MK. 58

3.9K 102 16
                                    

* bertemu Felisa lagi

Mahen dan Keisha telah selesai sarapan, sebelum sarapan Mahen juga sudah mandi karena akan pergi ke rumah sakit terlebih dahulu sebelum ke kampusnya. Ia juga sudah menawari Keisha untuk mengajaknya ikut menjenguk, tapi Keisha menolak Karen ingin membereskan rumah terlebih dahulu.

Dan sekarang, Mahen sudah pergi ke rumah sakit. Sedangkan Keisha melakukan tugasnya di rumah.

Mahen memasuki ruangan Ciko yang beberapa temannya sudah berada di sana juga. Ia bersalam dengan setiap orang yang ada di sana, beberapa tetua LC juga datang menjenguk Ciko.

"Gimana Ciko?" Tanya Mahen saat baru datang.

"Belum sadar, tau ni lama banget tidurnya. Gue yakin dia ngipi ketemu bidadari dah." Jawab Rando ngawur membuat semua orang yang mendengarnya menggelengkan kepala.

"Yeuuu itu mah elo anjir." Sahut Izzy sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.

"Kalian kaga pada kuliah?" Tanya Mahen.

"Bolos dulu, males banget kelas siang, mending kelas pagi pulang sore." Jawab Rando.

"Yaelah gimana mau jadi bos muda kalo kuliah lo bolos mulu. meskipun lo pada kalo masuk kuliah ga masuk sama sekali sih matkul nya." Ujar Mahen terkekeh pelan.

"Buset sejak kapan lo jadi rajin kuliah gini?" Tanya Izzy yang kagum mendengar ucapan Mahen.

"Bini gue lah."

"Iyadehhhhhh bini lo."

"Yaudah gue mau cabut dulu, ntar kalo ada apa apa sama Ciko kabarin gue." Ujar Mahen pamit kepada teman temannya.

"Mau cabut kemana dah? Baru sampe juga." Tanya Gilang ingin tau.

"Kuliah, ntar kena amuk Keisha bisa bisa ga di kasih makan." Jawab Mahen sambil terkekeh pelan.

"Anjir wkwkwkwk yodah yodah, sono boz kuliah yang pinter hahahaha." Ejek Rando.

"Jelas, calon bos muda og."

"Aamiin dah, ntar kita biar bisa jajan terus yekan." Ucap izzy.

Setelah itu, Mahen keluar meninggalkan ruangan Ciko. Ia akan pergi ke kampusnya karena sebentar lagi kelasnya akan di mulai, belum juga perjalanannya. Jika terlalu mepet nanti menyebabkan tergesa gesa dan bahaya di jalanan.

Sementara di sisi lain, terdapat seorang perempuan yang menatap kepergian Mahen. Ia tersenyum kecut saat melihat Mahen sudah keluar dari ruangan Ciko. Ia mengikuti Mahen meskipun jarak mereka cukup jauh.

Perempuan ini juga sudah menyiapkan rencana untuk Mahen, entah rencana baik atau buruk. Namun rencana ini di buat khusus untuk Mahen. Entahlah, doakan saja semuanya baik baik saja.

Dalam keadaan seperti ini, Keisha sangat khawatir dengan Mahen. Entah karena hal apa, namun ia sangat mengkhawatirkan suaminya. Apalagi di tambah semalam ia mimpi buruk tentang hubungannya dengan Mahen.

Keisha mencoba tetap positif thinking, namun sulit karena yang terlintas di pikirannya adalah mimpi buruknya semalam. Semoga saja, hubungannya dengan Mahen tetap baik baik saja.

Untuk menghilangkan kekhawatirannya, ia pun menghubungi Gilang untuk bertanya apakah Mahen sudah berangkat apa belum.

"Assalamualaikum, kenapa kei?"

"Waalaikumsalam, Mahen udah berangkat pa belum?"

"Udah barusan, kenapa?"

"Baguslah, takutnya belum berangkat, udah mepet jamnya juga."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAHENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang