BAB 1

25 3 0
                                    

Happy reading

************

Sinar mentari begitu indah dan nyanyian burung begitu merdu menghiasi pagi yang begitu sempurna. Pantulan wajah cantik seorang gadis sedang memoleskan make up tipis di wajahnya.

Senyum manis terlukis di sudut bibirnya, ketika melihat dirinya di pantulan cermin.

"Caah, make up sudah. Sekarang kita berangkat," ia merapikan alat-alat make up nya yang sedikit berantakan.

Setelah semua rapi, ia berdiri untuk mengambil tas dan sebuah amplop yang berada di atas kasurnya, lalu ia keluar dari kamarnya.

Langkahnya terhenti di sebuah ruangan yang terdapat meja dan beberapa kursi. Terlihat seorang wanita sedang menata piring berisi makanan.

"Selamat pagi Ma," sapa gadis itu.

Wanita itu pun menoleh seraya tersenyum. "Selamat pagi juga sayang. Mau berangkat? Kita sarapan dulu!," aja wanita yang tak begitu tua sekitar usia 40 tahunan.

Gadis tersebut memutuskan untuk duduk di samping wanita dewasa tersebut berdiri. "Maaf ya Ma! gak bantu tadi," ucapnya.

"Jangan di pikirkan! Mama masih kuat nak," Wanita tersebut meletakkan sebuah piring berisi roti di depan gadis yang ia sebut anak.

"Tapi jangan kecapean ya Ma! Nanti kalo terjadi sesuatu cepat-cepat hubungi Zella dan juga jangan lupa minum obatnya!," celotehnya

Zella alias Valeria Gazella. Itulah nama gadis anggun dan pemilik mata almond. Ia tinggal bersama ibunya yaitu nyonya Viona sedangkan ayahnya sudah tiada.

"Iya Mama ingat. Sekarang kamu lebih baik sarapan! Nanti keburu siang," ucap Bu Viona yang duduk di samping sang anak.

Zella mengangkat sepotong roti. "Siapa juga yang marah kalo Zella kesiangan Ma? Zella kan mau cari kerja bukan sudah kerja," setelah berbicara hal itu Zella memasukkan sepotong roti itu ke dalam mulutnya sedikit demi sedikit.

"Iya terserah Zella aja. Tapi ingat, nanti langsung pulang. Jangan mampir kemana-mana,"

Zella hanya mengangguk, ia tak bisa menjawab karena dalam mulutnya penuh dengan roti.

Beberapa menit berlalu, sepotong roti yang tidak begitu besar telah dihabiskan oleh Zella begitu pula dengan susu hangat yang diberikan oleh ibunya sudah tidak tersisa.

"Zella berangkat sekarang ya Ma. Doakan Zella dapat kerjaan biar Mama bisa berobat terus," Zella begitu sendu melihat kondisi Ibunya yang hari demi hari semakin tak begitu sehat meskipun ibunya selalu berbohong kalau dia baik-baik aja.

Bu Viola terdiagnosa mengidap tumor kelenjar hipofisis, yaitu tumor yang menyerang kelenjar hipofisis di otak. Penyakit itu, ia ketahui setelah beberapa bulan ayah Zella meninggal tepatnya ketika Zella usia 15 tahun. Beberapa kali pemeriksaan dan kemoterapi yang di lakukannya serta biaya sekolah Zella, membuat aset yang ditinggali oleh suaminya habis.

Kini Zella dan ibunya tinggal di sebuah rumah kecil yang ia beli dari uang yang tersisa. Tabungan yang ia miliki sudah hampir habis, sehingga Zella bergegas untuk menyelesaikan kuliahnya dan mencari pekerjaannya.

Dari sekolah satu ke sekolah yang lain dan beberapa kantor konsultan dikunjungi oleh Zella beberapa hari kebelakang tetapi tidak ada satu pun, ia mendapatkan kabar. Kini Zella berjalan mencari pekerjaan meskipun bermodalan pengalaman ia dapatkan di perkulihan.

My YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang