ini getar di dalam ahhh"

Tubuh Jiwon bergetar bersamaan dengan vibrator yang ada di dalamnya.

Myungdae dapat melihat kotak mainan dewasanya terhambur di atas kasur. Myungdae menghampiri Jiwon lalu Ia menunduk ke bawah, Ia melihat remot vibrator yang terjatuh. Myungdae mengambil remot tersebut dan melihat mode vibrator itu dalam mode maksimum, pantas saja Jiwon berteriak tadi.

"Mas... Matiin ahhh"

Tubuh Jiwon terbaring lemas dan tubuhnya terus bergetar.

"Dek, ngapain kamu keluarin mainan ini?"

Myungdae bertanya, Ia tak mematikan vibrator tersebut dan Kemudian Ia duduk di pinggiran kasur lalu menoleh kepada Jiwon.

"Nghh... Tadi aku nungguin kamu, karena lama jadi aku keluarin kotak ini di lemari kamu"

Balas Jiwon. nafas Jiwon memburu. Jiwon ingin meraih remot yang ada pada Myungdae, namun Myungdae menjauhkan remot tersebut dari Jiwon.

"Mas, matiin nghhh"

"Kamu tanggung jawab, dek. Kamu udah bikin mas ga fokus waktu di kerjaan"

Bisik Myungdae.

"Nghhh, adek mau mas"

Kata Jiwon dengan suara bergetarnya.

"Lebarkan kaki kamu, dek"

Titah Myungdae.

Jiwon nurut, kemudian Ia duduk dan melebarkan kedua kakinya, kakinya bergetar saat Ia melakukan itu.

Myungdae dapat melihat vibrator itu di dalam lubang Jiwon. Bukan mengambil vibrator, Myungdae malah memasukkan satu jarinya kedalam lubang Jiwon.

"Ahhh! Mas nghhh"

Kedua tangan Jiwon meremas bahu Myungdae di saat Myungdae memasukkan satu jari tersebut kedalam lubangnya.

"Kamu cantik, kamu pake baju mas buat goda mas. Kamu harus tanggung jawab, dek"

Kata Myungdae dengan suara rendahnya.

Jiwon menatap Myungdae dengan memelas. Jiwon menatap bibir kekasihnya itu lalu Ia mencium bibir tersebut.

"Mas nghhh, disana ahhh"

Kata Jiwon dengan desahannya.

Desahan Jiwon bagaikan musik di telinga Myungdae. Myungdae semakin bersemangat bermain jari di dalam lubang Jiwon, Myungdae juga dapat merasakan getaran dari lubang Jiwon tersebut karena kerja vibrator di dalam sana.

"Mas, ak- keluar nghhh"

"Keluarin aja, dek"

Karena Myungdae memperbolehkan Jiwon untuk keluar, Jiwon pun mengeluarkan klimaksnya itu. Tubuh Jiwon menegang dan bergetar secara bersamaan di saat Ia memuncratkan cairannya itu.

"Nghhh"

Setelah itu Jiwon memeluk Myungdae, entah kenapa Jiwon terisak saat memeluk Myungdae. Jiwon menenggelamkan wajahnya pada leher Myungdae.

Myungdae yang mendengar isakan dari kekasihnya itu dengan cepat Ia mematikan vibrator yang ada pada lubang Jiwon. Myungdae mengeluarkan jari sekaligus vibrator pada lubang Jiwon.

"Sayang, kenapa kamu nangis?"

Myungdae bertanya dengan lembut dan membalas pelukan Jiwon.

"Aku malu"

Balas Jiwon yang masih terisak itu.

"Kenapa malu, kan kamu sama aku"

"Ya aku malu, kamu tiba-tiba banget datangnya"

"Loh, kan kamu nunggu aku"

"Ya aku kira kamu ga bakal pulang waktu aku kasih foto itu"

Myungdae terkekeh mendengar isakan itu menjadi omelan. Myungdae memegang pipi Jiwon dan mengarahkan wajah kekasihnya itu agar bisa bertatapan.

"Jangan nangis"

"Aku ga nangis!"

"Nangis nih"

Kata Myungdae, Ia menyeka sisa air mata Jiwon itu dan memperlihatkan pada Jiwon bahwa tadi Ia menangis.

"Ya udah, mas mau beresin mainan ini dulu"

"Mas"

Jiwon meremas lengan Myungdae dan menatapnya kemudian Ia memalingkan wajahnya.

"Jangan di beresin, ayo main itu"

Kata Jiwon dengan wajah tersipunya itu.

Myungdae tersenyum lalu Ia mengelus pipi Jiwon dengan lembut.

"Kamu yakin? Mas ga bakal mau kalau kamu ga nikmatin nanti"

"Yakin"

"Oke, kalo kamu maunya begitu. Mas turutin"

Wajah Jiwon semakin tersipu karena kekasihnya itu sangat peduli kepadanya, Jiwon sangat beruntung mendapatkan Myungdae dalam hidupnya ini.


-

"Ahhh nghh"

Tubuh Jiwon menggeliat di saat vibrator bermain pada putingnya. Kedua puting Jiwon di mainkan dengan vibrator oleh Myungdae.

"Ahhh mas"

"Ga enak, sayang? Kalo ga enak, mas berhenti"

Jiwon menggelengkan kepalanya.

"Enak, nghhh"

Myungdae terkekeh, kekasihnya itu sangat lucu, Myungdae jadi ingin melakukan yang lebih dari ini, tapi Myungdae tidak mau menyakiti Kekasihnya itu, Myungdae ingin melakukan secara perlahan-lahan agar Ia dapat memberi kenikmatan untuk kekasihnya itu.

Jiwon dapat melihat milik Myungdae yang terlihat sesak di balik celana tersebut. Jiwon meraih benda tersebut dari balik celana Myungdae.

"Mas, aku mau ini"

Kata Jiwon.

"Kamu serius, dek?"

"Iya, mas jangan tanya. Kita lagi begini masih aja nanya"

"Mas kan nanya cuma memastikan aja, sayang"

Jiwon membaringkan tubuh Myungdae, kemudian Jiwon naik ke atas tubuh Myungdae menghadap milik Myungdae. Jiwon menurunkan seluruh bagian bawah Myungdae, terlihat lah benda besar berurat di bawah sana yang sudah menegang.

Jiwon pun memasukkan milik Myungdae itu kedalam mulutnya dan mengulum bagaikan permen yang Jiwon sukai.

Myungdae mendesah saat Jiwon mengulum miliknya di bawah sana. Myungdae juga dapat melihat bokong dan milik Jiwon di hadapannya itu, Myungdae pun perlahan memasukkan vibrator yang ada di tangannya itu ke dalam lubang Jiwon, kemudian Myungdae mengulum milik Jiwon, sama seperti yang dilakuan oleh kekasihnya itu.

"Mhhh nhh"

Tubuh Jiwon kembali bergetar, merasakan mulut kekasihnya yang mengulum miliknya dan vibrator yang bergetar di dalam lubangnya itu.

Jiwon tak kuat, Ia mengeluarkan milik Myungdae dari mulutnya lalu Ia mendesah merasakan miliknya di bawah sana semakin membuatnya kenikmatan.

"Ahhh mas, stop- Aku mau keluar lagi"

Myungdae tetap mengulum milik Jiwon hingga kekasihnya itu kembali mengeluarkan klimaks, kali ini Myungdae dapat merasakan cairan Jiwon mengalir di dalam mulutnya dan Myungdae menelan semuanya.

"Ahhh nghh"

Myungdae mengeluarkan milik Jiwon dari dalam mulutnya itu dan vibrator juga Ia keluarkan dari lubang Jiwon. Setelah itu, Ia memindahkan posisi Jiwon menjadi terlentang di atas kasur tersebut. Myungdae dapat melihat Jiwon sudah sangat berantakan di bawah sana, dengan wajah memelasnya itu.

"Dek"

Jiwon menatap Myungdae dengan memelas.

"Kamu udah cape? Kalo cape kita berhen-"

"Ga, lanjut. Aku mau lanjut, mas"

Jiwon menyela perkataan Myungdae dengan cepat.

Myungdae tersenyum simpul, kemudian Ia sedikit membungkukkan tubuhnya agar Ia dapat mengecup leher kekasihnya itu.

"Kamu harus tau, dek. Kamu cantik"

Kata Myungdae dengan sangat lembut kepada kekasihnya itu sembari memberi setiap kecupan pada tubuh Jiwon.

"Kamu cantik. Kamu sempurna di mata mas. Mas beruntung bisa milikin kamu, dek"

Lanjut Myungdae.

Jiwon yang mendengar kata-kata manis itu dari kekasihnya itu membuat dirinya kembali ereksi di bawah sana.

"Dek, kamu tegang lagi?"

Myungdae bertanya ketika milik Jiwon kembali ereksi untuk ke sekian kalinya.

"Gara-gara kamu!"

Balas Jiwon dengan wajah tersipu, kemudian Ia menutup wajahnya karena malu.

"Dek, mas mau sesuatu"

"Apa?"

Senyuman Myungdae berubah menjadi senyuman yang sangat mesum di mata Jiwon. Myungdae mungkin lupa dengan kata-kata sebelumnya jika Ia tak ingin menyakiti kekasihnya itu.


-


"Ahhh, mas nghhh"

Jiwon mendesah saat kedua putingnya di jepit oleh sesuatu yang tak pernah Jiwon pakai sebelumnya.

"Nghh mas, puting aku"

Jiwon ingin meraih jepitan yang menjepit pada putingnya itu, namun kedua tangannya di genggam oleh Myungdae dengan cepat.

"Shhh, nanti juga enak, sayang"

Kata Myungdae.

Myungdae menjilat perut Jiwon dan beralih mencium milik Jiwon yang sudah sangat basah di bawah sana. Precum Jiwon keluar dari sana, Myungdae menyeka precum itu dengan jempolnya.

"Nghh"

Jiwon menggigit bibir bawahnya lalu Ia melirik Myungdae yang sedang bermain dengan miliknya di bawah sana.

"Masukin, punya kamu mhhh. Jangan di mainin"

"Yang mana?"

"Yang gede"

Myungdae tersenyum kemudian Ia melebarkan kedua kaki Jiwon. Terlihat lubang yang berkedut itu seperti seseorang yang kelaparan, Myungdae akan mengisi lubang itu dengan miliknya.

Myungdae perlahan memasukkan miliknya itu kedalam sana dan Myungdae dapat melihat Jiwon yang sudah menikmati di bawah sana.

"Mas gerak ya, dek?"

"Iya"

Balas Jiwon dengan suara bergetarnya.

Puting Jiwon sudah mati rasa karena jepitan itu, putingnya terasa bengkak. Jiwon dapat merasakan di bawah sana milik Myungdae keluar masuk, Jiwon terus mendesah.

"Nghhh ahhh"

"Ahhh, dek nhh"

Myungdae mendesah dan pinggulnya Ia gerakkan. Miliknya di dalam sana terasa terjepit karena lubang Jiwon sangatlah sempit, padahal Myungdae sebelumnya sudah sering berhubungan badan seperti ini, namun lubang Jiwon selalu sempit.

"Ha... Kamu sempit banget, dek"

"Mas- nghhh"

Myungdae menghambur bibir Jiwon dengan ciuman yang Ia berikan. Kedua lidah mereka saling bergulat di dalam sana hingga saliva Jiwon keluar dari mulutnya mengalir turun hingga ke dagunya.

"Nghhh mhhh"

Di bawah sana, Myungdae terus menggerakkan pinggulnya tanpa henti.

"Mhhh mhhh"

Jiwon menepuk-nepuk dada Myungdae, mengisyaratkan Myungdae untuk melepas ciuman karena Jiwon ingin mengambil nafas.

Myungdae melepas ciuman tersebut dan Jiwon kembali mengambil nafas dengan memburu. Nafas Myungdae memberat di saat Ia sudah ingin mencapai pelepasannya di dalam sana.

"Nghhh mas tambah besar di dalam"

"Mas mau keluar, dek"

"Keluarin di dalam, mas"

"Iya, sayang"

Myungdae semakin cepat memaju mundurkan miliknya di bawah sana. satu kaki Jiwon Ia taruh di bahunya di saat tubuh Jiwon sedikit menyamping.

"AHHHH"

"Nhhh"

Myungdae terhenti karena Ia sudah memuncratkan cairan tersebut di dalam lubang kekasihnya itu. Milik Myungdae terus mengeluarkan banyak cairan tersebut memenuhi lubang kekasihnya.

Tak hanya Myungdae, Jiwon pun memuncratkan cairannya untuk kesekian kalinya. Jiwon menatap Myungdae lalu Ia merentangkan kedua tangannya.

"Sini, sayangku"

Myungdae mengangkat tubuh Jiwon itu dan menaruhnya di pangkuan di saat miliknya masih berada di dalam lubang Jiwon.

"Nhhh"

Jiwon sedikit mendesah karena posisi tersebut membuat milik Myungdae semakin dalam.

"Punya mas makin dalam"

"Mau di keluarin?"

Jiwon menggeleng.

"Kamu mau gini terus?"

Jiwon menaruh kepalanya pada bahu Myungdae.

"Kamu kalo cape bilang, sayang. Jangan maksain diri"

Kata Myungdae dengan lembut sambil mengelus punggung Jiwon.

"Dek, lain kali pake lagi ya baju mas, kamu tambah cantik. Ga, kamu pake apa aja cantik"

Lanjut Myungdae lalu Ia terkekeh.

"Dek?"

Myungdae menoleh pada Jiwon yang menaruh kepalanya di bahunya itu. Myungdae tersenyum ketika melihat Jiwon sudah tertidur di saat Myungdae berbicara tadi.

"Dasar"

Myungdae meraih satu tangan Jiwon, kemudian Ia mengecup punggung tangan Jiwon dengan penuh kasih sayang. Myungdae sungguh mencintai pria ini.

Myungdae memindahkan posisi Jiwon dan merebahkan pria tersebut, Myungdae perlahan mengeluarkan miliknya dari dalam lubang Jiwon, sisa cairan yang ada di dalam sedikit mengalir keluar. Sepertinya Myungdae harus membersihkan tubuh kekasihnya ini sebelum dirinya membersihkan diri.

Fin.

AuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang