Waktu terus berlalu, tanpa terasa sudah 1 bulan lebih Salma lewati kehidupan pedihnya karena ulah Diman yang terus menerus menghasut kedua orang tuanya agar tak melepaskannya pergi seorang diri.
Namun bukan Salma namanya jika tak banyak akal, mengerti Diman tak akan tinggal diam jika dirinya berhubungan dengan Rony membuatnya membuat perjanjian bersama Diman. Dimana jika Diman mengusik Rony, Salma tak segan-segan akan bunuh diri dan membuat Diman menjadi tersangka atas kematiannya.
Dan ide Salma itu membuahkan hasil, dimana Diman tak sedikitpun mengusik Rony, bagaimana Salma bisa tau Diman tak mengusik Rony? Apa Salma masih menghubungi Rony? Tentu saja tidak, jika manusia bisa membunuh tanpa menyentuh begitupun dengan Salma yang bisa mengawasi tanpa bertemu.
Bertemu Rony sama saja melukai Rony karena Diman tak mungkin tinggal diam, hal itu membuat Salma meminta Daniel untuk mengatur semuanya, jika planing awalnya dengan Daniel gagal, planing kali ini dapat Salma pastikan tidak akan gagal.
Dimana planning awalnya adalah mencoba bertahan dengan Diman sampai Daniel berhasil mengumpulkan bukti yang lebih kuat untuk membuat Diman hancur, dan selama menunggu bukti kuat itu terkumpul, Salma tak tinggal diam untuk menjaga Rony.
Salma bahkan meminta Daniel untuk menyewakan beberapa orang untuk menjaga disekitar kediaman Rony dan juga warung bu Ani, tak hanya itu, Salma juga menyewa orang untuk mengintai Diva kemana pun ia pergi agar hal buruk tak terjadi pada Diva, mengingat Diman pasti sudah mengincar keluarga Rony.
Seperti pagi ini, sebelum Diman datang menjemputnya untuk ke kampus, Salma selalu memberikan briefing dan evaluasi melalui zoom bersama Daniel dan orang-orang suruhannya.
"Pokoknya sekecil apapun pergerakan yang tampak mencurigakan kalian harus laporkan pada saya atau Daniel ya, apapun itu meski menurut kalian enggak penting belum tentu menurut saya dan Daniel tidak penting, bisa di pahami semuanya." Ujar Salma didepan layar laptopnya.
"Siap Non, siap Paham." Jawab para orang suruhan Salma
"Dari Daniel mungkin ada tambahan." Ucap Salma
"Udah cukup sih Sal, semua udah jelas kok." Saut Daniel
"Okey kalau gitu kita akhiri ya zoom ini." Ujar Salma
"Okey Sal."
Hingga suara ketukan pintu terdengar membuat Salma tanpa pamit langsung menutup layar laptopnya.
"Non, permisi ini bi Jumi." Ucap bi Jumi
Mendengar suara bi Jumi yang ternyata mengetuk pintunya membuat Salma sedikit bernafas lega, sebab Salma benar-benar takut jika Diman mengetahui rencananya kali ini yang bisa membuat rencananya berantakan kembali.
"Iya Bi." Ucap Salma sesaat setelah membukakan
"Maaf Non menganggu waktunya, Bibi mau menyampaikan kalau ada tamu buat Non di bawah katanya udah janjian sama Non Salma." Ujar bi Jumi.
"Diman?" Tanya Salma
"Bukan Den Diman kok non." Jawab bi Jumi
"Tamunya Papa atau Mama kali bi, saya enggak ada janjian sama siapa-siapa." Ujar Salma
"Ibu sama Bapak udah berangkat atuh non, jadi enggak mungkin kalau tamunya Bapak dan ibu." Ujar bi Jumi
"Cewek apa cowok bi?" Tanya Salma
"Cowok non, ganteng pula lagi." Jawab bi Jumi
"Ganteng?" Tanya Salma.
"Iya non ganteng."
Salma terdiam sejenak, sembari berfikir siapa yang bertamu ke rumahnya pagi hari seperti ini, seorang lelaki, ganteng, dan sudah buat janji dengannya padahal dirinya benar-benar tak memiliki janji dengan siapapun.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTARA (TELAH TERBIT)
Teen FictionHari sial Salma Rania Altharena membuatnya bertemu dengan Rony Gallendra Madaharsa, hingga keduanya terlibat dalam situasi dan kondisi yang melibatkan perasaan mereka. Akankah keterlibatan perasaan keduanya akan membuat mereka berlabuh dalam cinta...