Vote dulu lalu komen ya sayangku. Tolong apresiasi karya ini melalui hal kecil itu~ Terimakasih, sayang kalian banyak-banyak! :3
warn. harsh words bertebaran.
. . .
ㅤㅤㅤArjuna itu tak membenci Deandra. Mungkin rasa kebenciannya ada, namun hanya sedikit. Dia sebenarnya kecewa, dan kekecewaannya itu jauh lebih besar dibandingkan kebenciannya sendiri.
ㅤㅤㅤKecewa karena ketika beberapa tahun lalu, Deandra mengambil kebahagiaannya. Kebahagiaan mereka. Mereka.. ya, termasuk kebahagiaan Deandra sendiri.
ㅤㅤㅤArjuna itu naif. Benar-benar naif. Ia terlalu naif untuk percaya dengan kata-kata bullshit orang lain. Dia hanya mengetahui dan percaya jika Deandra mengambil kebahagiaannya, namun tak tau jika ia juga telah mengambil kebahagiaan kakaknya itu.
ㅤㅤㅤArjuna juga bodoh dengan perasaannya sendiri. Ia tau jika yang ia lakukan salah, ia mengerti hal itu. Namun, ia tak pernah berbuat apapun.
ㅤㅤㅤArjuna juga merasakan sakit hati di saat ia melihat Deandra menerima semua lontaran kata-kata kasar dari Arjian. Dia ingin membela kakaknya itu, namun, tidak, ia diam. Hanya diam, karena baginya, kekecewaan terhadap Deandra itu terlalu besar.
ㅤㅤㅤSeperti sekarang..
ㅤㅤㅤArjuna menghela napasnya gusar mendengar perkataan pedas yang dilontarkan oleh sang kakak sulungnya kepada Deandra.
ㅤㅤㅤPemandangan seperti ini bukan lagi hal yang asing bagi diri Arjuna, terkadang ia juga meminta agar Jiandra akan pulang terlambat dan Deandra telah tidur duluan. Setidaknya, tidak ada bising yang mengganggunya.
ㅤㅤㅤArjuna itu juga tak mengerti dengan dirinya sendiri. Mungkin jika dibandingkan dengan Juanda, ia akan lebih mudah bertindak, karena jujur, kakaknya yang satu itu sangat sulit untuk mengekspresikan perasaannya. Namun itu juga ia harus memikirkannya matang-matang, gengsinya itu jauh lebih tinggi dibanding apapun.
ㅤㅤㅤArjuna kini tengah memainkan ponselnya dan duduk menyender di sofa ruang tamu. Jam sebenarnya sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, namun ia sangat enggan untuk memejamkan mata, terlebih lagi suara itu mengganggunya.
ㅤㅤㅤDia seolah-olah menulikan telinganya di saat perkataan bahkan umpatan keluar dari mulut Jiandra dari dapur, yang mungkin juga terdengar dari luar rumah. Hh.. Ini sudah malam, dan sepertinya tetangga sedang tidur, suara kakaknya itu pasti mengganggu mereka.
ㅤㅤㅤJuanda? Ah, kakanya yang satu itu sangat jarang pulang ke rumah. Mencoba menghindar dari kebisingan seperti ini? Juanda memang terkadang pulang, mungkin, ia pulang hanya sekedar untuk makan dan mengambil beberapa peralatan keperluan kuliahnya.
ㅤㅤㅤArjuna mencoba untuk kembali memejamkan matanya, menyenderkan kepalanya, berusaha menghilangkan rasa pening yang kini mulai menyerangnya.
ㅤㅤㅤPrang!
ㅤㅤㅤArjuna terbangun secara tiba-tiba karena suara pecahan yang keras dari dapur itu. Ia lantas berdecak kesal, memijit pelipisnya sendiri dengan kasar, lalu berdiri dan menghampiri kedua kakaknya dengan terpaksa. Ingin rasanya ia berteriak sekuat mungkin, menghilangkan semua beban pikirannya lalu merasa lega.
ㅤㅤㅤNamun ia tak bisa.
ㅤㅤㅤ"Arjuna?"
ㅤㅤㅤBaru juga Arjuna melangkah dua kali, seseorang dengan suara kantuk memanggilnya. Membuat dirinya terkejut dan langsung menoleh ke belakang, mendapati sang kakak yang jarang pulang kini menatapnya dengan tatapan seolah ada beragam pertanyaan dalam benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
maaf dari semesta ; teasure
Fanfiction[ Treasure Fanfiction - On Going ] 𝘄𝗮𝗿𝗻! mengandung kata-kata kasar. cerita ini hanya fiktif belaka. jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. jikyubbyhwan lokal ft...