v. Kepedulian Juanda

518 81 9
                                    

Vote dulu lalu komen ya sayangku. Tolong apresiasi karya ini melalui hal kecil itu~ Terimakasih, sayang kalian banyak-banyak! :3

warn. harsh words bertebaran.

. . .

ㅤㅤDeandra saat ini tengah membersihkan bingkai foto seorang wanita cantik yang berada di atas meja belajarnya, ia dengan telaten membersihkan debu-debu yang mulai memenuhi foto itu dengan kain kecil miliknya.

ㅤㅤㅤSetelah merasa jika bingkai kaca itu telah bersih, Deandra lantas tersenyum dan langsung menaruhnya kembali ke atas meja belajarnya secara pelan.

ㅤㅤㅤDeandra membungkukkan badannya guna menyamakan tinggi dengan foto yang terletak di meja sana. "Selamat pagi, Bunda. Maaf ya aku baru sempat untuk ngebersihin kacanya hari ini. Oh iya, tolong doakan aku untuk hari ini, ya Bunda." gumamnya kemudian.

ㅤㅤㅤDeandra tersenyum tipis setelahnya, ia kini telah siap untuk pergi berangkat sekolah. "Sampai jumpa lagi, Bunda. Deandra pergi dulu, ya." ucapnya.

ㅤㅤㅤDeandra kemudian mengambil tasnya yang telah ia siapkan dan kini berada di atas kasur. Setelahnya, ia langsung berjalan ke pintu kamar, namun langkahnya seketika terhenti ketika melihat seseorang yang telah berdiri di sana sejak tadi.

ㅤㅤㅤDeandra memiringkan kepalanya, kemudian menatap keherenan, mengingat jika orang itu adalah sang adik bungsu. "Arjuna? Kenapa? Kamu perlu sesuatu?"

ㅤㅤㅤArjuna. Benar, si bungsu yang masih saja asyik terfokus kepada foto wanita cantik di atas meja Deandra itu akhirnya sadar setelah mendapat teguran dari sang kakak.

ㅤㅤㅤArjuna membalas tatapan wajah kebingungan Deandra. Tak lama kemudian ia membuang wajahnya dan mengepalkan tangannya dengan kuat. Ia memejamkan matanya, menetralkan emosinya lalu menghela napas panjang.

ㅤㅤㅤ"Ayo turun ke bawah." Deandra hanya bisa mengernyitkan dahinya. Ucapan Arjuna terlalu kecil untuk di dengar dari kejauhan seperti itu, ia tak dapat mendengarnya.

ㅤㅤㅤArjuna berdecak pelan, menatap kesal ke arah Deandra yang tidak mendengarnya tadi. "Cepetan ke dapur, sarapan bareng. Udah, gue duluan." ucapnya sebelum akhirnya ia mengambil langkah untuk pergi dari sana, meninggalkan Deandra yang masih terdiam di tempatnya.

ㅤㅤㅤ"Eh?" Deandra membeku, ia mulai bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. "Tumbenan banget Arjuna mau ngajakin makan bareng, sampe rela dateng ke kamar pagi-pagi begini?"

ㅤㅤㅤSebenarnya ajakan untuk sarapan bersama tidak menjadi masalah, karena mereka memang sering sarapan dan makan bersama meskipun pada akhirnya hal itu hanya akan di landa oleh dua hal, yaitu kesunyian, atau, kekacauan.

ㅤㅤㅤYang dibingungkan oleh Deandra saat ini adalah ketika Arjuna rela untuk datang ke kamar hanya demi mengajaknya sarapan bersama. Karena ia tau betul, bahwa sang adik sangat tidak suka untuk payah-payah berjalan menemuinya jika tidak terjadi hal genting seperti tadi malam.

ㅤㅤㅤYah, paling tidak sang adik bungsu itu hanya akan berteriak dari bawah untuk memanggil Deandra sarapan, atau jika tidak, ia akan menyuruh Juanda untuk memanggilnya dengan alasan malas berteriak.

ㅤㅤㅤDibandingkan memilih untuk pusing memikirkan semuanya, Deandra akhirnya lebih memilih untuk cepat turun ke bawah dari pada membuat semua orang menunggunya.

maaf dari semesta ; teasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang