Matahari menyinari hutan lebat dengan sinarnya yang hangat, menembus celah-celah daun yang rimbun. Di jantung hutan yang tersembunyi, terletak sebuah panti asuhan. Panti asuhan ini merupakan tempat perlindungan bagi puluhan anak yatim yang ditinggalkan oleh nasib. Panti asuhan tersebut bernama "Panti Asuhan Harapan", karena keberadaannya yang di tengah hutan beberapa orang menyebutnya "Pohon Panti".
Di antara pepohonan tinggi dan lingkungan yang alami, terdengar suara riang gembira anak-anak yang sedang bermain. Mereka melompat-lompat di antara akar-akar pohon dan berlarian dengan sukacita yang menggelitik hati. Setiap anak memiliki cerita yang unik, tetapi di sini, di bawah naungan pepohonan yang lebat, mereka menemukan keluarga baru.
Tidak seperti anak lainnya yang berlarian kesana kemari, seorang anak perempuan bernama Reyna hanya duduk di bawah pohon dengan sebuah buku di tangannya. Matanya menunjukkan betapa seriusnya ia membaca, bibirnya bergerak dan mengeluarkan bisikan sesuai dengan apa yang dia baca.
Berkali-kali rambut ikal sebahunya berkibar seolah-olah disapa oleh angin hutan yang merupakan teman baiknya.
"Dor!" Kejut seorang anak perempuan dari belakang pohon yang disandari Reyna. Reyna menolehkan kepalanya sambil menahan nafas lalu memukul pelan kepala anak tersebut menggunakan buku tipis di tangannya membuat anak itu meringis.
"Apa lagi sekarang, Kira?" Tanya Reyna lalu kembali fokus dengan bukunya.
"Ayo dong ikut main! Kita mau main petak umpet, lebih banyak orang lebih seru." Ajak Kira dengan sangat antusias. Ia duduk di hadapan Reyna dengan wajah memelas.
"Nggak!" Tolak Reyna tanpa memalingkan pandangan dari buku kesayangannya.
"Ish! Gak seru!" Kira yang kesal pun langsung pergi meninggalkan Reyna. Setelah ia berkumpul kembali dengan anak-anak lain, Reyna menoleh dan memperhatikan teman-temannya dari jauh dengan ekspresi polos.
"Reyna." Panggil seorang wanita muda dengan senyuman hangat. Wanita itu merupakan pengasuh di Pohon Panti, bernama Sarah. Sarah telah memberikan cinta, perhatian, dan harapan kepada anak-anak ini yang sering kali diabaikan oleh dunia luar selama kurang lebih 5 tahun. Tidak heran jika anak-anak sangat dekat dengannya bahkan menganggapnya seorang Ibu.
Reyna mendongakan kepalanya lalu tersenyum kecil. Sarah duduk di sebelah Reyna, mengelus kepala Reyna seolah-olah ia adalah anaknya sendiri. Reyna pun terlihat sangat nyaman di dekatnya.
"Lagi baca apa kali ini?" Tanya Sarah lembut.
Reyna menunjukkan sampul bukunya kepada Sarah lalu menjawab. "Kumpulan Cerita Si Kancil." Reyna kembali membuka bukunya dan memperlihatkan salah satu judul cerita kepada Sarah. Si Kancil dan Harimau. "Mbak Sarah, apa harimau itu bodoh?" Tanya Reyna. "Kenapa dia gak bisa lihat kalau kancil itu bohong? Orang lain pasti tahu kalau lihat kotoran kerbau dan sarang tawon. Tapi kenapa dia ketipu?"
Sarah terkekeh mendengar pertanyaan tersebut membuat Reyna bingung. "Mungkin harimau itu nggak bodoh. Tapi kancilnya yang terlalu pintar berbohong. Seandainya kancil nggak berusaha menipu harimau, kancil pasti udah jadi santapan harimau. Harimau juga gak pernah ngira kalau raja punya kue dan gong. Jadi harimau tertipu karena rasa penasaran dan kerakusannya sendiri."
Reyna mengangguk lalu kembali menatap mata Sarah. Sarah bisa melihat dari matanya bahwa masih ada yang ingin ia tanyakan. "Jadi kalau nyawa Rey dalam bahaya, itu berarti Rey boleh bohong?"
Sarah terdiam, berpikir sejenak sebelum menjawab. "Hm.. Suatu saat nanti mungkin akan ada keadaan dimana kamu harus berbohong untuk kebaikan kamu sendiri. Meskipun bohong itu perbuatan yang salah, mbak rasa gak apa-apa kalau bohong untuk melindungi diri kamu sendiri. Tapi lebih baik kalau kebohongan itu nggak bahaya dan nyakitin siapapun seperti yang kancil lakuin ke harimau."
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERCONNECTION
Mystery / ThrillerKenangan, memori dan pengalaman. Bagi orang lain hal itu mungkin merupakan sesuatu yang berkesan, hingga terlalu disayangkan untuk dilupakan. Namun bagaimana jika seseorang tidak bisa melupakan setiap hal yang pernah dialaminya? Kau mungkin akan ber...