Bagian II

58 27 26
                                    

Rasa kebingungan terus berjalan dikepala eudora dengan perasaan emosi karena perdebatan Antara papi dan abang.

"Diam!!!!!!"ucap eudora dengan tegas.

Perdebatan seketika terhenti sehingga hanya terdengar suara jarum jam yang bergerak.

"Eudora mau kan sama sama permintaan papi?ucap papi sambil menatap eudora.

"Enggak papi, eudora minta maaf"jawab eudora dan menundukkan kepala. Lalu melepas perlahan genggam tangan mami dan bergegas keluar kamar rawat papi.

"Arghhh" Abang keluar mengejar eudora.

"Dra tunggu abang" memanggil eudora dan mengejar dari belakang.

Eudora berhenti berjalan dan berbalik kearah abang dengan mata berair.

"Sini dra"ucap abang memangil eudora . Berlari menuju abang. Abang langsung memeluk eudora sambil mengelus kepala eudora.

Kehangatan pelukan abang membuat eudora tampak lebih tenang.

"Ayok duduk dulu baru kita bicarakan"kata abang dan memegang tangan eudora ke kursi taman rumah sakit.

Bunga yang terdapat ditaman sedang menari-nari dengan terik matahari yang memancar cahaya.

"Eudora tidak mau jadi dokter bang" ucap eudora sambil mengelap air mata.

"Abang ngerti kamu mau tidak mau jadi dokter" jawab Abang memberi kata penenang buat eudora.

"Tapi papi?"kata eudora.

"Em... Papi nanti Abang yang bantu bilang"saut Abang yang memotong perkataan eudora dan tersenyum.

Eudora memeluk abang Daniel dengan penuh kasih sayang.

"Em.. ada yang jam baruu nih" abang yang menggoda eudora.
"Tauu aja hahahahah" tertawa kepada abang.

"Lihat dong" melihat jam dan meminta eudora untuk melepas jam.

Eudora melepas jam dan memberikan kepada abang

"Nih baguss tidak??"ucap eudora.

"Wah bagus, beli dimana dra?" Tanya abang kenapa eudora.

Brukkk!!

Bola mengenai tangan abang dan jam eudora yang dipegang abang jatuh kebawah dengan benturan yang keras.

Eudora mengambil jam yang jatuh dan melihat jam tidak bisa hidup lagi.

erase dreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang