c/w : sex, kiss, oral sex, petname
t/w : kinda non con, daddy and family issues
;;
Jennie tidak bisa tidur. Sudah tengah malam tepat dan ia masih memikirkan Taehyung. Kebaikan pria itu adalah apa yang ia dambakan dari keluarganya. Sejak kecil, baik ibu maupun ayahnya tidak pernah memberikan perhatian layaknya orang tua pada umumnya. Mereka sibuk mengurus kebahagiannya sendiri, berpergian ke luar negeri untuk bisnis atau sekadar liburan. Ia bisa menghitung berapa kali dalam setahun pertemuan dengan orang tuanya. Pun tiap kali bertemu, mereka hanya akan memberinya uang kemudian pergi kembali.
Tidak ada yang peduli bagaimana perasaannya. Kakaknya tak terkecuali. Wanita itu melakukan hal yang sama dengan orang tuanya.
Jennie sejujurnya selalu menginginkan kehadiran orang tuanya. Hingga suatu saat, ia tak sengaja menyumpahi mereka mati. Itu terjadi dua tahun setelah perceraian Taehyung dan kakaknya. Ia terlalu merindukan orang tuanya hingga ketika mereka mengatakan tidak bisa datang untuk merayakan ulang tahunnya, ia mengatakan pada mereka untuk pergi dan tidak perlu kembali lagi. Benar saja, pesawat yang dinaiki orang tuanya mengalami kecelakaan.
Kakaknya menggantikan peran orang tuanya sejak saat itu. Ia banting tulang untuknya, membayar uang sekolahnya dan memenuhi semua kebutuhannya. Meski jika bertemu, keduanya tidak pernah akur, Jennie selalu merindukan kehadiran kakaknya.
Mendapat kehangatan dari Taehyung seolah mengobati kerinduannya pada tiga sosok keluarga Jennie. Ia mulai merasakan matanya memanas. Air mata yang tertahan, tidak dapat lagi dibendung. Jennie menangis terisak dalam diam. Tenggorokannya terasa sangat kosong dan sakit. Ia menutup dirinya di dalam selimut, ia ingin sekali berteriak, namun suaranya terampas oleh hampa.
Dadanya terasa sesak.
"Brengsek. Kenapa gue jadi cengeng kayak gini sih!"
Ia tidak ingin terus-terusan menangis sehingga mengeluarkan ponselnya. Jennie butuh charger dan Taehyung pasti memilikinya. Ia putuskan untuk meminjam, melangkahkan kakinya ke kamar lain.
Lampu kamar telah dimatikan. Pintu ditutup rapat. Jennie berdecak. Bisa-bisanya pria itu tidur sementara dirinya tidak!
Jennie merasa ini tidak adil. Ia dengan segera membuka pintu kamar yang tidak terkunci. Keadaannya remang. Taehyung hanya menggunakan lampu tidur dengan pencahayaan yang malang. Wajah tegasnya terlihat lebih menawan dengan cahaya redup. Matanya yang tertutup menyembunyikan tatapan elang. Alisnya nampak seperti pedang. Turun pada bangirnya hidung pria itu, selangkah lagi tertuju pada bibir tebalnya yang terkatup. Jennie menengguk ludah.
Dari sisi manapun, Taehyung adalah seorang yang sempurna. Betapa bodoh ia membandingkannya dengan orang lain.
Jennie ingin membangunkannya, namun entah mengapa merasa tidak tega. Ia telah banyak bersikap buruk pada pria itu. Jadi Jennie mengurungkan niatnya, ia berjalan mundur dengan mengendap-endap sampai tidak menyadari jika tungkai kakinya menabrak tembok. Jennie reflek mengaduh dan mengumpat, "Aduh, anjing!"
Mata elang terbuka karena suara itu. Taehyung sontak menghidupkan lampu dan mendapati seorang wanita tengah tertangkap basah melihatnya tidur. Pria itu merasa hal ini sangat aneh. Ia memijat keningnya. "Kamu ngapain?"
Jennie sedikit gelagapan. Ia telah membangunkan Taehyung, jadi lebih baik mengatakan yang sejujurnya. "Aku butuh charger."
Aku?
Taehyung terheran.
Jennie merutuk.
Bisa-bisanya ia menyebut dirinya dengan 'aku' terhadap Taehyung!? Untung saja pria itu nampak tidak memperhatikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN LAWS [TN]
Fanfic(COMPLETED | TWO SHOT 18+) Setelah memutuskan mantannya yang bajingan, Jennie justru mendapatkan mantan kakak iparnya yang menawan.