From : a.oliver.zach@gmail.com
To : renees.sia@gmail.com
Subject : No Subject
You know that 'kisses' Renee?
—Adam Oliver Zaccheus
----
Akan sangat mudah untuk mengakui kebohongan, jika ia tidak membohongi Lee dan tidak mencium professornya sekarang. Mungkin saja Renee tidak merasakan ciuman. Ada kemungkinan Renee mengaku bahwa ia masih tidak bisa melupakan mantannya yang mengencani sahabatnya membuat ia ingin muntah sedikit, serta memikirkan bahwa sahabatnya itu mengetahui kebohongan Renee membuatnya ingin muntah lebih banyak lagi.
Sederhana, Renee sendirian di dunia ini.
Dia sejak kecil dengan berani meninggalkan rumahnya dan melatih dirinya sendiri untuk tidak pernah memikirkan bahwa hidup perlu berpasangan—tidak mempermasalahkan—dia yakin banyak orang sendirian di dunia ini dan mendapati menulis nama dan nomor telepon di formulir kontak darurat mereka.
Selama kuliah dan masternya, Renee fokus dan menghabiskan pada sains dan penelitian dan ia tahu cara mengatasinya. Seperti meluangkan waktu untuk ke laboratorium dengan memegang sebuah gelas kimia dna segenggam pipet sebagai kesetiannya. iPad dan buku adalah sarapan sehari-hari Renee sampai ia mendapatkan—Lee.
Mungkin Renee berpikir bahwa Lee satu-satunya teman yang bisa ia ajak berdiskusi sampai ia tahu bahwa dunia ini tidak pernahlah luas. I have made a terrible mistake, pikirnya.
Renee berjalan menuju sekolah pascasarjana bersama Lee dan her boyfriend—my ex. Pikiran Renee tidak pernah lepas sejak tiga hari setelah kejadian dalam laboratorium dan tidak pernah melihat Adam dalam kampus ini. Ia pikir pria itu menghindarinya ternyata Oliver sedang mengambil cuti.
Lee dan dengannya tidak pernah mengalami pertengkaran kecil ataupun besar dan beberapa alasan Renee sangat mengagumi Lee sebagai sahabatnya. Ketika gaji Renee belum mencapai akhir bulan, Lee segera membagi ramen bersamanya. Ketika iPad nya sedang di perbaiki, Lee segera meminjami dan membantunya untuk menyelesaikan penelitiannya. Ketika Renee tidak punya tempat tujuan selama liburan, Lee akan membawanya pulang ke Manhattan dan kumpul bersama keluarga besarnya.
"Ya, i know. Lee. tapi bukan itu masalahnya." Renee berusaha menjaga nada suaranya tetap seimbang.
"Apa maksudmu?" Lee bertanya.
"Maksudku, jika temanmu berbohong tentang mantannya bagaimana cara kamu menyikapinya? Apakah kamu tidak mau lagi berteman atau bagaiamana Lee?" Inilah yang terjadi, mungkin ini puncaknya. Renee tidak akan pernah lagi merasakan nyamannya keluarga Lee saat liburan tiba, Manhattan dan—
"Hai."
Suara itu, dalam dan datar, datang dari ruang depan tepat di belakang Renee, ia tidak perlu menoleh untuk mengetahui bahwa itu adalah suara Oliver.
Shit.
"Halo dr. Oliver" Jawab Renee.
"Is everything okay?" Oliver mengatakan sambil menatap matanya, dengan nada rendah dan intimate. Seolah-olah mereka hanya sendirian di ruangan ini, seperti Lee tidak ada disana. Dia mengatakannya dengan cara membuat Renee tidak nyaman, namun nyatanya tidak. Entah kenapa, kehadirannya di ruangan ini menenangkan, meski beberapa detik yang lalu ia ketakutan. Mungkinkah dua jenis kegelisahan yang berbeda saling menetralisir? Kedengarannya seperti topik penelitian yang menarik. Layak untuk dikejar.
Mungkin sebaiknya Renee meninggalkan Medical Sciences dan beralih ke Psikologi atau mungkin sebaiknya ia pamit dan pergi mencari literatur, mungkin juga ia harus segera menghilang untuk menghindari situasi paling buruh yang ia alami?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cocktail Club
RomanceTHE WORKS WRITTEN HERE ARE ALL FICTION. CHARACTER NAMES, PLACES, SETTINGS AND TIMES ARE THE AUTHOR'S IMAGINATION. Novel in Bahasa Indonesia All rights reserved. Copyright© 2023 by onesweetiee.