" Nggak peduli semurah atau semahal apapun, yang penting itu adalah barang yang berharga. "
~ Dava ~
" Oi, Zeeva! "
" Lo dari tadi ngapain,sih? "Lamunan Zeeva ketika melihat boneka panda yang ada di dalam toko boneka hilang begitu saja tepat saat Dara dan Karina memanggilnya. Kedua gadis cantik itu terus bersabar melihat tingkah Zeeva yang seperti anak-anak begitu melihat boneka panda. Seperti terhipnotis,lah kira-kira.
Pagi ini setelah Dava pergi untuk bertemu Ryan, Zeeva sempat memberi tau kalau hari ini dia akan pergi jalan-jalan dengan kedua best friend nya. Permintaan itu di setujui oleh Dava dengan satu syarat. Gadis itu tidak boleh pergi atau bertemu pria asing dan jika itu terjadi, Dava akan mengancamnya untuk menikah dan hamil anaknya. Mendengar itu saja Zeeva rasanya merinding dan ingin muntah. Dia sendiri jadi bingung harus bilang Dava itu lelaki gila atau lelaki yang posesif.
Langkah kaki ketiga gadis itu berhenti di dalam sebuah toko jam yang pemiliknya adalah teman ayah Karina.
" Eh, Karina? "
" Hai, om. " Sapa Karina. " Tumben hari ini sepi. "
" Iya. Kamu ngapain? Ini siapa? " Tanya om pemilik toko itu.
" Ini temen aku. Om, tunjukkin dong merek jam yang paling bagus. " Pinta Karina.
" Tunggu sebentar,ya. "Disela kesibukan pria itu mencari beberapa jam yang bagus, Zeeva terus melihat-lihat toko itu dan barang-barang yang dijualnya. Sampai pria itu kembali dan memperlihatkan jam yang begitu bagus. Mata Zeeva langsung berbinar seakan ingin memborong semuanya.
Satu persatu Zeeva melihat keseluruhan jam tersebut. Apakah Dava cocok memakainya? Atau ini terlalu murah?
" Zeev, ini kayaknya bagus,deh. Ini brand pengeluaran baru dari Korea. " Dara memberikan jam yang dipeganginya pada pria itu. " Kalau ini berapa? "
" Dijamin murah kalau kalian yang beli. Mau? " Tawar pria itu dan langsung diangguki oleh Zeeva.Paman berkacamata itu memasukkan belanjaan Zeeva kedalam papar bag dan memberikannya kembali.
" Pacar kamu mau ulang tahun,ya? "
" Enggak kok om. " Zeeva sedikit kaget dengan pertanyaan semacam itu.
" Dia malu-malu kucing om. Kalau gitu kami duluan,ya? " Karina mendorong kedua temannya sambil tersenyum.Diluar toko Zeeva terus berjalan sambil melihat paper bag di tangannya sampai dia tidak melihat orang-orang yang berjalan di sekitarnya. Karina yang duluan sadar menarik lengan Dara dan sama-sama memperhatikan Zeeva.
" Lo kenapa? " Dara berhasil melontarkan kata-katanya.
" Gue jadi kepikiran. Walaupun jam ini gak sebanding dengan jam mahal yang dia punya, kak Dava bakal terima nggak? "
" Ya, pasti! Lo harus inget, Zeev. Semurah atau sejelek apapun benda itu, orang yang terima pasti bakalan seneng kalo itu dikasih dengan tulus. " Karina menepuk pundak Zeeva. " Gue yakin kak Dava bakal gitu. "
" Makasih,ya? "
" Aduh, kok Zeeva gue keliatan polos gini,sih? Imut banget!! " Dara mencubit kedua pipi Zeeva.
" Sakit!! "Mereka bertiga tertawa lepas lalu kembali berjalan dengan santai.
*💧*
" Kak Dava! "
BRAK!
Pintu utama rumah yang besar itu kini terbuka lebar saat Zeeva membukanya. Teriakkan Zeeva terdengar nyaring menandakan tidak ada siapapun di rumah. Dia mulai masuk ke dalam kamar dan merebahkan diri di atas kasur yang empuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret 8,3
Romance{ Follow penulis dulu sebelum membaca } " Kalau seandainya Zeeva jatuh cinta sama kakak, apa yang bakal kakak lakuin? " " Anak kecil nggak usah mikirin percintaan. Kalau emang lo cinta sekalipun, gue memang harus bilang satu hal sama lo. Lo ditolak...