Chapter 08

238 26 3
                                    

Buat mempermudah, mulai sekarang aku bikin panggilan sendiri buat tiga manajer Ateez ya. Manajer paling tua namanya Julio, manajer kedua namanya Jimmy, dan manajer yang seumuran sama 99L namanya Kevin.

.

Yunho, Woyoung, dan San menunduk dalam. Di depannya ada manajer mereka yang paling tua berdiri sambil bersekap dada. “Siapa yang ngasih ide buat minum kayak gini tanpa izin ke saya?”

Tidak ada yang menyahut. Karena panik, mereka buru-buru menghubungi sang manajer tanpa pikir panjang. Sekarang Hongjoong sudah di kamarnya. Anak itu sedang di kompres sama Seonghwa dan manajer yang termuda.

“Maafin kita, hyung..”

Sang manajer menghela napas panjang. “Kalian masuk kamar masing-masing aja deh. Percuma saya mau marah juga, toh udah kejadian. Jangan diulangi lagi.”

Layaknya anak kecil yang baru selesai dimarahi orang tuanya, tiga lelaki itu langsung ngibrit ke kamar masing-masing. Sedangkan Julio masuk ke kamar Hongjoong. Seonghwa setia duduk di pinggir kasur Hongjoong sambil liatin Kevin yang telaten merawat Hongjoong.

“Apa perlu dibawa ke rumah sakit?” Julio bertanya untuk memastikan keadaan sang kapten.

Seonghwa ikut menatap Kevin dengan harap-harap cemas. Si manajer termuda itu menjawab, “Saya rasa nggak perlu, hyung. Ini karena Hongjoong ngelewatin jadwal makan, terus minum tanpa ngisi perutnya lebih dulu.”

“Bagus kalo gitu.” Dia ngelirik Seonghwa. “Kamu bisa urus Hongjoong kan, Hwa? Saya sama Kevin masih ada urusan di agensi.”

San sama Yunho sibuk mendumel di dalam kamar. Mereka ngerasa ngga salah atas apa yang terjadi sama Hongjoong tadi. Kan, mereka ngga maksa Hongjoong untuk ikut.

Woyoung sibuk merenung di dalem kamar karena dua roomatenya belum pulang. “Semoga Hongjoong-hyung nggak kenapa-napa. Gue beneran shock liat dia muntah darah di depan gue. Baru pertama kali liat orang muntah darah, merinding anjir.”

Setelah dua manajer itu pergi dari dorm mereka, Seonghwa kembali masuk ke dalam kamar. Dia menghela napas panjang ngeliat wajah pucat Hongjoong. Nggak biasanya anak ini sakit-sakitan.

Lo kenapa, Joong?

.

Tadinya, mereka hendak latihan tanpa ngajak Hongjoong. Anak itu kan lagi kurang sehat, ngga enak kalo dibangunin buat latihan. Tapi pas mereka mau berangkat, si kapten ikut keluar kamar.

“Muka lo masih pucet, hyung.” Woyoung berkomentar. “Gue udah bikin bubur buat lo, mending sekarang lo diem dulu di dorm. Ngga ada untungnya lo maksain diri begini.”

Hongjoong menggeleng. “Nggak latihan satu hari doang juga bisa bikin gue ngelewatin banyak hal. Gue ngga mau nyia-nyiain hidup gue buat istirahat. Udah ngga usah peduliin gue, kita berangkat aja.”

Bahkan Jimmy yang menjemput mereka ikut kaget karena Hongjoong ikut latihan. Dia udah denger kabar dari dua manajer lainnya. “Kamu yakin mau ikut latihan, Hongjoong? Keadaanmu masih kurang fit.”

“Saya nggak kenapa-napa, hyung.”

Ngga ada yang bisa ngalahin argumen si kapten yang keras kepala. Karena itu mereka akhirnya pergi latihan bersama dengan perasaan sedikit khawatir.

Setelah melakukan beberapa pemanasan, mereka mulai latihan dengan lagu Pirate King sampai Guerilla seperti yang biasanya mereka lakukan. Hongjoong mulai oleng ketika lagu Wave diputar. Dia terjatuh, tapi langsung melanjutkan dance-nya lagi meski setelah itu pelatih dance mereka mematikan musik dan memarahinya.

“Istirahat sepuluh menit.” Intruksi dari pelatih dance membuat mereka langsung merebahkan diri disana. Tubuh mereka yang berkeringat menyatu dengan lantai ruangan yang membuat sensasi dingin tercipta.

Still AliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang