awal

509 66 1
                                    

Tes ombak dulu nguengg...

Siang ini di lapangan sekolah, matahari terlihat sangat terik. Membuat suasana hati Anna mendadak jelek. Ini lah salah satu alasan gadis itu tidak menyukai pelajaran olahraga.

Dengan malas-malasan Anna mengikuti instruksi dari Pak Dodi di depan, yang sedang menunjukan cara pemanasan yang baik dan benar.

Pak Dodi menunjukkan cara pemanasan sembari memastikan siswa siswi kelas XI IPS 3 yang terkenal akan kenakalannya ini agar tetap mengikutinya dengan baik. Tapi ternyata masih saja ada yang ogah-ogahan seperti Anna.

"Gimana kalau Anna saja yang melanjutkan pemanasannya?" celetuknya tiba-tiba. Membuat semua murid reflek menatap kearah yang disebut.

Anna yang merasa namanya disebut pun menunjukkan raut kagetnya. "Saya, Pak? "

Pak Dodi mengangguk mantap untuk membenarkan. "Emang siapa lagi yang bernama Anna di kelas ini selain kamu?"

"Loh? Terus kok jadi saya yang nge-lanjutin pemanasannya sih, Pak?! Bapak mau mereka jadi kenapa-kenapa akibat cara pemanasan saya yang ga bener?!" sungutnya tak suka.

"Itu kamu tau kalau cara pemanasan kamu ga bener! Seharusnya kamu bersungguh-sungguh mengikuti pemanasan ini! Bukannya malah main-main! Biar kamu tau bagaimana cara pemanasan yang baik dan benar. Kalian ini juga! Sudah kelas 11 masih saja tidak tau cara pemanasan!"

Anna mendengus malas.

"Maka dari itu, ikuti saya. Kali ini jangan ada yang main-main lagi! Mengerti?!"

"MENGERTI, PAK!"

Meskipun dongkol, Anna kali ini memutuskan untuk memperhatikan Pak Dodi. Dari pada di tegur lagi dan berakhir mereka semakin lama di jemur di lapangan karena ceramahnya yang tidak kunjung selesai. Lalu bisa-bisa nanti saat pulang ke rumah, Mamanya kaget dan tidak mengenal Anna karena bentuknya yang berbeda dari saat pergi sekolah tadi.

Hey! Tapi bukan Anna namanya kalau tidak salah fokus ke cowo ganteng, kan? Seperti sekarang ini.

Niat hati ingin mengikuti petuah dari sang guru, tetapi fokusnya malah teralihkan oleh segerombolan anak basket yang baru akan turun ke lapangan. Kelihatannya sih ingin latihan.

Anna memperhatikannya dengan seksama, mencari orang yang dikenalnya. Setelah dapat, fokusnya malah kembali dialihkan oleh cowo yang disampingnya. Tampak sangat manis saat tertawa, dengan bolongan di kedua pipinya.

"SELESAI!"

"BAGI YANG CEWE, KALIAN BISA AMBIL BOLA VOLI DI GUDANG, SEDANGKAN YANG COWO BISA MENGAMBIL BOLA KAKI!"

Baru lah fokus Anna kembali. Saat semua murid mulai bubar untuk melakukan apa yang diperintahkan, Anna dengan semangatnya mengangkat satu tangannya dengan tinggi-tinggi agar di notice oleh sang guru.

"PAK! SAYA BOLEH IZIN KE TOILET, KAN?"

Itu bukan pertanyaan, tetapi sebuah pernyataan yang tidak bisa di bantah. Karena Anna segera pergi berlari tanpa memberikan waktu Pak Dodi untuk berbicara, dengan tidak lupa untuk menyeret teman seperorokkannya dari kecil- Lana namanya.

"BARENG LANA YA, PAK! MAKASI!! AYO, LAN!!"

"IH IYA IYAA!! TAPI BIASA AJA DONG INI NARIKNYA!!"

Lalu suara tawa Anna terdengar. Sedangkan Pak Dodi sudah memijat pelipisnya pusing karena melihat tingkah laku non akhlak muridnya.

Siapa yang berpikir bahwa Anna akan benar-benar pergi ke toilet? Pada kenyataannya, Anna tidak pernah mau ke toilet selain untuk menemani Lana dan touch up. Nah, sekarang posisinya Anna tidak ada di kedua pilihan itu. Jadi, kemana sebenarnya tempat yang dimaksud 'toilet' oleh Anna?

Jatuh Cinta? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang