Chapter eleven

1.5K 169 11
                                    

Jennie berlama-lama di depan cermin. Apakah gaunnya terlalu pendek? Dia tidak terbiasa mengenakan pakaian pendek, tetapi gaun v-neck abu-abu itu tampak cukup bagus untuk dipakai saat makan siang. Dia menarik rambutnya ke belakang menjadi ekor kuda dan tidak yakin apakah dia senang dengan penampilannya. Dia menghela napas, melepas anting-antingnya dan membantingnya ke tepi nakas.

 Dia menghela napas, melepas anting-antingnya dan membantingnya ke tepi nakas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Jangan berlebihan, Jen. Jadilah dirimu sendiri.

 Dia gugup, dan itu konyol. Mereka hanya pergi ke Antibes untuk makan dan jalan-jalan. Itu tidak seperti kencan. Dia mendengar gonggongan Gumbo, pertanda bahwa Lisa sudah siap untuk pergi.

Gumbo selalu bersemangat ketika dia tahu bahwa dia akan ikut pergi. Jennie berjalan ke arah pintu khas Perancis dirumah itu dan melihat ke dalam taman. Lisa mengenakan celana jins biru muda dan kemeja bergaris-garis putih dan biru. Di lehernya melingkar kalung perak sederhana yang berkilauan di bawah sinar matahari.

Jennie menarik napas panjang dari balik tirai saat ia melihat sang pemilik rumah berjalan menuju rumah. Batinnya merasakan hal itu lagi, di mana dia seperti kehilangan kendali atas tubuhnya. Lisa terlihat ... seksi, pikirnya. Dia tidak pernah berpikir bahwa wanita lain itu seksi, tapi tidak ada cara lain untuk menggambarkannya. Lisa mengusap rambutnya yang hitam, memperlihatkan bagian perutnya ketika kemejanya tersingkap. Dia memasukkannya kembali ke dalam celana jinsnya dan melambaikan tangan ke arah kamar tidur Jennie. Sial, dia melihat ku.

 Jennie bergegas ke dapur untuk membuka pintu, membuka rambutnya dalam prosesnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie bergegas ke dapur untuk membuka pintu, membuka rambutnya dalam prosesnya.

"Hei, apa kamu sudah siap?" Lisa bertanya.

"Ya, aku rasa begitu." Jennie melangkah keluar dan menutup pintu di belakangnya.

Lisa menatapnya dari atas ke bawah, mengangguk setuju sambil tersenyum. "Kamu terlihat cantik," katanya, tidak bisa mengalihkan pandangannya dari belahan dada Jennie.

"Terima kasih. Kau juga." Jantung Jennie berdegup kencang. Hanya Lisa yang bisa melakukan ini padanya. Kau terlihat seperti... Aku tidak tahu." Dia mengerucutkan bibirnya, memperhatikan celana jins ketat dan kemeja bersih milik Lisa. Itu membuatnya bergairah. "You look really good."

Summer InFrance (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang