Bab 9

154 4 0
                                    

Seluruh murid terutama murid perempuan menoleh ke arah mobil William yang berhenti di sekolah mereka. Alexandra bukannya bangga tapi dia malu karena sudah menjadi pusat perhatian di hari pertama dia pindah sekolah.

Lain halnya dengan William, sepertinya dia menyukai tatapan para murid apalagi guru muda yang tak berkedip melihatnya.

“Om.” Alexandra meraih ujung jas William dengan jari-jarinya yang mungil.

William berhenti kemudian menoleh ke arah Alexandra.

“Kenapa?”

“Besok… aku dianter sama om Evan aja, ya.”

William terkejut mendengar permintaan dari Alexandra.

“Kenapa? Kamu malu?”

Alexandra tidak dapat menjawabnya. Dia hanya diam, kemudian mengikuti langkah William menuju ruang guru.

Di hari pertama dia masuk sekolah. Semua murid memperhatikan Alexandra dari atas sampai bawah. Ada murid lelaki yang berbisik dan memuji ALexandra yang cantik.

Namun, Alexandra tidak pernah menyangka jika dia akan ditanya oleh teman barunya, Emily yang duduk di sebelahnya.

“Tadi papa kamu?” tanya Emily.

“Bukan. Dia om aku,” jawab Alexandra.

“Om? Sugar daddy maksud kamu?!” pekiknya sampai membuat satu kelas menoleh ke arahnya.

Alexandra menahan malu, Emily langsung menutup mulutnya.

Beruntung pada saat itu sedang tidak ada pelajaran.

“Adik dari papa aku,” jelas Emily.

“Oh… tapi masih muda ya. Ganteng juga, dia juga kelihatan kaya kalau dilihat dari penampilan sama mobilnya.”

Alexandra menoleh. Mengerutkan kening begitu dalam. “Kamu tahu dari mana?”

“Sejak mobil om kamu berhenti di sekolah, semuanya jadi ingin tahu termasuk aku. Banyak yang nebak kira-kira laki-laki yang bawa murid baru ke sekolah itu anaknya atau adiknya.”

“Terus?”

“Syukurlah kalau cuma om kamu?”

Alexandra semakin tak mengerti.
Emily tersenyum genit.

“Ayolah, zaman sekarang lagi ngetren hubungan dengan yang lebih tua dan matang. Kayak om kamu.”

“Maksud kamu, kamu suka sama om aku?”

Emily bertepuk tangan pelan seperti anjing laut. “Boleh kan? Kalau aku jadi tante kamu.”

Alexandra terbatuk karena terkejut mendengar pengakuan dari Emily. Kenapa dia begitu seberani itu?

Padahal dia seumurannya… tapi…
Alexandra sibuk dengan pikirannya sendiri, sampai dia tidak sadar jika sejak tadi ada murid lelaki duduk di depan bangkunya.

“Kamu Alexandra ya?” tanyanya.
Alexandra mengangguk.

“Aku ketua kelas di sini, kalau ada apa-apa kamu bisa tanya sama aku.”
Alexandra mengangguk lagi.

“Udah pergi sana! Udah mau dua tahun kita kenal dari kelas satu, tapi kayaknya baru sekali ini kamu duduk di depan mejaku,” gerutu Emily.

“Suka sama Alexandra?”

Laki-laki yang bernama Bobi itu menaikkan kedua bahunya.

“Pengawalnya Alexandra galak,” desisnya.

Alexandra tersenyum, ia pikir yang dimaksud oleh Emily adalah William.
**
Pulang sekolah, Alexandra terkejut karena bukan Evan yang menjemputnya. Melainkan William sendiri yang datang ke sekolahnya.

“Om? Bukan Om Evan?”

“Kamu kayaknya nggak suka kalo om yang jemput.”

“Bukan gitu, katanya lagi sibuk?”

“Sayangnya kita nggak langsung pulang, temenin aku nemuin temen lama dulu,” kata William.

Alexandra masuk ke dalam mobilnya, baru saja dia mengenakan sabuk pengamannya William sudah bertanya macam-macam padanya.

“Gimana sekolahnya? Teman-teman kamu baik, kan? Nggak boleh pacaran sampai kamu kuliah nanti. Kalau mau pacaran, kamu harus kenalin sama om dulu,” katanya.

“Kenapa harus?”

“Karena om adalah wali kamu, Alex.”

“Dulu om pacaran pertama kali kapan? SMA? Atau jangan jangan SD udah pacaran?”

William tergelak, tapi langsung menutup mulutnya.

“Memangnya aku ada tampang bisa pacaran sejak SD ya.”

Alexandra mencibir.

“Kamu nggak percaya?” William memandang Alexandra dari samping cukup lama, sampai tidak sadar jika lampu merah sudah menyala dan ada beberapa orang yang sedang menyeberangi jalan.

“Om awas!”

William melihat ke depan, tangannya refleks melindungi Alexandra ketika dia menginjak rem mendadak.

Namun William merasakan jika ada seseorang yang menatapnya begitu tajam.

Mata William membulat sempurna saat melihat tangannya tanpa sengaja menyentuh dada Alexandra.

Cinta Pertama Uncle WillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang