Asap tipis terlihat mengepul berterbangan saat seorang laki laki menghembuskannya dari mulutnya. Suasana taman belakang yang sepi membuat Gema bebas merokok sepuasnya.
Taman belakang sekolah memang jarang sekali di kunjungi para siswa disini, karena rumornya disini angker. Padahal, jika melihat sisi lain dari taman belakang ini, tempat ini sangat lah indah. Bunga bunga yang tertata rapi, dan pohon pohon besar membuat suasana menjadi terlihat asri.
Gema melihat seorang gadis duduk di bangku yang tak jauh darinya, mata laki laki itu menyipit mencoba melihat siapa gerangan gadis yang duduk sembari membaca bukunya dengan tenang.
Bibirnya melengkung ketika menyadari gadis itu adalah Jati, gadis yang sejauh ini menjadi incarannya. Laki laki itu dengan cepat mematikan rokoknya, lalu menyemprotkan parfum yang selalu setiap saat ia bawa. Tentu saja, Gema tak ingin kehilangan kesan baik di hadapan calon pacarnya.
"Halo cantik, lagi ngapain?" Gema dengan berani menduduki tempat kosong di sebelah Jati. Tangan kiri laki laki itu berada di sandaran kursi.
Jati mendengus saat tau siapa sosok yang duduk di sebelahnya."Kamu ga liat aku lagi apa?" Jati melirik sekilas sebelum kembali ke aktivitas baca novelnya.
Gema hanya menunjukan deretan giginya. Laki laki itu menjilat bibir bawahnya, memutar otak agar percakapan ini tidak terputus. Tapi tetap saja tak bisa, otaknya seakan buntu jika berhadapan dengan Jati. Laki laki itu tak pandai bagaimana cara mendekati perempuan.
Pada akhirnya, yang hanya bisa Gema lakukan hanyalah duduk menghadap depan, memandangi taman yang tertata rapi. Laki laki itu ingin sekali memandangi Jati tapi takut gadis itu tak nyaman. Tentu saja, Gema harus melakukan dengan perlahan lahan. Agar Jati terpikat dengan segala tingkah baiknya. Perempuan suka laki laki yang tau cara menge-treat dengan baik kan?.
Dikarenakan sejuknya angin taman belakang itu, Gema perlahan lahan terlelap. Tubuhnya menyender pada bangku taman dengan tangan yang bersedakep dada.
Jati sesekali melirik ke arah Gema, jujur saja laki laki itu tampan, bahkan sangat. Tapi entah kenapa auranya membuat Jati ingin sekali bersikap tak ramah.
Jati tersadar ketika bel pulang di bunyikan, rapat guru membuat sekolah di pulang kan lebih awal. Jati bimbang, apakah ia haru membangunkan laki laki itu? atau tinggalkan saja?.
Dengan tangan yang terulur ragu, gadis itu mencoba membangunkan Gema.
"Gema, bangun. Udah bel pulang." Gadis itu berujar datar, goyangan tangannya semakin menguat saat Gema tak kunjung bangun.
"Bangun, Gema. Udah bel pulang." Laki laki itu terlihat tersentak, lalu mengucek matanya.
"Oh, udah bel pulang ya?" Laki laki itu mencoba membangkitkan kembali kesadarannya.
Jati mengangguk, "aku duluan." Gadis itu beranjak dari duduknya.
"Pulang sama gua mau? Jagat katanya ada urusan." Bohong, dia yang tadi pagi meminta kepada Jagat agar adiknya itu pulang bersamanya.
Terdengar bunyi notifikasi dari telepon genggam Jati. Notifikasi pesan dari Jagat yang menyuruhnya pulang bersama Gema. Dengan berat hati Jati menyetujui.
Motor Gema membelah jalanan dengan santai. Gerimis mulai turun, sepertinya akan terjadi hujan yang deras.
Mereka hanya diam, tak ada yang mencoba memulai percakapan.
"Jati, ini ujan nya makin deres. Mau neduh dulu?" Laki laki itu bertanya saat hujan mulai menderas, tangannya menghalau air hujan yang mengenai wajahnya.
"Engga usah deh, sekalian aja. Aku pengen sekalian ujan ujanan."
"My pleasure, cantik." Laki laki itu tersenyum memandangi kaca spion. Di sana, terlihat Jati yang tersenyum saat hujan menerka wajahnya. Ah, sial. Jika seperti ini, laki laki itu akan sulit mendapatkan kefokusannya saat berkendara.
Hujan masih deras bahkan saat sampai di rumah gadis itu. Karena Jati masih memiliki rasa kemanusiaan, Jati memaksa Gema untuk mampir kerumahnya meskipun laki laki itu sempat menolak.
Rumahnya terlihat sepi, ibunya sedang ikut dinas di luar kota bersama Bapaknya, sedangkan Jagat belum juga pulang.
Jati mempersilahkan Gema untuk mandi di kamar Mamas nya. Sedangkan gadis itu mandi di kamarnya.
Setelah mandi, Jati membuatkan minuman jahe agar tubuhnya terasa hangat, tak lupa juga menyiapkannya untuk Gema.Jati menunggu Gema di ruang tamu, membiarkan pintu rumah terbuka karena mengingat di dalam rumah ini hanya mereka berdua.
"Ini, minum dulu. Kamu ga ada alergi Jahe kan?" Jati menggeser tubuhnya mempersilahkan Gema duduk di samping nya.
"Ngga ada, makasih cantik." Laki laki itu dengan perlahan meminum minumannya. Suasana rasanya benar benar canggung.
Gema memandangi Jati dengan intens, bibir milik Jati memang selalu menjadi atensi Gema. Bahkan semenjak saat mereka bertemu.
"Kenapa Gem?" Jati bertanya, rasanya salah tingkah sendiri saat di pandangi dengan intens oleh Gema.
"Lo cantik." Badannya maju begitu saja, mencium bibir kecil milik Jati. Ia tak peduli bahkan jika Jati marah kepadanya.
Melihat tak ada penolakan dari gadis itu, Gema dengan hati hati melumat bibir manis itu. Tangannya berada di belakang kepala Jati. Benar benar manis seperti yang selama ini ada di dalam bayangannya.
Sedangkan Jati, ia terkejut? Tentu saja. Namun tak kuasa menolak, ia membuka mulutnya membiarkan Gema dengan bebas menjelajahi mulutnya. Ciuman yang di berikan Gema benar benar memabukan. Ia mengerang kecil, menandakan pengalaman pertamanya tak begitu buruk.
Mereka baru berhenti saat merasa kehilangan nafasnya. Mereka terengah engah, untung saja Gema masih sadar untuk tidak bertindak lebih jauh lagi.
Jati benar benar tak menyangka, ciuman pertamanya di ambil oleh Gema, laki laki yang selama ini di hiraukan nya, laki laki yang baru di kenalnya belum lama ini.
"Sorry-bibir lo bengkak."
Ucapan Gema membuat dirinya benar benar malu setengah mati.
***
please, aku teh bener bener malu nulis adegan kiss gitu, sebenarnya aku baru pertama kali nulis adegan kiss. aku juga belum pernah kissing huehueheu. jadi maaf kalo rada garing. fun fact aku nulis adegan kissing ini di samping mama aowkwok [cry]
see u next chapter guys.
babay
with love;
mache

KAMU SEDANG MEMBACA
HAGEMA
Teen Fiction[Don't copy my story] Menurut Jati, Gema adalah lelaki aneh yang tiba tiba mendekatinya, laki laki yang selalu tersenyum meskipun mendapatkan penolakan dari gadis itu. Sedangkan menurut Gema, Jati adalah perempuan paling cantik yang pernah ia lihat...