O4: Abreana Odyssey

11 0 0
                                    

     Abreana Odyssey.
Dan satu lagi, siapa tak kenal Abreana Odyssey? Hm, lebih tepatnya Istri seorang Jevano Faudan Alderick.

Sama sama penyuka uang. Gila harta. Bangsawan gila. Semua itu mendeskripsikan tentang keduanya.

Well, kadang kala Abreana bosan dengan uangnya, dan mencoba membelikan narkoba. Iya kalian sedang tidak salah dengar, Abreana termasuk orang yang pecandu narkoba.

Suaminya, Jevano, tidak mengetahui jika dirinya terlibat dengan narkoba. Dan Abreana mengharapkan akan terus seperti itu.

Bukankah mereka pasangan cocok? Yang satu pembunuh, dan satu lagi pecandu narkoba. Benar benar couple goals sekali, 'kan?

Jadi biarkan waktu yang memberitahu Jevano jika Abreana pecandu narkoba.

Bahkan hidup Abreana telah bergantung dengan narkoba. Ia tak bisa hidup tanpa obat obat haram itu. Entah apa yang dipikirkannya, karena dipikirannya adalah narkoba narkoba dan narkoba.

Awalnya Abreana hanya mencoba coba saja karena penasaran kenapa semua orang bisa mencoba narkobatik tersebut. Dan ternyata itu membuat Abreana tercandu dan ingin membeli banyak lagi obat obat terlarang itu.

Abreana telah hilang akal. Dirinya rela menggores tangannya untuk meminum darahnya sendiri dan mengisap darahnya sendiri.

Karena narkoba telah mengalir di dalam darahnya.

Kini kisah orang tua Jasver benar benar banyak sekali pemicu bagaimana sedespresinya Jasver saat ini.

Bagaimana tidak? Pecandu narkoba, seorang kaki tangan seorang psikopat, gila harta, gila uang, dan sebagainya. Dituntun menjadi sempurna juga termasuk salah satunya.

Kini, Abreana berjalan dengan anggun disebuah Mansionnya. Tak lupa para bawahannya menyambut kedatangan atasan mereka.

Abreana mengambil handphone di handbag miliknya. Mencari kontak untuk ia hubungi.

Tut tut tut

Tanpa lama menunggu, panggilan tersebut sudah tersambung. "Halo?"

"What about the transactions? Is it complete?" tanya Abreana.

(Bagaimana dengan transaksinya? Apakah sudah selesai?)

"Sorry, but we haven't received the money yet," Abreana lantas mengernyit.

(Maaf, tapi uangnya belum kami terima)

"Bloody hell?! what do you mean? Didn't I already give you a millions dollars?!" gerutu Abreana karena uang yang ia kirimkan ternyata belum diterima.

(sialan?! apa maksudmu? Bukannya aku sudah memberimu sejuta dollar?!)

"sorry, can you send it again? Then we'll deliver it for you,"

(Maaf, tapi bisakah kau mengirimnya lagi? maka kami akan mengantarkannya untukmu)

Lantas Abreana mendengus, "shit! alright, non me pauperem vel," Abreana pun mematikan telfonnya sepihak.

(sialan! baiklah, itu tidak akan membuatku miskin juga)

"Dasar penipu! Dia pikir aku itu bodoh? Ugh sialan. Dia meminta maaf sepanjang telfon dipikirnya aku seorang ibu yang sedang memarahi anak sendiri?!" Gerutu Abreana kesal sehingga ia melempar handphonenya ke sembarang arah.

Disaat kekesalan yang menyerangnya, tiba tiba ada seorang bodyguard Abreana, "nyonya, ada Presdir yang ingin bertemu dengan anda," Abreana mendengus kesal lalu pergi dari hadapan bodyguardnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

【3】 Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang