Wahana

136 12 0
                                    

angin halus yang terus menyapu kulit lembut wajah mungil penumpang di sisi jendela bus itu terus saja memejamkan matanya, menikmati setiap hempasan angin yang terus melewati nya dan membawa semua emosi yang sudah tak tertahankan.

yah, selama perjalanan pulang ke rumah sewa milik diyan, ia tak henti hentinya mengucapkan kata serapah di dalam hatinya untuk manusia yang terus saja memaksanya untuk berwisata

Sudah menolak dengan keras tapi manusia yang mendapatkan julukan si bahu luas itu semakin mengeratkan genggamannya pada jemari diyan, dengan pasrah ia tak ingin beradu argumen, asal, hari dengannya cepat berlalu.

Sesampainya di kediaman diyan, joe di persilahkan masuk sampai ke ruang tengahnya dan menunggunya berganti pakaian.

sial sial sial batin diyan, yang seharusnya hari liburnya diisi dengan istirahat dan menonton drama pupus sudah.

" sudah ". kata diyan yang baru turun dari kamarnya.

lama tak ada tanggapan dari joe, ia sengaja menarik paksa handphone milik joe dengan cepat.
" aku sudah selesai, jadinya pergi atau tidak sih, kalau gak aku mau hibernasi nih". cercah diyan.

yang di tanya bukannya menjawab ia malah melongo tidak jelas.

" finn "

" joe finn ".

" JOE FINNNNNNN...". teriak diyan.

"Apa.. Apa". jawabnya.

" ayooo... berangkat ".

" oke oke ".

" bengong mendadak mulu, kesambet nanti loh". ucap diyan sambil berjalan mendahului joe.

" udah kesambet ".

" jangan aneh-aneh kamu yah". tunjuk diyan ke arah wajahnya joe.

" gak aneh ko ".

" rumahku aman yah dari hantu ".

" ya kan aku kesambet kamu ". goda joe agar diyan tak terus memasang wajah menekuknya itu.

" aku hantunya gituh ".

" ga gituh... mana ada hantu secantik kamu Bby, kalau pun ada aku rela kerasukan kamu setiap hari ".

" [Hahh... mulai rayuan mautnya] ". Batin diyan sambil merotasikan kedua matanya keatas.

" stres ". jawab singkat diyan.
joe merasa diyan semakin mempercepat langkahnya iapun segera mensejajarkan gerakannya menuju halte bus disana, hanya selang beberapa menit menunggu, bus yang sudah di nanti pun tiba, mereka berdua segera naik beserta penumpang lainnya yang sudah menunggu.

sesampainya di taman hiburan.

joe langsung menarik lengan diyan tanpa memikirkan perasaan si pemilik lengan itu.

setelah membeli 2 tiket masuk mereka berkeliling sejenak sambil membeli beberapa snacks dan minuman disana.

joe sudah mengatur strategi di otaknya, wahana apa saja yang ia dan diyan harus taiki.

baru juga joe ingin menunjuk satu wahana yang temannya rekomedasikan, tubuhnya sudah terhuyung di bawa masuk oleh diyan ke arah mini mart yang berbentuk castle 🏰 itu.

setelah masuk kesana, diyan tak henti hentinya membinarkan kedua bola matanya seolah-olah memohon pada joe agar diizinkan untuk membeli sesuatu disana.

" joe ".

panggil diyan yang sedang memperhatikan deretan bando, hair pin, bucket hat, scarf, pita dan aksesoris lainnya.

NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang