❝RAMPAS SEJARAH MENANGKAN MASA DEPAN!❞
⋆⋆⋆
𝐍𝐀𝐊𝐔𝐋𝐀 dan 𝐒𝐀𝐃𝐄𝐖𝐀. Sepasang anak kembar yang terlahir sebagai lambang persatuan keluarga, namun tumbuh bersama dendam dan kebencian. Terbalut kema...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
᛫◧᛫
Ia sendiri tidak tahu mengapa ia tidak rela lelaki ini pergi. Jyeora ingin Nakula selalu ada di dekatnya.
TIGA hari kemudian anak-anak Genzaro bergotong royong memasang gerbang markas yang baru. Mereka memperbaiki tempat-tempat yang rusak bekas serangan bom waktu itu.
Hari Minggu kali ini markas Genzaro terasa sangat ramai dipenuhi kekompakan.
Jyeora sebagai anggota baru juga semakin dekat dengan mereka. Gadis itu cepat beradaptasi dengan komunitas barunya.
"Istirahat dulu yuk!" ajak Jyeora, berjalan membawa banyak minuman dingin.
"Hati-hati bawanya, Ra! Awas tumpah," sahut Argas. Anak itu kagum karena Jyeora mampu membawa banyak gelas yang terisi penuh tanpa ada yang tumpah sedikit pun.
"Aman." Jyeora menaruh nampannya ke meja.
Sebagian anak Genzaro berhenti beraktivitas untuk mengambil minuman yang disediakan Jyeora.
"Ada gunanya juga kita punya anggota cewek," komentar Ron, menenggak minuman buatan Jyeora. "Enak."
"Eits! Gue ga bisa begini terus-terusan ya. Apalagi sendirian nyiapin minuman buat lo pada yang jumlahnya bejibun," tutur Jyeora.
Anggota Genzaro memang banyak, bahkan kini bertambah banyak karena banyak remaja yang antusias mengikuti perang melawan Gazter. Mereka berbondong-bondong mendaftarkan diri menjadi pendukung Genzaro.
"Yang ga kebagian bisa ambil sendiri di dapur. Gue bikin segentong gede."
"Niat bener njir," puji Argas.
Namun dari pintu belakang, muncul Nakula, Nando, Denzo, dan Nico membawa gelas-gelas minuman yang sama.
Jyeora tercengang. "Eh diambilin ternyata."
"Kenapa ga ngomong kalo lo bikin ini buat kita semua?" kata Nakula, membagikan minuman-minuman tersebut kepada para anggotanya.
"Gue cuma pengen keliatan berguna di sini," jawab Jyeora jujur. Sedari tadi dia hanya membantu yang ringan-ringan saja. Ia merasa tidak terlalu berguna, apalagi yang dikerjakan para anggota bukanlah keahliannya sebagai seorang perempuan.
"Sebagian ikut gua ke dapur, yok! Ambil minuman buat yang lain, masih kurang ini. Kalo perlu gentongnya dibawa ke sini," perintah Nando. Beberapa anggota bangkit mengikutinya.