MELIALGRA 04

1 0 0
                                    

kalian baca ini jam berapa guys??
jangan lupa votmen yaa, biar aku makin semangat buat up!!

di target kan okeii???

soalnya aku ini bakal up beberapa

------

Sesampainya di SMA Padara, mobil yang dikendarai oleh Bumi pun berhenti di samping pintu masuk sekolah tersebut.

Syakilla dengan antusiasnya membuka pintu mobil dan keluar dengan adegan slow motion , mungkin agar ia bisa menunjukkan kalau hari ini ia diantar menggunakan mobil? entahlah, tidak ada yang tahu pikiran Syakilla saat ini.

Kedua remaja yang tersisa di dalam mobil itupun menggeleng pelan, mau ngerasa heran tapi ngga heran soalnya itu temen mereka.

"Kak bumi terimakasih sudah mau mengantar kami berdua ya, maaf merepotkan dan membuat kaka terlambat ke sekolah" ujar viola setelah tersadar akan keheningan yang terjadi.

Bumi tersenyum dan menganggukkan kepalanya pelan, seakan akan ia paham maksud gadis itu.

"Santai aja kali,Vi. Lagian baru jam tengah tujuh, gua tuh sama temen temen masuknya sekitaran jam 9."

Viola tersenyum canggung, Ahh ia paham bahwa Bumi akan membolos "Jangan keseringan bolos kak, bentar lagi kelulusan." pesan gadis itu lalu ia keluar dari dalam mobil dan melangkahkan kakinya menyusul Syakilla yang ternyata sudah berada di koridor.

Tanpa mereka sedari, seisi siswa dan siswi yang masih berada di parkiran menatap cengo kearah Viola dan Syakilla yang keluar dari mobil seorang Mahendra Prabumi.

Bahkan, seseorang yang melihat dengan mata kepalanya sendiri mengepalkan tangannya hingga tampak memerah. "sialan."

-----

Sekarang adalah jam Istirahat pertama,namun tidak membuat Viola pergi ke kantin bersama Syakilla.

Beberapa siswa atau siswi yang masih berada di sana, menatap heran lalu kembali melakukan kegiatan mereka masing masing.

"Viola."

Panggilan itu membuat atensi Viola yang berawal menatap kearah bawah mejanya menjadi kearah orang yang sedang menatap kearahnya.

Viola kebingungan, kenapa tiba tiba ada anggota NiWa yang menyapanya selain anggota inti geng tersebut?

"Kenapa ya? emm ,kamu kenal aku?"

"Gua Dafa, katanya lo di tunggu di halaman belakang sekolah." ungkap lelaki itu dan kemudian meninggalkan Viola yang masih kebingungan.

Namun di detik berikutnya Viola mengangguk pelan, meski didepannya sudah tidak ada lagi Dafa.

Merasa kepalanya pening, Viola sontak saja menelungkupkan kepalanya di atas lipatan tangannya. Meskipun keadaan sekitarnya ribut bahkan hingga jam istirahat selesai, tidak mengganggu kegiatan tidur gadis ini.

Seluruh kelas menatap aneh kearah Viola yang dibangun bangunkan tidak bangun juga, tetapi saat guru itu mengecek suhu badan Viola ia langsung menyuruh teman sebangku Viola a.s Syakilla untuk memanggil PMR.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya anggota PMR berjenis lelaki itu mengangkat Viola menggunakan tandu menuju UKS yang berada di lantai 2 ini.

SMA Padara mempunyai gedung khusus bertingkat 3, yaitu untuk dijadikan ruang kelas. Setiap tingkatan mempunyai tingkatan masing masing, meskipun di sekolah ini menggunakan jurusan dan sebagainya membuat SMA Padara mempunyai gedung yang berbeda jurusan.

Intinya, setiap jurusan di SMA Padara ini memiliki Gedung kelas masing masing. Hingga mereka lulus, mereka akan tetap di gedung yang sama.

Dari kejauhan keempat inti NiWa memperhatikan Viola beserta ibu wali kelas nya dan lainnya mengantar Viola menuju ruang UKS yang berada di gedung mereka.

Faisal yang panik pun langsung berlari dari gedung jurusannya menuju lantai 2 gedung jurusan MIPA tersebut, di ikuti sahabat nya yang lainnya. Niat ingin membolos malah membuatnya melihat Viola yang di angkat menggunakan tandu.

Sesampainya di UKS lantai tersebut, Faisal dengan segera mendatangi Wali Kelas Viola untuk menjelaskan ini semua.

"Untuk kejadiannya saya belum tau pasti, soalnya saya bukan yang sedang mengajar di kelas itu saat kejadian ini terjadi." jelas ibu itu dan menatap kearah keempatnya "ibu pamit dulu, mau melanjutkan pekerjaan. Ibu biarkan kalian disini untuk menjaga Viola, meskipun ibu tidak yakin."

Keempatnya mengangguk mengiyakan, dan mengucapkan terimakasih kepada Bu Tera selaku wali kelas Viola.

Hening menyapa keempatnya, mereka duduk di kursi yang tersedia di dalam tersebut. Hingga suara Revan terdengar.

"Kenapa bisa begini, Sal?" tanya nya risau, meski hubungan antara Revan dan Viola sudah berakhir. Namun keduanya sepakat untuk menjalin hubungan baru dengan ikatan kaka adik, dan tanpa melibatkan perasaan kembali.

Ervan terdiam, ia tidak mengerti apa maksud dari saudara kembarnya ini. Jika kalian bertanya Algra tidak diam? dia saja mengeluarkan suara jarang makanya tidak ditulis diam.

Faisal menggeleng, ia juga tidak mengetahui apa yang sedang terjadi kepada adek sepupunya itu. "G-gua ngga tau, tadi pagi gua ada urusan sama Hamizan. Jadi gua ngga anter dia."

Jujur saja jika ia bisa menolak perintah Ketua Osisnya itu ia akan mengantar adeknya dan tau kondisinya pagi ini.

Keempatnya kembali berlarut dengan pikiran masing masing, hingga suara pintu di buka mengalihkan atensi mereka. Dan keluarlah seorang dokter yang memeriksa keadaan Viola, lalu ia mendekat ke arah keempat prince itu.

"Semua baik baik saja tuan muda, hanya saja sepertinya efek kelelahan dan juga banyak pikiran membuat Nona kembali merasakan kejadian itu. Biarkan dia istirahat, dengan suntikan penenang yang saya berikan." Jawab dokter itu seakan akan tau apa pertanyaan yang akan di lontarkan oleh Faisal.

Faisal beserta teman temannya mengangguk, membiarkan Dokter itu pergi dan mereka kembali merenungi kejadian yang baru saja terjadi. Berbeda dengan lainnya, Ervan sontak menggaruk pelan pipinya. "Dari tadi kita bahas apa sih? dan juga apa maksud dokter tentang sebuah kejadian? Gua ketinggalan apaan sih?" tanya Ervan berturut turut, hingga membuat saudara kembarnya berdecak. "Merusak suasana saja!"

-----

TBC...

DIKIT DULUU BAB INI, KAN ADA BEBERAPA BAB LAINNYAAA..

votmen votmen!

melialgraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang