BAB 24 ( HOUSE )

28 5 0
                                    

" Hati Zeeva jadi lebih tenang karena ada tangan yang hangat dan lembut "

~ ZEEVA ~

Sinar matahari pagi yang begitu cerah membuat pandangan Zeeva sedikit terganggu. Dia mengangkat tangannya untuk menghalau sinar itu mengenai matanya. ' Udah pagi? ' Zeeva bangkit dari tidurnya dan melihat ke layar ponsel.

Jam 07.36 WIB. masih ada waktu satu jam lagi untuk ke kampus. Tanpa berlama-lama, Zeeva beranjak ke kamar mandi, membuka seluruh pakaian lalu menghidupkan shower untuk mandi.

Segar.
Zeeva mengangkat kepalanya untuk mencuci muka. Pagi ini ia merasa kedua matanya sudah bengkak akibat menangis terlalu lama semalaman. Tepat ketika Zeeva membasuh tubuh dibagian bahu dan tekuk leher, dia tersontak kaget.

Ini adalah bagian yang sempat di sentuh oleh dua preman yang hampir melecehkannya. Zeeva menarik napasnya dalam-dalam dan buru-buru menyelesaikan aktivitasnya.

Pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan Zeeva sudah memakai baju handuk dan rambutnya yang digulung di dalam handuk di atas kepala. Ia mulai mengenakan pakaian agar tidak kedinginan.

Rok mini selutut berwarna putih, baju putih coklat dan pita kecil di bagian leher mempercantik penampilan Zeeva. Gadis itu mengerikan rambutnya menggunakan hairdryer dan menatanya sedikit lebih cantik. Taburan bedak padat dan lipstik mengubah wajah Zeeva menjadi lebih mempesona dari biasanya.

TING

Sebuah pesan dari WhatsApp masuk ke handphonenya dan itu berasal dari Karina.

Karina : Zeev, lo kok gak angkat telepon gue semalam?
Zeeva : Sorry, gue ketiduran.
Karina : Yaelah, buruan ke kampus. Gue sama Dara bakal datang cepat.
Zeeva : Iya.

Setelah tidak ada pesan yang masuk, Zeeva beranjak keluar dari kamar. Begitu membuka knop pintu untuk keluar, Zeeva mendengar suara rusuh dari dapur. Dia berdiri di pembatas depan kamar untuk melihat siapa yang ada di dapur. Itu Dava, pria yang pagi-pagi buta sudah sibuk untuk membuat sarapan.

Zeeva menuruni anak tangga dengan kedua mata yang tak tertuju pada hal lain kecuali Dava. Pria itu sudah berpakaian rapi dengan rambut pirangnya yang persis seperti oppa Korea.

" Kirain siapa tadi. " ujar Zeeva dari belakang.
" Eh, udah bangun? "

Zeeva mengangguk untuk mengiakan. Semua makanan telah terhidang kan diatas meja begitu juga dengan minuman. Dava menarik kursi untuk Zeeva duduk membuat gadis itu sedikit canggung.

" Mulai hari ini, kita berangkat ke kampus barengan,ya? " kata Dava seraya duduk di hadapan Zeeva.
" Loh, kenapa? "
" Pokoknya gue punya alasan sendiri kepada kita ke kampus harus barengan. No comment! Kalau ada yang nanya apa-apa, bilang aja gak sengaja ketemu di jalan. Lo ngerti? "

Zeeva mengangguk ngerti. Belum juga satu menit mereka berbicara, keheningan menerpa membuat kedua jadi lebih canggung. Disela kesibukan Zeeva yang sibuk dengan makanannya, dia menyempatkan diri untuk melirik Dava diam-diam.

' Kenapa kalau dilihat lama-lama, kak Dava agak mirip dengan temen kak El itu,ya? Enggak, mukanya mirip banget. Mata, hidung, bibir, semuanya persis. Pasti kebetulan,kan? Tapi kenapa aku khawatir? Kayak...aku udah lupain sesuatu yang penting gitu. ' Zeeva meletakkan sendoknya ke atas piring.

Secret 8,3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang