Mata Ajeng langsung melebar saat mendapati Juwita sudah berada didapur bersama-sama pelayan lain.
Terlihat Juwita dengan wajah yang segar sedang membuat teh.
Ajeng langsung berjalan mendekati Juwita."Wah wah wah...yang sudah pergi bersama tuan Frederick sepertinya senang sekali, sampai-sampai sepagi ini kau sudah berada disini"
Juwita terkekeh, kemudian ia menuangkan teh yang sudah ia buat tersebut pada cangkirnya, dan memberi kode pada Ajeng agar ia mengambil satu cangkir lagi untuknya.
"Baru dituang saja, teh nya sudah wangi sekali, kau dapat teh ini dari mana?" Tanya Ajeng yang tak sabar ingin mencium dan mencicipi tehnya.
"Dapat dari pelayannya tuan De Boer" Balas Juwita yang kemudian menaruh tekonya, dan digantikan mengangkat cangkirnya dan menyesap teh tersebut, begitu juga dengan Ajeng sesapan demi sesapan ia begitu menikmatinya.
"Ah...teh nya benar-benar wangi dan enak sekali. Seharusnya kau tanya pada pelayan tuan De Beor mereka membeli teh ini darimana" Kata Ajeng
Belum sempat menjawab, mereka dikejutkan dengan kehadiran Winarti yang tiba-tiba saja mendekati mereka dengan terburu-buru.
"Apa kata kalian tadi De Boer? Siapa yang ke rumah tuan De Boer?" Tanyanya dengan buru-buru dan tak sabar.
"Aku" Jawab Juwita bingung
Mata Winarti langsung berbinar, "benarkah? apa yang kau lakukan dirumah tuan De Boer?"
Sudut bibir Ajeng sedikit terangkat saat mendengar pertanyaan Winarti, dan memutar malas bola matanya.
"Aku ikut ke acara pestanya tuan De Boer bersama tuan Frederick, memangnya kenapa?"
Tatapan Winarti semakin berbinar. "Apakah kau melihat pelayan laki-laki tuan De Boer yang tinggi dan tampan?"
"Astaga Winarti, apa kau pikir pelayan laki-laki dirumah tuan De Boer itu hanya satu? Mana mungkin dia akan mengetahuinya!" Potong Ajeng
Winarti berdecak kesal pada Ajeng yang terus ikut menimbrung. "Dia itu paling tampan dan berbeda daripada yang lain, pasti Juwita bisa membedakan!"
Tatapan Juwita kesana kemari memperhatikan Ajeng juga Winarti dengan bahasan yang ia tidak pahami.
"Sebenarnya kalian ini sedang membicarakan siapa sih?"
"Pacarku" Jawab cepat Winarti tersenyum lebar.
"Pacar pacar matamu! Pacar hayalan!" Ledek Ajeng
Winarti semakin mendengus kesal pada Ajeng. "Heh Ajeng lebih baik kau diam daripada nanti aku tidak akan memberi restu kau menjadi kakak iparku!"
Ajeng tak menjawab apapun, ia malah membalas dengan raut wajah meledeki Winarti sambil menjauhi Juwita dan Winarti.
"Kakak ipar?" Tanya Juwita yang semakin bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS PRIBUMI | KARINA
Historical FictionKisah Berlatar tahun 1942 masa peralihan kekuasaan Hindia Belanda dari Belanda ke Jepang. Cast NCT~AESPA