Prolog.

20 5 0
                                    

Satu persatu, hari demi hari, tak bisa singkirkan harapan untuk dapat sesuatu yang bisa mereka buktikan, dan banggakan. Ada kah seorang pun yang dapat menunjukkan apa arti dari kebenaran itu sendiri? Saat itu pun, kita tak pernah tau.. Apa arti kebenaran?

Di mana kita semua masuk ke dalamnya, selalu ada konsekuensi. Tapi semua konsekuensi itu tidak penting, bukan? Bukannya seseorang harus memikirkan tujuan daripada konsekuensi? Dengan itu, semuanya akan berjalan lancar bukan?

.

.

.

.

"Naya?? Naya kamu dimana?"

"anjir.. aku nyasar dimana ini.." ucap Naya sambil melihat ke sekeliling nya yang gelap. Dia merasa jika rambutnya tak lagi terjepit dan malah terurai, dia mencari jepit rambut yang ia gunakan, tetapi setelah mencari di semua rambut belakangnya, ia berpikir jika jepit rambut yang diberikan oleh Miya dahulu terjatuh di suatu tempat.

"Lagian kenapa sih datengnya malem.. kan itu rutinitas ku chat bot seishiro" Gumam Naya kesal
sambil memegang handphone nya itu, ia pun berjalan mencari arah untuk kembali ke pusat perkemahan sekolah. "Uh.. ish, nyamuknya banyak banget, lagian kok aku bisa nyasar sih.. Aku cuma mau pulang dan halu. Aku gamau lagi ikut perkemahan seperti ini." Setelah berjalan sekian lama pun, tak juga ia mendapat petunjuk arah balik. Tetapi..

"Eh itu apaan, kok kayak lampu?" ucap Naya penasaran. "Apa jangan-jangan aku udah nemu?? Akhirnya!! Miya aku akan balik kepada mu!" sambil berlari menuju cahaya itu, Naya pun riang kesenangan karena mendapat arah balik ke pusat perkemahan

"Akhirnya aku pula-"

Adventurers : "The Lost City of Old Civilization"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang