BAB 1

5 0 0
                                    


Pagi hari yang cerah dimana matahari telah bersinar dengan malu-malu di ufuk barat dan burung-burung berkicauan menemani perjalanan seorang gadis cantik menuju ke sekolah tempatnya akan mengikuti pelatihan selama beberapa hari. Pagi ini sang gadis tidak diantar oleh supir keluarganya yang memang bertugas mengantarnya kemanapun namun dia bersama satu rekannya pagi ini diantar oleh supir sekolahnya.

Gadis cantik itu bernama Arisha Faiha Ghada atau biasa dipanggil Icha oleh orang-orang terdekatnya. Hari ini ini dia dan Fayyola sahabatnya harus mengikuti pelatihan Olimpiade Sains Nasional bidang studi Fisika tingkat kota mewakili sekolah mereka di SMA Negeri 23 di kotanya.

"Cha, pagi ini kamu sepertinya semangat sekali." Tanya Fayyola.

"Kita itu perlu menyambut hari dengan senyum dan semangat dong Fay, kita harus mulai hari dengan positif agar hari kita bisa berjalan baik." Jawab Arisha.

"Aku paham kamu cha, ini pasti ada hubungannya sama ambisi kamu untuk melengkapi medali di rumahmu kan?" Fayyola menanggapi jawaban Arisha.

"not only because of that, but did you know that the school we are going to is my sister's school?" Arisha menjelaskan kenapa dia semakin semangat pagi ini selain karena keinginannya untuk melengkapi medali Olimpiade yang menjadi pajangan di perpustakaan rumahnya, dimana sudah terdapat medali SON matematika dan OSN Biologi milik kedua kakak perempuan kembarnya serta medali OSN kimia milik kakak laki-lakinya.

"seriously? which school is your sister? Sis Afila and Bro Fadli's school? or sis Afifa's school?" Tanya Fayyola yang menjadi penasaran.

"Sis Afila and Bro Fadli's school," Jawab Arisha santai sambil membuka kembali rangkuman materi yang berada di tangannya.

"Aku jadi penasaran bagaimana sekolahnya peraih medali emas matematika dan medali perak kimia tingkat nasional pada jaman mereka." Ucap Fayyola antusias.

"Yang mamang tau ya neng, sekolahnya sekarang jadi sekolah unggulan loh padahal katanya dulu pada masuk sana hanya supaya bisa masuk sekolah negeri doang neng." Mang Ujang angkat suara mendengar pembicaraan dua siswa yang dia antarkan.

"that school in the past called the exile school. But Sis Afila and Bro Fadli proved that the school also has good quality" Arisha lanjut menjelaskan.

"Mang Yola mau tanya, Mang Ujang jadi supir sekolah itu sejak kapan?" Tanya Fayyola penasaran karena supir sekolah mereka ini sepertinya usianya sudah tidak lagi muda.

"Mamang waktu muda awalnya supir almarhum kakek dan neneknya neng Icha, setelah nenek meninggal. Mamang sama den Zidan buat jadi supir sekolah." Jawab Mang Ujang yang memang sudah bekerja pada keluarga Arisha sejak dia masih muda hingga saat ini.

Baswara Insan Cendikia High School dimana Arisha dan Fayyola menempuh Pendidikan merupakan sekolah menengah atas bertaraf internasional berasrama dengan tiga Bahasa pengantar yaitu, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Baswara Insan Cendikia High School masih dibawah naungan Yayasan Baswara Cendikia yang mengelola kindergarten hingga ke perguruan tinggi. Yayasan Baswara Cendikia adalah Yayasan Pendidikan yang dirikan oleh Ayah Arisha atas masukan dari tiga anaknya dan menunjuk keponakan tertuanya yaitu Zidan sebagai kepala Yayasan.

"Sudah lama dong mang ikut keluarga Icha?" Fayyola Kembali bertanya.

"Sudah 20 tahun neng Ola. Neng Icha mamang antar sampai depan sekolahannya Neng Ila dan Den Fadli kan ya. Sebentar lagi kita sampai." Mang Ujang menjawab pertanyaan Fayyola sekaligus menginformasikan jika mereka sebentar lagi akan sampai di lokasi yang dituju.

Arisha tidak mau terlalu mencolok dengan datang menggunakan mobil Lexus LX600 yang memang biasa digunakan untuk mengantar jemputnya sehingga dia datang dengan diantar mobil Avanza sekolah. Meski di sekolahnya sudah hampir semua tau jika dia adalah bagian dari pemilik sekolah namun berita tersebut tidak menyebar keluar sekolahnya. Arisha hanya ingin membuktikan jika dia bisa berhasil meraih apa yang dia inginkan bukan karena pengaruh keluarganya namun atas usahanya sendiri sama seperti ketiga kakaknya.

Arisha dan Fayyola memang datang dengan seragam sekolahnya namun penampilan mereka cukup sederhana, mungkin jika yang tidak tahu mereka pasti dikira adalah bagian dari siswa beasiswa Yayasan Baswara Cendikia. Setibanya mereka di tujuan, Nampak sekolah sudah ramai. Sepertinya sekolah tersebut dalam beberapa hari kedepan akan mengadakan acara karena di jam belajar mengajar seperti saat ini terdapat banyak siswa diluar peserta pelatihan yang hilir mudik dan tampak sibuk di lapangan.

Setelah Pamit dan mengucapkan terima kasih pada Mang Ujang Arisha dan Fayyola lekas masuk untuk segera daftar ulang. Begitu mereka memasuki lobby sekolah, mereka disambut oleh barisan duplikat piala dan medali yang diraih oleh siswa-siswi berprestasi sekolah tersebut. Arisha seketika menghentikan langkahnya dan berjalan mendekati lemari yang berisi duplikat medali. Matanya tak henti mentap dua medali emas yang disandingkan dengan foto sang kakak sulung.

Hingga tiba-tiba ada suara seorang lelaki yang memecah fokusnya.

"Medali emas Olimpiade Matematika tingkat nasional dan medali emas JISMO bidang matematika" Ucap Sakha yang melihat Arisha tidak henti menatap dua medali didepannya.

"of Course" Arisha yang fokusnya sudah terpecah merespon. "under that a silver medal in the Chemistry Olympiad and a bronze medal in ASMO." Lanjut Arisha sambil berlalu.

'tadi dia fokus sama yang atas, kenapa tau yang bawah itu kimia dan medali darimana.' Batin Sakha tanpa dia tahu jika dia saat itu berhadapan dengan adik dari keempat medali tersebut.

Arisha bisa mengenali dua foto ditengah medali yang dipajang di lemari tersebut namun fokusnya masih dengan medali milik kakak sulungnya untuk memecut semangat berjuangnya agar bisa mendapatkan medali emas juga seperti kakak sulungnya.

Setelah memandangi duplikat medali milik kakaknya, Arisha lekas melakukan daftar ulang untuk mendapatkan id card kepesertaannya dan saat itu dia Kembali bertemu dengan pria di lobby sekolah tadi.

"Benar dengan Arisha Faiha Gaada dari Baswara Insan Cendikia High School ya?" tanya guru dari bagian daftar ulang.

"Iya bu, saya Arisha dari Baswara School. " Jawab Arisha.

"Baik, ini kartu pengenalmu selama pelatihan dan ruang pelatihan ada di lantai paling atas ruang kedua dari pojok ya." Guru tersebut memberikan nametag Arisha dan menginformasikan ruang pelatihannya. Belumlah Arisha meninggalkan ruangan dia mendengar dengan samar guru pendaftaran itu berbicara pada pria di lobby tadi.

"Ok, tuan rumah daftar terakhir. Sakha, ini punyamu. Semangat ya, semoga kali ini bisa lolos tingkat nasional ya." Ucap guru bagian pendaftaran pada Sakha.

'oh dia namanya Sakha dan tahun kemarin dia ikut tapi gak lolos' Batin Arisha.

"Afwan bu, tadi rapat dengan pengurus rohis dulu untuk acara ulang tahun sekolah. Bismillah dan bantu do'a ya bu semoga tahun ini bisa lolos." Balas Sakha.

Arisha setelah menerima id card pesertanya lekas menemui Fayyola yang sudah mendapatkannya lebih dulu karena setibanya dia di sekolah tersebut langsung bergegas mendaftar ulang.

"Cha, ternyata sekolah Sis Ila oke juga. Aku tadi sempat melihat beberapa sudut sekolahnya, not bad lah. Meski sekolah kita memang masih lebih bagus." Cerita Fayyola kepada Arisha.

"Ola, don't say that. Kita disini tamu, hargai tuan rumah. I heard sekolah ini memang mengalami banyak perombakan dan semua didanai oleh alumni bukan oleh pemda." Respon Arisha yang mengingatkan Fayyola untuk lebih menjaga ucapannya namun sayang secara tidak sengaja didengar oleh beberapa siswa pembuat onar dan sering melakukan bullying di sekolah.

"Din, itu anak dua belagu banget coba, mentang-mentang seragam sekolah Beswara. Tapi liat penampilannya, gua rasa mereka di Beswara Cuma anak beasiswa." Ucap Tiwi pada rekannya Dina yang biasa membully siswa sekolahnya yang dia rasa mengganggunya.

"Bener lu wi, kayanya perlu kita kerjain tuh Din. Biar mereka kenal siapa Dina, Komdis sekolah kita aja belum pernah menemukan pelanggaran atas nama lu Din." Shela ikut mengompori Dina.

"Kita susun rencana dulu buat ngerjain mereka, ingat mau hut sekolah. Komdis lagi sering berkeliaran disekolah." Pada Akhirnya Dina menyetujui rencana kedua temannya.

My Secret MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang