Bab 2: Terima kasih

197 12 0
                                    

Happy reading
.
.
.

Dewa POV.

Aku terbangun kala seseorang memanggil namaku, aku pun berusaha membuka mata dan menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam mataku, namun kepalaku rasanya berputar putar sehingga aku menutup mataku kembali. Saat ku rasa sudah tak terlalu pusing, aku pun mengedarkan pandanganku dan bertanya tanya dimanakah aku? aku pun menyadari bahwa kini aku berada di UKS sekolah. Tiba-tiba seseorang yang berdiri tepat disebelahku kembali bersuara.

"Hei, Dewa kamu udah sadar?" Tanya orang itu dengan suaranya yang dingin, aku merasa tidak asing dengan suara itu, aku pun melirik kearahnya dan menyadari bahwa orang tersebut adalah Aninda, yang merupakan Ibu kandungku sendiri. Aku sedikit kaget melihat keberadaan Bunda yang sekarang berada disekolahku, entah siapa yang menghubunginya pun aku tak tahu, yang jelas setahuku akhir akhir ini Bundaku sedang sangat sibuk mengurus butiknya yang segera membuka cabang baru.

"Loh Bunda kok bisa disini?" Tanyaku sedikit heran dan dengan suara yang parau.

"Tadi Gara nelfon saya, katanya kamu pingsan di sekolah, ayo pulang." Ujar bunda

Aku pun mengangguk dan langsung bangun dari brankar UKS itu, walaupun badanku masih lemas tetapi aku masih sanggup untuk sekedar berjalan ke arah parkiran. Saat dimobil barulah Bunda bertanya kenapa aku bisa pingsan dan aku bersyukur karna Gara tidak memberitahu Bunda tentang perundungan yang aku alami.

"Cuman kecapean biasa bun" Jawab ku berbohong, dan dibalas anggukan oleh Bunda.

Setelah perjalanan sekitar 20 menit aku pun sampai dengan selamat, Bunda tidak ikut masuk karna masih ada pekerjaan di butik miliknya. Rumahku terbilang cukup megah tetapi aku tidak merasa kehangatan didalamnya, aku hanya merasakan sepi dan sunyi.

Kini aku hanya sendiri di dalam rumah besar itu. Setelah beberapa saat diselimuti oleh kesepian, aku mendengar suara motor terdengar dari luar. Senyumku merekah saat mendengar suara motor itu, aku tahu betul siapa pemilik motor itu, aku pun bergegas untuk membukakan pintu untuk seseorang yang aku tunggu tunggu dari tadi.

"Akhirnya Kak Gara pulang, Kak gara udah makan belum? biar aku masakin" Ucapku bersemangat, namun ia hanya menatapku dengan wajah yang datar.

"Minggir" Ucapnya singkat dan langsung mendorongku agar menjauh dari hadapannya. Aku yang sedikit terhuyung pun menatap punggungnya yang semakin menjauh.

"Kak gara, makasih ya tadi udah nologin aku tadi" Ujarku dengan suara yang pelan. Ia pun berhenti dan sedikit menoleh ke belakang.

"lain kali jangan lemah jadi orang, dibully malah diem aja" Ujarnya sinis dan langsung berlalu menuju ke lantai atas.
Aku yang mendengar itu hanya diam saja dan berpikir bahwa ucapan Kakakku itu memang benar adanya.

"Tapi, aku ga seberani kamu kak" Ucapku sangat lirih bahkan terdengar seperti bisikan.

✨✨✨

Malam harinya aku menjalankan makan malam bersama, lebih tepatnya hanya aku, Gara dan Ayah. Bunda belum pulang dari butiknya sehingga kami hanya bertiga saja. Suasana makan malam kami sangat hening, hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu, tidak ada yang berniat untuk memulai pembicaraan.

"Aku udah selesai" Ucap Gara sembari berdiri dari tempat duduknya, tak lama dari itu, Ayah pun juga melenggang pergi dan kini hanya aku sendirian di ruang makan.

Setelah menyelesaikan makan malam dan meminum obat rutinku, Aku langsung menuju ke kamar dan duduk di meja belajar, tak lama dari aku terdengar suara mobil dari luar, aku sedikit mengintip ke jendela dan ternyata itu adalah mobil Bunda.
Aku pun hanya menghiraukan dan melanjutkan kegiatan mengerjakan PR

Namun tiba tiba aku mendengar ada keributan dari arah ruang tamu, aku yang penasaran pun segera keluar dari kamar dan melihat apa yang sedang terjadi.

Saat mataku melihat ke arah ruang tamu, aku langsung disuguhkan pemandangan yang sangat tak mengenakkan, aku melihat Bunda sedang ditampar oleh ayah, aku yang melihatnya pun sedikit terkejut namun aku tak bisa melakukan apa apa.

"Istri itu tugasnya diam dirumah dan melayani suami"

"Apa hak mu mengatur atur kehidupanku?"

"Karna saya suamimu!"

"Cih, pernikahan kita juga bukan atas dasar cinta jadi kamu jangan berani beraninya untuk mengatur kehidupanku!"

Dan masih banyak lagi teriakan teriakan yang terdengar dari mulut Ayah dan Bunda, aku juga banyak mendengar banyak vas bunga yg dilempar sembarangan, melihat itu aku rasanya ingin menangis. Dari kecil aku tak pernah merasakan kehangatan dalam keluarga, yang aku lihat hanyalah sifat dingin kedua orang tuaku dan sifat dingin Gara.

Aku pun kembali ke kamar dan bersiap untuk tidur. Aku terbangun pada jam 4.00 pagi karena merasa kesulitan bernafas, seolah olah ada batu besar yang menimpa dadaku.

Keringat dingin mulai bercucuran, tanganku aku gunakan untuk meremat dada kiriku yang menjadi titik rasa sakit yang aku alami. Tangan ku bergetar hebat ketika ingin meraih obat pereda nyeri yang ada di dalam nakas disebelah ranjangku. Namun tiba-tiba
aku tak sengaja menyenggol gelas kaca berisi air yang ada disebelahku dan menimbulkan suara yang lumayan keras.

Aku semakin merasa tersiksa dengan rasa sakit yang aku alami, aku mencoba untuk meminta tolong namun aku tak mempunya tenaga apapun untuk sekedar bicara. Tiba tiba pintu kamarku dibuka secara kasar dan muncul seseorang yang masuk ke dalam kamarku secara tergesa-gesa.

"obat lo dimana?" tanya orang itu dengan nada sedit keras.

"di na-kas" Ucapku terputus putus. Orang tersebut langsung membuka laci nakasku dengan kasar dan mengambil 2 butir obat  yang biasa aku konsumsi jika dalam keadaan seperti ini.

Aku merasa rasa sakit itu mulai mereda dan menyisakan lemas pada tubuhku, melihatku yang sudah membaik, orang itu langsung bergegas keluar dari kamar.

"Makasih banyak ya kak." Ucapku kepada orang yang telah membantuku tersebut, orang itu ialah Gara.

"Lain kali jangan nyusahin terus jadi orang" Ucap Gara dan langsung meninggalkanku sendirian.

Aku yang mendengar itupun tertunduk dan mulai mengeluarkan air mata. Mungkin ini terkesan berlebihan namun hatiku serasa ditusuk berkali kali saat mendengar perkataan itu dari orang yang sangat berharga di dalam hidupku.

✨✨✨

Haii, mohon maaf kalau ada typo jangan lupa votment yaa thanks!

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BROKEN PIECE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang