Chapter 9 - Miliknya

1.6K 97 16
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca😆
.
.
.
.
Happy Reading

***
"Non, geleng-geleng mulu dari tadi."

Eh,

Feyra tersentak sadar dari lamunannya mendengar suara itu, rupanya salah satu ART yang bekerja di rumahnya. Bi Imah.

"Lagi terngiang-ngiang joget tiktok ya non ya?"

Feyra meringis saja, padahal dia mah tidak main aplikasi itu. Bibinya itu malah yang aktif, kadang Feyra memergoki lagi joket-joget di dapur.

"Bukan kok bi." Takut kalo di iyain malah makin panjang.

Sejujurnya Feyra tengah memikirkan sesuatu, yakni kajadian tadi pulang sekolah. Tapi dia berusaha mengenyahkannya dan berfikir positif kalau memang salah lihat.

"Btw Bi, nggak usah masak makan malem, aku sama River udah makan di luar tadi sore."

"Oh gitu ya Non, oke siap non."

Feyra mengangguk. Rumah sebesar ini pekerjanya memang agak banyak, tapi memang tidak sebanyak itu untuk ukuran rumah konglomerat. Art 3 dan satpam 2, sopir 2. Alasannya tentu mamanya yang tidak mau rumah jadi terlalu ramai. Hanya sesekali para bodyguard papanya yang kadang datang berkunjung. (PROMO DULU, CERITA BAPAK EMAKNYA FEY LAGI ONGOING DI LAPAK SEBELAH, SILAHKAN CEK, BIAR TAU SEBERAPA KONGLOMERATNYA KELUARGA MEREKA)

Setelah Bi Imah pergi, Feyra kembali diam lagi, layar televisi di depannya tidak di anggap.

Drttt ... Drtt ... Drtt ...

Merasakan ponsel yang bergetar, ia segera membukanya.

Eh, nomor tidak di kenal?

'Malam kak.'

'Ini alam.'

Eh,

Si ketua osis?

***

Sudah ada yang bilang belum kalau Kazugo itu bukan anak baik-baik, maksudnya lebih dari kenalakan di lingkungan sekolah, Karena dia juga merangkap sebagai anggota geng. Yang sudah 2 setengah tahun ini dia ikuti, yang tentu saja tanpa sepengetahuan Feyra.

Mungkin semua sampai berfikir kalau Feyra itu polos menjorok ke bodoh, saking mudahnya Kazugo menipu dan tetap di anggap cowok baik-baik.

Dan kali ini Kazugo mengunjungi basecamp geng nya itu setelah 4 harian tidak berkunjung.

Jika menduga ini geng danger, bukan. Kazugo tak mengikuti jejak papanya sepenuhnya. Dia merasa di geng danger isinya orang tua-tua, dan sudah tidak aktif, malah lebih ke kumpulan bapak-bapak bau minyak gosok.

Padahal pada jamannya geng Danger geng yang tak terkalahkan.

Kazugo bukan masuk karena tuntutan atau apapun, itu karena dia suka, hanya papanya yang tau kalau dia ikut perkumpulan ini, dan pria paruh baya itu tidak melarang. Sedangkan mama dan Zura hanya tau kalau dia ingin sering pulang pagi, itu saja.

"Go, dateng lo." Pria bertubuh kekar tapi tidak terlalu tinggi itu menyapa langsung Kazugo.

Kazugo menggerakkan alisnya saja, malas membuka mulut.

"River nggak ikut?"

Kazugo menggeleng, River memang juga ikut bergabung sekitar 1 setengah tahun yang lalu. Siapa yang mengajak, tentu saja Kazugo. Jangan salahkan dia karena River juga yang mau mau aja.

Paham kalau anggota segengnya itu gampang sariawan alias jarang buka mulut dia pun melnanjutkan ucapan, "Di cariin Peto lo Go."

"Di mana?"

Psycho BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang