. . .ㅤㅤㅤAnak sulung? Anak tengah? Atau anak bungsu? Mana yang paling menyakitkan?
ㅤㅤㅤSi sulung yang harus merelakan kasih sayang kedua orang tua untuk adik-adiknya, atau si tengah yang harus terus mengalah untuk kakak dan adiknya? Atau mungkin, si bungsu yang terus berlomba dengan umur orang tua?
ㅤㅤㅤNyatanya kehidupan Deandra tak sesuai dengan perkataan banyak orang. Dia anak ketiga dari empat bersaudara. Tapi dia merasa jika dirinya lah yang paling tersakiti di sini. Karena, semua orang membencinya. Termasuk saudara-saudaranya sendiri.
ㅤㅤㅤIya, benci. Kata itu mungkin terdengar kasar. Namun tanpa ditambah lebihkan, kata itu benar dirasakan oleh Deandra. Kebencian selalu dilihatnya dalam sorot mata sang saudara. Ia juga dikucilkan, ia seperti angin. Ada namun tak terlihat.
ㅤㅤㅤDan Deandra sendiri menerimanya. Kebencian dan kemarahan mereka ia terima dengan baik. Meskipun jelas, jika hatinya terluka dan menumbuhkan rasa dendam perlahan-lahan.
ㅤㅤㅤTapi dia tetap tak membalas. Dia berpegang keyakinan penuh, jika nanti pasti akan ada masa dimana dirinya di terima dan di perlakukan dengan baik. Namun, apakah waktu itu akan cukup? Apakah balasannya akan setimpal dengan waktu yang ia korbankan selama ini?
ㅤㅤㅤAtaukah, waktu itu akan tiba di saat rasa dendamnya lebih besar dibandingkan dengan kesabarannya? Entahlah. Dean hanya berharap itu tak akan terjadi. Ia sendiri akan berdoa, semoga saja keyakinan yang ia pegang tak akan mengecewakan dirinya.
ㅤㅤㅤ"Hujan akan reda, dan pelangi akan muncul, Jeo"
ㅤㅤㅤTemannya menghela napas berat lalu mengepalkan tangannya kuat. Lagi dan lagi Deandra mengucapkan kalimat yang memiliki makna tersendiri, dan itu membuatnya muak.
ㅤㅤㅤDia menoleh ke arah Deandra yang sedang membaca buku di sampingnya. "Iya, hujan memang bakal reda, Dra. Tapi kenapa setiap kali hujan dalam hidup lo reda, enggak ada pelangi yang tiba? Kenapa setiap kali hujan reda, lo selalu mendung seakan hujan bakal turun lagi?" Jeo berucap dengan sedikit emosi.
ㅤㅤㅤSetelah mendengar ucapan Jeo, Deandra menutup bukunya dan menatap Jeo dengan senyuman. "Jangan salah loh, Je. Terkadang mendung enggak mendatangkan hujan. Lagian, kalau mendung juga udaranya adem, seger gitu. Iya 'kan?" ujar Dean menenangkan.
ㅤㅤㅤ"Ya iya.. Tapi kenapa kita malah bahas cuaca sih? Lo tuh ya, susah banget dibilangin, ish. Kesel sendiri deh gue! Berhenti pura-pura kuat, kalau lo sendiri rapuh kayak kaca!" Deandra terkekeh mendengar perkataan dari Jeo.
ㅤㅤㅤ"Udah deh Jeo, kamu bikin aku ketawa terus tau. Liat deh, ekspresi kamu sekarang tuh lucu banget. Kalau ada Travis di sini, kamu pasti di ejeknya tuh." kata Deandra.
ㅤㅤㅤJeo berdecak pelan ketika melihat Deandra kembali membaca bukunya. Kembali terulang, Deandra selalu menganggap perkataannya sebagai candaan. Dia tak kesal, dia bahkan bersyukur, karena setidaknya dia bisa melihat senyuman wajah temannya itu.
ㅤㅤㅤHanya saja, kapan Deandra bisa mengerti dengan dirinya sendiri? Kapan Deandra akan mengambil keputusan untuk egois? Kapan Deandra bisa mengutamakan kepentingan pribadinya sendiri? Hanya itu..
ㅤㅤㅤKapan, kapan, dan kapan.
ㅤㅤㅤNamun Jeo tak mau memaksa. Ia mengerti dengan jelas jika dalam kepala Deandra terdapat pertanyaan 'bagaimana'. Ya, boro-boro kapan, bagaimana saja Deandra tak dapat menjawabnya.
ㅤㅤㅤSepengetahuan Jeo selama berteman, ia tahu jika Deandra bukanlah sosok yang pemarah, namun sosok yang keras kepala. Deandra itu rapuh, namun kuat di waktu yang bersamaan. Dan Deandra itu baik namun kelewat bodoh.
ㅤㅤㅤDeandra tak suka dengan yang namanya keramaian, karena ia sendiri memiliki panic attack. Dia lebih suka menyendiri. Deandra itu lebih menyukai membaca daripada menulis, karena Deandra selalu menulis apa yang ia anggap penting saja.
ㅤㅤㅤDia tahu, Deandra tertarik dengan kata-kata motivasi. Jeo ingat betul, hampir setiap hari Deandra akan mengucapkan kalimat yang penuh makna, entah itu untuk menyemangati dirinya sendiri ataupun orang lain.
ㅤㅤㅤDeandra juga bukan orang yang suka bertindak seenaknya. Dia juga tertutup. Meski begitu, Deandra selalu menerima seseorang yang datang dan mengeluh kepadanya. Walaupun ia sendiri tak pernah terbuka terhadap orang lain.
ㅤㅤㅤBiarkan seluruh dunia tau betapa kuatnya Deandra. Biarkan dunia mendengar segala keluh kesahnya Deandra. Biarkan dunia melihat bagaimana perjuangan seorang Deandra. Dan biarkan alam semesta membalas segalanya dengan setimpal.
. . .
So, hi! Gimana-gimana? Udah mulai tertarik dengan cerita ini? Hmm, kayaknya udah mulai kelihatanlah ya sifatnya Deandra tuh kayak gimana.
Oh, iya.
Panic attack adalah suatu serangan ketakutan yang intens atau kuat, yang akan memicu berbagai gejala fisik yang parah padahal tidak ada bahaya yang nyata atau penyebab yang jelas. —Sumber: rspondokindah
Ya ciri-cirinya sih kalian udah tau lah ya seharusnya. Yaudahlah ya. Mungkin sampe sini aja deh, bye-bye! Love u bagi yang votement wkwk :)
llueire, 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
maaf dari semesta ; teasure
Fanfiction[ Treasure Fanfiction - On Going ] 𝘄𝗮𝗿𝗻! mengandung kata-kata kasar. cerita ini hanya fiktif belaka. jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. jikyubbyhwan lokal ft...