05 : Asi?

5.8K 455 29
                                    

Pagi menjelang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi menjelang. Sinar matahari masuk melewati sela gorden seorang anak remaja yang masih lelap dalam tidurnya.

"Sayang. Baby nya bunda ayo bangun." Bisik Yoona tepat di telinga Lisa yang terusik dengan tidurnya.

"Hiks... bundaa.. Aaa.. hiks..."

Yoona tersenyum. Dia mendekatkan tubuhnya pada Lisa. Dia melepas kancing piyamanya dan mengeluarkan sebelah payudaranya. Lalu ia menyumpalnya ke dalam mulut putrinya.

Cup cup... slluurrp..

"Pelan baby sayang. Tidak ada yang akan mengambil bagian mu nak."

Lisa kembali memejamkan matanya dengan bibirnya tidak berhenti mengenyot di payudara ibu tercintanya.

Sehun melewati kamar putrinya yang terbuka. Kemudian dia berjalan mundur dan melihat seorang ibu sedang memberikan nutrisi pagi untuk putrinya.

Terkadang dia tidak habis pikir terhadap Yoona yang masih terlalu memanjakan Lisa di usia nya yang sudah 16 tahun dan akan 17 nantinya.

"Sayang.." panggil Sehun mendekat ke Yoona dan duduk di pinggir tempat tidur.

"Sssttt.. Biarkan dia tidur 10 menit lagi honey."

Sehun tersenyum kecut. Bukan cemburu. Hanya saja dia ingin Yoona membiarkan Lisa dewasa sesuai umurnya. Bukan di perlakukan seperti anak kecil yang masih balita.

"Kapan kamu akan melepaskannya? Dia sudah besar. Kamu tidak perlu melakukan program asi lagi untuknya. Ingat umur kamu juga sudah semakin tua sayang."

Yoona tampak berpikir. Tapi rasa ketidak relaan nya itu membuat Lisa tidak bisa untuk menjadi dewasa.

"Sebentar lagi Lisa akan kita jodohkan. Kamu harus bisa perlahan melepaskannya pada orang lain." Ujar Sehun lembut. Dia sangat mengerti perasaan Yoona. Tapi dia harus memaksa sedikit bukan?

"Kalau aku berhenti memberikan Lisa asi.. siapa yang akan memberikannya nanti? Aku tidak ingin Lisa ku tidak bisa tidur tanpa susunya. Aku-"

"Ssstt.. kita akan meminta Jennie yang melakukannya." Potong Sehun memberikan solusi.

"Bagaimana jika dia tidak mau?" tanya Yoona kembali yang khawatir dan membanyangkan bagaimana reaksi Jennie nantinya ketika di minta untuk mengikuti program asi sebelum ia menikah dan punya anak.

"Kalau dia tidak mau... kita batalkan perjodohan ini. Dan Lisa bisa kembali menyusu padamu."

.

.

.

.

.

"Mau!! Aku mau!! Mengikuti program asi tidak masalah untukku. Asal Lisa seutuhnya menjadi milikku. Tak masalah. Aku bisa langsung membuat jadwal temu dokter pribadiku jika perlu." Jawab Jennie tegas tanpa berpikir dua kali.

"Apa kamu yakin Jennie yaaa?? Itu tidak mudah untuk di lakukan. Kamu-"

"Tenang saja. Aku sudah mengirim pesan pada dokternya untuk apa yang harus aku lakukan selanjutnya. Bereskan? Tidak ada masalah lagi kan? Dan siang ini aku akan mendatanginya untuk mengikuti prosedur yang ada. Apa nya yang sulit untukku. Lihatlah..."

Jennie menundukan kepalanya dan mengulurkan kedua tangannya dan jatuh tepat pada dadanya. Dia meremas kedua gundukannya dengan bangga.

"Apa Samantha dan Rachel ku ini terlihat tidak cukup untuk menampung asi? Pasti Lisa akan senang dengan kedua gunung kembarku. Hahh.. aku sudah tidak sabar ingin merasakan mulut Lisa menghisapnya."

Para orang tua yang mendengarkan celetukkan Jennie membulatkan matanya tak percaya mendengar apa yang keluar dari mulut si mata kucing itu.

Jennie memberikan kepastiannya. Dia benar-benar sudah memantapkan hatinya jika itu tentang Lisa.

"Huffftt.. baiklah kalau begitu jika kamu sudah yakin. Lalu... bagaimana kedekatan kamu dengan Lisa? Apa ada perkembangan?"

"Belum. Tapi Jennie akan mulai mengajar di sekolah Lisa besok." Ujar Jennie dengan mata tak lepas dari layar ponselnya yang ada gambar Lisa di sana.

"Baiklah kalau begitu. Kita akan mempersiapkan sisanya."

Jennie mengangguk dan langsung berdiri dari duduknya.

"Kamu mau kemana sayang?" tanya Dara yang melihat putrinya akan segera beranjak dari sana.

"Tentu saja aku akan ke rumah sakit untuk segera control secepatnya." Jawab Jennie seadanya.

"Bukannya kamu membuat jadwal pada siang hari?" tanya Dara sekali lagi. Jennie tersenyum dengan deretan giginya.

"Lebih cepat lebih baik kan?"

Jennie langsung melanjutan langkahnya keluar mansion untuk menemui dokter pribadi miliknya. Dia benar-benar tidak sabar ingin menjadikan Lisa miliknya.

"Kamu akan menyusu denganku Lisa yaaa.. aku tidak sabar ingin melihat bibir mu menghisap nipple ku dengan keras sayang. emmpphh.. fuck.. apa yang ku pikirkan. Bersabarlah Jennie yaaa.. kekeke.." gumam Jennie yang berbicara pada dirinya sendiri dengan sedikit kekehan.

Apa dia sudah gila? Mungkin saja iya. Gila karena menyukai seseorang. 

My Hot TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang