bagian 9

1.2K 142 12
                                    

Dino menguap beberapa kali, netranya sedari tadi tidak berhenti melihat jam dinding yang berada di atas papan tulis. Pelajaran hari ini sangat membosankan. Sejarah.

Bell berdering di seluruh penjuru sekolah membuat dino tanpa sadar tersenyum senang. Akhirnya yang dirinya tunggu-tunggu tiba juga.

Tidak perduli dengan pandangan orang lain, dino dan Chang-bin teman sebangkunya langsung berlari menuju kantin.

"Aku akan memesan makanan. Kau ingin apa?" Chang-bin bertanya setelah meletakan ponsel genggamnya di meja. Dino mengetuk-ngetuk pipinya lantas berujar

"Sama kan saja."

Dino menghela nafas pelan, setelah kejadian dimana dirinya pingsan karena dilempar gelas itu, kakak kedua Lee Chan memiliki perubahan sikap kepadanya.

Contohnya saja beberapa belakangan ini, kakak kedua Lee Chan itu sering mengantar jemput nya, memberinya uang saku, mengajaknya untuk jalan-jalan walau berakhir dirinya tolak. Dan masih banyak lagi.

Bukan cuma perubahan kakak keduanya, kakak pertama dan ketiga Lee Chan itu juga turut bersikap aneh. Seolah-olah semua kakak Lee Chan itu ingin mendekati dirinya?

"Makananmu." Dino menerima mangkuk itu, mengucapkan terimakasih kepada teman sebangkunya. Jujur saja, dino sangat senang dengan adanya Chang-bin dirinya tidak sendirian ke kantin.

"Tugas praktikum nya mau dikerjakan dirumah ku apa dirumah mu?" Chang-bin menyeruput mie nya sembari mengujarkan pertanyaan kepada dino.

"Bagaimana kalau dirumah mu saja Chang-bin?kau pasti tidak akan nyaman dengan rumahku" tentu saja tidak akan nyaman, Samuel pasti akan datang dan menganggu tugas mereka.

"Boleh. Besok okay?"

"Eum!"

•••

Hari sudah semakin gelap, gerimis juga mulai melanda kota Seoul. Dino berdecak malas, padahal perkiraan cuaca tadi pagi mengatakan hari ini tidak hujan, tapi lihat sekarang? Lagipula kemana supir atau kakak Lee Chan itu? Kenapa sampai sekarang mereka belum kunjung datang?

Sejak pukul 5 sore tadi dirinya melakukan les bahasa Inggris hingga pukul 7 malam. Setelah pulang sekolah tadi pun, dirinya sudah memberikan pesan kepada supir  untuk menjemput nya di tempat les, tetapi sampai pukul 10 malam ini, supir  tidak ada yang datang menjemput.

"Lee Chan?" Panggilan itu membuat dino menoleh. Itu seniornya, Bae Irene. Senior cantik yang selalu membanggakan sekolah karena selalu memenangkan olimpiade matematika nasional.

"Ouh! Annyeong haseo sunbaenim! " Dino melakukan bow untuk menghormati seniornya itu, sedangkan Irene terkekeh kecil.

"Annyeong! Tidak usah sungkan Lee Chan--menunggu jemputan?" Dino menganggukkan kepala menjawab pertanyaan Irene.

"Bagaimana kalau ikut dengan ku saja? Kebetulan aku membawa mobil. " Tawar Irene. Masalahnya dirinya merasakan kasihan kepada Lee Chan yang mana sejak pukul 7 tadi masih berdiri disini dan menunggu jemputan.

"Ah tidak usah Sunbae! Aku akan menunggu jemputan saja!" Dino menolak keras tawaran Irene. Dino merasa tidak enak harus menebeng dengan seniornya.

"Tidak perlu sungkan. Lagipula, kau adik Vernon,teman ku. Tidak apa-apa, kajja!"

•••

Dan disinilah dino sekarang, digerbang tinggi depan rumahnya. Tadinya dino menawarkan Irene untuk masuk, tetapi Irene menolak karena waktu sudah malam. Dino menekan bell gerbang.

"Tuan muda?!" Satpam itu langsung membuka gerbang dengan tergesa-gesa, apalagi raut wajah dino terlihat kusut.

Dino melangkah kan kakinya dengan tergesa-gesa, sial! Dirinya sangat lelah sekarang. Badanya ingin segera direbahkan. Saat masuk ke pintu utama, semuanya sepi. Hanya ada beberapa maid yang tengah berseliweran.

"Tuan muda!" Wanita paruh baya yang mana seorang kepala pelayan itu tersenyum lembut kepada dino, menundukkan badanya sedikit lantas mengambil tas dino untuk dibawakan.

"Dimana semua orang?" Dino bertanya sembari melihat kesana kemari.

"Ah! Tuan muda Samuel ulang tahun, semua keluarga besar dikumpulkan di mansion utama untuk merayakan ulang tahun tuan muda Samuel." Maid itu terlihat sedikit sedih saat mengungkapkan nya. Menatap dino yang tiba-tiba berhenti berjalan.

"Termasuk para supir?" Dino berujar dengan dingin. Manik matanya menggelap sembari mengepalkan kedua tangannya.

"Para supir diminta untuk mengantarkan Beberapa hadiah, dan tuan besar dan nyonya untuk ke mansion utama."

"Huh! Brengsek!"

•••

To be continued

Haiii!! Aku update lagii!
Terimakasih untuk 300 votenyaa

Bagaimanapun dengan part ini?

Bisa kali, follow akun aku😍🤣
Aku up kalau udah 2k readers yaa,
Soalnya agak mentok idenya ini😭

See you next chapter!!

HOME - LEE CHAN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang