Di hari yang indah dan menawan ada sahabat yang sangat meriah di apartment satu itu
"Woii! Berita bru!" teriak Ina dengan tiba-tiba "Apa?! Apa?!"
"jangan keluar rumah apalagi malam-malam, bahaya! Ada pembunuh kepala! Serem anjingg" jelas Ina
Empat orang yang dengar itu refleks kaget semua "BENERAN? NASIB GW GA SERING KELUAR RUMAH!" Ucap Mira sambil mengelus hati nya
"hm, pokoknya jangan keluar rumah deh!" ucap Unni diterima oleh empat orang itu
(^o^)....
Di malam harinya di kamar Hada
"aku lapar.. Mau minta ke Unni ah!" ucap Hada lalu berangkat ke kamar Unni dan mengetok pintu
Tok tok tok
"Ya? Belum tidur? Bentar yaa" Unni membuka pintu nya dan mengizin kan Hada memasuki kamar nya
"kenapa Hada? Lapar? Mau makan?" tanya Unni ke Hada yang menganguk didepan nya
"Hm, gua rasa ada indomie di dapur. Masak sendiri aja lagi malas.." ucap Unni sambil menghalau Hada
"Ih! Masakin lahh!! Yaa?" rengek Hada ke Unni "Ya ya! Tapi selepas gua masakin indomie lu harus tidur ya?!" ucap Unni
......Unni sedang masak indomie untuk Hada di dapur sendirian sedangkan Hada bermain hape di kamarnya sambil menunggu indomie nya siap
Bom!!
Bughh!
'apaan tuh?' ujar Unni didalam hati
Dengan kurang ajar Unni mengikuti suara yang bising itu ternyata di dalam bilik stor yang telah lama di belakang apartment
"Halo?ada sesiapa di sini? Jangan main main ya!" teriak Unni tetapi tidak ada sesiapa pun menyaut
"Oh, ga ada. Mungkin hanya iluminasi.." ujar Unni lalu berjalan menuju apartment yang jauh itu
BUGH!
"ACKKK!!"
(^o^)...
Di pagi harinya..
Hada terbangun dari mimpi buruknya dan keringet 'Eh, Unni kan masakin aku indomie. Kok ga nyaut?'
Hada keluar menuju dapur tetapi hanya ada indomie yang penuh ulat "AAAA!!" teriak Hada
"APA APA?!" teriak yang lain sambil membawa barang-barang untuk memukul penjenayah
"I-itu!" Ucap Hada gagap sambil menunjuk indomie yang penuh dengan ulat itu di depan nya
"Ha.. Itu kenapa bisa ada ulat? Siapa yang bikin?" ucap Ina dengan tertanya tanya
"Unni.. Dimana unni?!" teriak Lesya yang keringet Unni tidak ada di sekitar ruang ini
"Tadi malam.. Unni masakin gw, dia nyuruh gw nunggu di dalam kamar. Tetapi sampai kepagi tidak ada sesiapa yang nyaut kek 'Hada! Indomie udah siap!' gitu.." jelas Hada kepada tiga orang itu
"Ini gimana?! Kita cari aja yok! Kalian semua pergi siap sana! Mira ayo ikut aku cari dulu karna lo udah mandi!" ucap Lesya menyuruh mereka bersiap
(^o^)...
"Lesya.. Lo yakin ini tempatnya?." ucap Mira dengan gagap "hm, gua yakin. Pasti ada di stor ini." jelas Lesya mencari dimana Unni
"Unni??" nyaut Mira dengan gagap "gausah manggil, cuman cari aja.. Di sini katanya bahaya" ujar Lesya menyambung mencari Unni
Mira pun ikut mencari Unni di dalam stor itu, tiba-tiba Lesya terjumpa batu yang besar dan ada darah sedikit di batu itu
Lesya mengangkat batu itu "ini.. Darah Unni.." ucap Lesya sambil melihat batu yang berdarah itu
Sekarang ini Yu Mira matanya berkaca-kaca "Unni, tidak apa-apa bukan?." ucap Mira
"Tenang, dia mungkin hanya pingsan..," ujar Lesya mencari keberadaan Unni
"L-lesya.. Itu apa? Jangan bilang itu Unni.?" ucap Mira sambil menunjuk ke arah kepala yang tidak ada badan nya
"ITU UNNI! KITA HARUS KABUR MIRA, DISINI BAHAYA!" Ucap Lesya menarik tangan Mira dan berlari kearah dorm mereka
(^o^)...
Mira dan Lesya sekarang sedang duduk di sofa menangis tentang Unni
"Aa, waee? Coba bilang. Kalian jumpa apa?" tanya Yato ke Mira dan Lesya
"kepala Unni." ucap Lesya dengan muka series nya "ha-!?" Yato, Hada dan Ina kaget terdiam disitu
"Tipu.." ujar Hada yang sedang berkaca-kaca "itu takdir kita Hada! Unni udah mati!" ucap Mira sambil menangis
"LO KENAPA?! JANGAN BOONG PLIS! GW GA MAU BERANTEM AMA LU!" Teriak Ina menampar Mira karena mengata kan perkataan 'Mati'
"INA!" teriak Lesya sambil menolak Ina menjauh dari Mira
"maafin gua. Gua ga percaya kalian." ucap Ina sambil mengambil pisau di dapur dan berjalan ke arah Mira
"INA UDAH! JANGAN GITU, INI BUKAN DIRI LO YANG SEBENAR" teriak Yato sambil menahan badan Ina
"GUA BENCI LO! PERGI DARI SINI! UNNI BELUM MATI!" teriak Ina sambil membaling pisau nya kearah Mira
Bugh!
Lesya menangkap pisau itu semua nya kaget dan menatap kearah Lesya
"Ina, stop. Kami lagi serius jangan anggap ini palsu, lu ga percaya temen lu sendiri?" ujar Lesya meletakan pisau itu dibawah
"bukan itu maksud gua.. Maafin gua." ucap Ina sambil menundukan kepala nya kebawah dan menangis
"ingat, ini takdir kita. Kita harus terima nya" ucap Yato "Hm.."
"udah, siapa yang mau ikut gua ke balai polis?" ucap Lesya "gua?" ucap Mira dan Ina
"Yok, kita pergi sekarang.."
Aish, siapa yang bunuh Unnisi ?
