Makan malam bareng selalu jadi momentum pilihan untuk memperkenalkan seseorang. Baik itu memperkenalkan pacar kepada orangtua, atau diperkenalkan dengan pacar orangtua. Ternyata dari kedua hal itu, Alice terlebih dulu merasakan dirinya diperkenalkan dengan pacar mamanya. Sejujurnya berat untuk Alice, tapi ia tak boleh egois, mamanya sudah cukup merasakan sakit akibat perselingkuhan yang dilakukan papanya. Kini mamanya harus bahagia.
"Kan, gue boleh nangis dulu gak sih?" tanya Alice begitu dipersilahkan masuk ke kamar Kana.
"Nangis mah nangis aja, Lis." jawab Kana. "Lo berhak sedih kok."
Setelahnya Alice benar-benar menangis sampai hidungnya merah dan matanya bengap. Kana prihatin sendiri melihatnya, apalagi Alice nangisnya lesehan diatas karpet kamarnya.
"Lu mau gue peluk gak?" tanya Kana random.
Alice menggeleng. "Gak mau, kalo sama abang lu gue mau."
Kana nyolot. "Haram nyet!"
Kana gak habis pikir sama Alice bisa-bisanya lagi nangis masih kepikiran buat modus dengan abangnya.
Setelahnya Alice terkekeh walaupun masih sambil menangis. Melihatnya begitu membuat Kana kembali membiarkan Alice menangis, dikarenakan sepertinya stok air mata sahabatnya ini masih banyak."Lu dateng ke rumah gue cuma buat nangis ye Lis?" ucap Kana sembari menyodorkan segelas air pada Alice setelah tangisnya mereda.
Alice mengangguk. "Sama mau minta makan." tambahnya.
"Bjir, berasa pelarian gue." ucap Kana. "Eh ini lo udah tenang kan?"
Alice mengangguk. "Thanks ya Kan?"
"Kayak sama siapa. Btw sorry nih, lu kenalan sama calon bapak baru ntar malem banget?" tanya Kana memastikan. Soalnya tadi pas Alice menghubunginya untuk kerumah dengan membawa alasan mau menenangkan diri sebelum bertemu teman laki-laki ibunya.
"Heeh, gue kan langsung cerita ke elu pas nyokap minta izin mau ngenalin cowok kemarin. Yaa gue gak expect bakal ntar malem kenalannya."
Kana mengangguk. "Paham gue, elu kaget banget pasti."
"Banget, kayak ngerti gak sih lu seberapa gedenya luka gue akibat perceraian bokap nyokap dan belum sembuh tuh luka terus sekarang rasanya kayak ditabur garem se-ton, periiiiiih banget." Alice curhat. "Gue gak nyangka kalo nyokap gue bakal secepat itu move on dari bokap."
Kana menyimak curhatan Alice dengan penuh khidmat.
"Tapi hal ini gak akan terjadi kalo bokap gue gak s word." Alice menyamarkan kata selingkuh dengan s word,untung Kana paham. "Bokap gue udah terlalu nyakitin nyokap selama ini, mungkin sekarang waktunya nyokap gue bahagia." Alice agak mengambil jeda, "walaupun gue masih susah nerima, tapi gue bakal belajar, ya gak?"
"Yoi, harus, gue doain calon bapak baru lu tuh enggak hanya sayang sama nyokap lu tapi harus sayang juga sama elu." Kana mendoakan karena hanya itu yang bisa ia lakukan selain mendengar keluhan dan sambatan Alice setiap harinya jika sudah membicarakan keluarganya.
"Aamiin."
"Eh tapi doi punya anak juga?"
"Katanya ada, seumuran kita katanya."
"Sekolah dimana tuh? Tau-tau satu sekolah sama kite." ucap Kana bercanda.
"Si anjir, baru kepikiran juga gue."
🌵
Berbeda dengan Alice yang memilih untuk menangis di rumah Kana menjelang makan malam bersama, Alvin terlihat santai dan menghabiskan sorenya dengan bermain PES bersama papinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiba-Tiba Keluarga
Teen FictionAwalnya nama mereka berurutan didaftar hadir siswa, tiba-tiba jadi berurutan dikartu keluarga. Bukan sebagai pasangan suami istri, tapi jadi saudara. Lho kok bisa? Alvin dan Alice akan menceritakannya disini! 17 Desember 2023