Kakek Jeruk 👴🍊

6 1 0
                                    

Langit hari ini Berawan dan sedikit mendung, "semoga aja gak turun hujan." Aku bergunam didalam angkot,duduk diantara orang-orang asing.

Kendaraan umum berwarna hijau muda ini hanya diam dengan mesin menyala menunggu terisi penuh dengan penumpang.
Padahal penumpangnya sudah cukup banyak,tapi si abang angkot masih sibuk memanggil orang-orang yang lalu-lalang agar menjadi penumpangnya.Sampai akhirnya masuk seorang kakek   dengan tas hitam yang terlihat sudah usang,kake itu duduk tepat dihadapanku.

Sampai beberapa menit kemudian supir angkot itu menjalankan kemudinya perlahan karena dirasa angkotnya sudah terisi penuh dengan penumpang.

Sesekali aku melihat ke arah yang duduk tepat dihadapan ku,raut wajahnya tampak lelah dengan kepala yang sedikit menunduk dan tangan yang sudah keriput memeluk tas hitam yang dia pangku.

Tiba-tiba tangannya menyodor dengan jeruk yang dia pegang,mata kita tidak sengaja bertemu dan saling tatap, aku langsung tesenyum tanda menyapanya dan dibalas dengan senyum di bibirnya yang sedikit bergetar dan keriput itu.

"Jeruknya manis neng," ujar kakek itu.
Aku langsung mengambil jeruk itu dari tangannya.

Kemudian di sebuah perempatan jalan kake itu sedikit berteriak dengan bibir bergetar "kiri" ucapnya,tapi tidak digubris supir angkot karena memang kakek itu susah payah untuk berteriak padahal suara pelan.

Aku langsung berinisiatif membantu dengan sedikit mengeraskan suara "Bang kiri." Sampai akhirnya supir angkot mendengar dan menghentikan angkotnya.

Kakek itu beranjak dari kursi  angkot,sebelum keluar badannya sedikit terhuyung sampai hampir jatuh untung para penumpang lain dan aku langsung sigap menolongnya.

"Makasih-maksih," Ujar kakeknya sambil keluar dari angkot.

Kemudian supir angkot kembali melajukan angkotnya bergerak menjauh dari kakek itu.
Aku melihat keluar dari jendela angkot,terus memperhatikan kaki tadi yang berjalan lambat menyusuri jalan.

Pikir ku ketika memandangi kakek itu tadi adalah dihari yang mendung ini,di dunia yang bising dengan orang-orang asing ternyata masih ada orang sebaik kakek tadi,meski dengan bibir gemetarnya berusaha membalas senyum,dengan tangan keriputnya berniat baik menyodorkan jeruk padaku dan dengan kakinya yang sudah tidak kuat lagi dia masih semangat untuk berjalan.

Harap ku untuk kakek tadi adalah semua doa yang terbaik untuknya dan semoga kehidupannya penuh dengan kebahagiaan dan keberuntungan seperti halnya makna jeruk itu sendiri.

Short story at a timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang