01 - Sweet Friendship

23 1 0
                                    

H A P P Y R E A D I N G

"Ketika kamu berhasil membuat
seorang penulis jatuh hati, maka kamu akan
abadi di setiap lembar tulisannya."

- Frazabela -


***
Kring!! Kring!!!

Suara alarm yang berbunyi secara terus-menerus itu membuat sang pemilik alarm terusik dari tidurnya.

Seorang gadis dengan rambut panjang yang tak teratur layaknya singa, kini mulai membuka matanya sedikit demi sedikit dan mencoba meraba-raba alarmnya untuk dimatikan.

Setelah dirasa alarm sudah mati, gadis itu pun mulai menutup matanya dan melanjutkan aktivitas tidurnya kembali. Namun, disaat gadis itu ingin menutup matanya kembali tiba-tiba ada suara ketukan pintu.

Tok! Tok! Tok!

"Kak buruan bangun!!" Teriak seorang wanita paruh baya yang sedari tadi sibuk mengetuk pintu seorang gadis yang bernama Faranisa Nesya Alteza, Nesya.

Nesya yang mendengar itu pun dengan terpaksa membuka matanya kembali, dan mendudukkan dirinya di tepi ranjangnya untuk mengumpulkan separuh nyawanya yang masih tertinggal.

"Kak Nesya?!" Panggil wanita paruh baya yang bernama Anisa Salsabila, mama Nisa.

"Iya-ya ma!" Sahut Nesya sedikit berteriak, sambil berjalan kearah knop pintu dengan lunglainya.

Ceklek!

"Astaghfirullah kak, kamu baru bangun?" Tanya mama Nisa tak percaya dengan kebiasaan putrinya yang satu ini, yaitu suka mengulur-ulur waktu.

Nesya yang mendengar itu hanya mampu menjawab pertanyaan sang mama dengan deheman.

Mama Nisa yang mendengarnya pun mulai menggeleng-gelengkan kepalanya pelan "buruan gih, mandi sekarang, keburu nanti." Ucap mama Nisa.

Lagi-lagi yang keluar dari mulut Nesya hanya deheman.

"Buruan kak!! Sekarang sudah jam tujuh!" Ucap mama Nisa yang membuat Nesya membelalakkan matanya terkejut.

"Apa ma?! Jam tujuh?" Tanya Nesya memastikan.

Mama Nisa yang mendengar itu pun menganggukkan kepalanya pelan "iya." Jawabnya.

Nesya yang mendengar itu pun bergegas untuk mengambil handuknya, dan pergi kearah kamar mandi.

Sedangkan disisi lain, mama Nisa yang melihat putrinya sudah bangun pun kembali kebawah, melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.

Setelah menghabiskan waktu 15 menit untuk bersiap-siap, Nesya pun mulai keluar dari kamarnya dengan menggendong tas sekolah, sambil berjalan kearah ruang makan dengan tergopoh-gopoh.

"Ma, ayah sama adek mana?" Tanya Nesya yang tak melihat keluarganya yang lain.

"Ayah sama adek udah berangkat daritadi." Sahut mama Nisa.

"Loh, kok Nesya nya di tinggal?" Ucap Nesya setelah mendengar jawaban dari mamanya.

"Ya salahmu sendiri, kenapa bangunnya kesiangan?" Ucap mama Nisa, sambil membersihkan meja yang ada diruang makan.

Nesya yang mendengar itu pun bergegas mencium punggung tangan mama Nisa, "yaudah deh kalo gitu Nesya berangkat dulu ya, ma." Pamit Nesya.

"Iya. Ini bekalnya dibawa juga." Ucap mama Nisa memberikan kotak bekal kearah Nesya.

"Loh, ngapain bawa-" ucapan Nesya terpotong.

"Udah, gak usah nanya lagi. Masih mending mama siapin bekal buat kamu." Potong mama Nisa berkacak pinggang.

Nesya yang mendengar itu pun hanya bisa mengalah.

"Yaudah, iya-ya..." Ucapnya menerima bekal pemberian mamanya itu dengan lapang dada.

"Kalo gitu Nesya berangkat dulu ya ma, assalamualaikum." Lanjutnya sambil mencium kembali punggung tangan mama Nisa.

"Wa'alaikumussalam." Jawab mama Nisa, sambil menatap kepergian Nesya.

Sedangkan diluar sana, Nesya mulai memakai sepatunya dan pergi kearah sepeda kesayangannya. Setelah itu ia mulai mengayuh sepeda kesayangannya itu keluar dari halaman rumahnya.

Nesya mengayuh sepedanya dengan kecepatan sedang melewati beberapa perumahan disana.

Dan tak berselang lama, akhirnya ia sampai di sekolah barunya.

'SMA TRI BANGSA'

Begitulah tulisan yang tertera di atas gerbang sana.

Nesya mulai kebingungan saat melihat gerbang sekolah yang sudah tertutup.

"Aduh, gimana cara masuknya?" Ucapnya kebingungan.

"Mana bentar lagi udah jam 8 lagi," lanjutnya.

"Eh, aku kan jago manjat? Kenapa gak manjat aja ya?" Gumamnya.

"Tapi, kalo aku manjat, sepedaku mau ditaruh dimana??" Tanyanya.

Saat dirinya sibuk mengoceh sendiri, tiba-tiba sebuah ide terlintas di benaknya.

"Kenapa aku gak lewat belakang sekolah aja ya? Sekalian sepedanya ditaruh disana juga." Ucapnya.

Dengan langkahnya yang cepat ia pergi kearah tembok belakang sekolah. Dan ia mulai meletakkan sepedanya diluar tembok sana, kemudian mulai memanjat tembok yang lumayan tinggi, sebelum memanjat tembok sekolah, ia melihat kearah sekelilingnya memastikan tidak ada orang disana.

"Sip, sepi." Ucapnya sebelum melanjutkan kegiatannya.

Setelah berhasil menaiki tembok itu, Nesya mulai menghela nafasnya lega.

"Huft, untung aja sepi." Gumamnya.

Ekhem!

Suara deheman itu membuat jantung Nesya berdetak dengan cepat.

Deg! Deg! Deg!

"Baru juga masuk sekolah, masa udah mau dihukum aja?" Batinnya yang tak berani menoleh kearah sumber suara.

"Lo, siswi baru?" Tanya laki-laki itu.

Dengan perlahan tapi pasti, Nesya mulai menoleh kearah laki-laki itu.

"Tenang aja, kaga usah takut sama gue," ucap laki-laki itu yang mengerti dengan keadaan Nesya.

"Gue juga telat kok." Lanjutnya.

Kata-kata terakhir dari laki-laki itu membuat Nesya menghela nafas lega.

"Kamu bukan OSIS?" Tanya Nesya memastikan.

Laki-laki itu menganggukkan kepalanya pelan.

"Syauqillah Abdillah?" Ucap Nesya mengeja name tag yang ada disaku laki-laki itu.

Laki-laki itu mengangkat alisnya sebelah, saat Nesya menyebut nama lengkapnya.

"Kenalin, nama gue Syauqillah Abdillah," ucap laki-laki itu yang paham, sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Panggil aja Syauqi." Lanjutnya.

Nesya menerima uluran tangan tersebut dengan senang hati.

"Nesya." Balasnya yang mendapatkan senyuman manis dari Syauqi.

"Gila!! Manis banget sih senyuman nih cowok?!" Batinnya menjerit-jerit.

"Udah kan kenalannya?" Tanya Syauqi yang membuat lamunan Nesya buyar.

"I-iya." Jawabnya gugup.

"Yaudah, kalo gitu sekarang Lo harus cepet-cepet ke kelas sebelum para OSIS keliling buat mengontrol siswa." Ucap Syauqi yang hendak ke kelasnya.

"Percuma gak sih, meskipun OSIS gak keliling sekolah, tapi di kelas udah ada guru?" Tanya Nesya yang membuat langkah Syauqi terhenti.

"Guru-guru, anak OSIS, sama murid yang lainnya masih ada di aula." Ucap Syauqi sebelum meninggalkan Nesya sendirian dibelakang sana.

Nesya yang mendengar itu pun bergegas untuk pergi menyusul Syauqi yang meninggalkan dirinya sendirian.



BERSAMBUNG

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet Friendship [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang