Bab 3

387 53 9
                                    

Perjalanan itu terasa menyiksa dan panjang. Tubuh Jihyo dilempar begitu saja dengan kasar oleh bodyguard Taehyung ke bagasi dan dikunci dari luar.

Jihyo berusaha menendang, berteriak, meronta, tetapi pada akhrnya dia kelelahan dan kehabisan oksigen. Menyadari bahwa ruang bagasi ini begitu sempit dan pengap dengan asupan oksigen yang makin menipis, Jihyo terdiam. Ia berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar keras, campur aduk antara rasa takut dan ingin tahu, akan dibawa kemanakah dirinya ?

Lama sekali Jihyo menunggu, sampai akhirnya mobil itu melambat. Terdengar suara pintu gerbang yang berat dibuka, lalu mobil itu melaju lagi, melambat, dan kemudian berhenti.

Suara pintu mobil dibanting. Dan syukurlah, ada gerakan membuka bagasi. Jihyo bersiap melompat dan menyerang siapa saja yang membuka pintu bagasi itu, lalu kabur. Ah ya Tuhan, semoga semudah itu.

Pintu bagasi terbuka sedikit dan secercah cahaya masuk melalui celah yang hanya dibuka sempit.

"Jihyo," itu suara Taehyung dan lelaki itu memanggil namanya. Wajah Jihyo langsung pucat pasi. Lelaki itu sejak awal sudah mengetahui penyamarannya!

"Aku akan membuka pintu bagasi ini, tapi kau harus berjanji untuk bersikap tenang dan tidak memberontak," Ada seberkas senyum di suara Taehyung. Kurang ajar. Lelaki itu pasti dari tadi sudah menertawakan kebodohannya!, "Kau ada di rumahku, dan perlu kau tahu, para pengawalku sangat tidak ramah. Kusarankan kau turun dengan sikap penurut dan tenang, demi dirimu sendiri, karena para pengawal kemungkinan akan melukaimu kalau kau bertindak bodoh" Rumah Taehyung. Jihyo memejamkan matanya frustrasi. Dari informasi yang dia dapatkan, rumah Taehyung yang terletak di atas tanah begitu luas di kawasan elite pinggiran kota. Rumah itu dipagari dengan pagar tinggi di sekelilingnya dan setiap akses masuk dijaga oleh pengawal-pengawal Taehyung. Tidak ada seorangpun yang bisa masuk ke area rumah ini tanpa sepengetahuan Taehyung. Begitupun, tidak akan ada orang yang bisa keluar dari rumah ini tanpa seizin Taehyung.

"Bagaimana Jihyo? Apakah kau berjanji untuk bersikap baik,dan aku akan mengeluarkanmu secara manusiawi. Atau kau memilih bertindak bodoh lalu mungkin aku akan mengikatmu dalam karung dan kusekap di gudang," suara Taehyung di luar menyadarkan Jihyo dari lamunannya.

"Kenapa kau membawaku kemari?," gumam Jihyo penuh keberanian.

Terdengar suara Taehyung terkekeh di luar sana, "Menurutmu kenapa Jihyo? Apa kau pikir aku semudah itu diracuni di tempat umum? Apa kau pikir aku tidak tahu kalau kau selama ini mengendus-endus mencari kesempatan untuk membalaskan dendammu?" Suara Taehyung terdengar dekat,

"Kau sudah bermain api," bisiknya, "Sekarang saatnya kau untuk terbakar." Pintu bagasi itu terbuka tiba-tiba dan Jihyo belum siap meronta. Lagipula, percuma meronta. Di belakang Taehyung yang berdiri dengan pongahnya, ada beberapa bodyguard dengan tubuh kekar bertampang seperti batu. Dan melihat tampang dan penampilan mereka, Jihyo tahu, mereka tidak akan segan-segan melukainya kalau Jihyo berbuat sesuatu yang sekiranya akan mencelakakan majikan mereka.

 Dan melihat tampang dan penampilan mereka, Jihyo tahu, mereka tidak akan segan-segan melukainya kalau Jihyo berbuat sesuatu yang sekiranya akan mencelakakan majikan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sleep With DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang