destinasi liburan

16 2 0
                                    

* * *

"besok jadi mantai, kan?"

ghani tersenyum, "gue sih ikut apa kata ayahanda aja, hahaha!"

"gila!" utara menghembuskan nafas sejenak, "kalau cuaca mendukung, pergi. kalau cuaca plin-plan, jangan."

"cuaca sekarang ngga jelas banget." nara melanjutkan, "biasanya juga oktober udah mulai hujan, lah tahun ini dari awal desember masih hening."

"tapi pas kemarin gue ke kota sebelah, ada tuh gerimis." kata fahmi

"lah kocak. sama aja belum hujan." tekan nara

matahari menumpahkan terik hangatnya di pagi hari untuk membangkitkan suasana baru di lembaran hari, warna langit kian perlahan berubah menjadi biru semi putih bersih. hiruk pikuk dari satu persatu manusia yang hidup di bumi akan segera dimulai.

kesembilan remaja dari desa cisukun itu terdiam sejenak menikmati semilir udara sejuk khas pagi hari, duduk berjejer di pembatas lapangan desa yang sangat luas, hijau, dan pasti bersih. jalanan yang masih bebatuan menandakan jikalau tempat tinggal mereka jelas terpencil, tiga puluh menit yang dibutuhkan untuk sampai di jalan raya bila mengendarai sepeda motor. tak terbayang jika bagi mereka yang tak memilikinya.

enam dari sembilan para pemuda desa cisukun-yakni amir, willy, rendi, fahmi, ilham, dan tito tengah menikmati liburan akhir tahun sekolah selama sebelas hari, terhitung sisa dua hari lagi sebelum hangus. sementara dua pemuda lain-yakni nara dan ghani sudah lulus satu tahun yang lalu, sedangkan sisanya-yakni utara memilih tak melanjutkan sekolah sedari sekolah menengah pertama karena masalah ekonomi keluarga.

"yang bawa motor siapa aja?" utara bertanya menyeletuk

ghani dengan cepat merespon, "udah pasti lo, gue, dan nara. nah sisanya silahkan mengajukan diri."

"gue liat sikon, kalau ngga boleh nebeng nara." ujar rendi

"sudah kuduga." tukas nara

"gue mah boleh-boleh aja, asal split bill bensin." kata ilham

willy menyembulkan kepalanya, "willy ikut ghani."

"amir ikut fahmi." ghani menirukan gaya bicara willy

"udah pasangan serasi takkan terganti ini mah." semua tertawa

fahmi membela diri, "biarin, tetangga-an ini."

di rasa sudah merasa hangat dan segar, satu persatu dari mereka mulai berdiri terus melangkahkan kaki ke jalanan. setiap hari libur, kegiatan rutin kesembilan remaja desa cisukun itu melaksanakan jalan pagi santai dari jam lima pagi hingga selesai. terkadang hanya sekedar mengitari desa saja.

"bu, besok utara izin mau main ke pantai."

surtinah tergelak, "jangan lama-lama, tanggal satu januari kamu harus sudah berangkat lagi ke perantauan."

"iya, bu." utara menghela nafas panjang dengan hening

"kak, jihan ikut!" jihan berlari kencang memeluk tubuh utara dari belakang

"jangan ya, han. kakak mau main sama teman-teman dulu, sebentar kok ngga lama. 'kan ada kak lion." jemari utara mengusap kepala kecil jihan

Ho-CanibalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang