" Gue itu manusia yang butuh kebahagiaan, Zeev. "
~ Dava ~
Dava menyentuh pinggang Zeeva di atas pangkuannya lalu melumat bibir ranum gadis ini lebih ganas dari ciuman pertama mereka di taman waktu itu. Zeeva mengernyitkan dahinya saat dia merasa sesak akan ciuman ini. Dia terus mengutuk dirinya sendiri karena menyesal telah melakukan hal di luar nalar seperti ini apalagi dilihat secara langsung oleh Hariz dan Ryan yang berpelukan karena jantungan melihat aksi konyol dirinya.
Setelah lama berciuman, Zeeva menjauhkan wajahnya agar menatap Dava dengan bibir keduanya yang basah. Dava tersenyum imut pada Zeeva, membuat gadis ini menghembuskan nafas berat. Jujur, hati Zeeva lagi-lagi merasa dipermainkan jika seperti ini. Dia pun turun dari pangkuan Dava sambil menggenggam tangan besar pria itu.
" Sayang, kamu gak apa-apa,kan? Mereka jahat sayang. Pengen di rebus ginjalnya. Masa mereka ngusir mami padahal disini ada baby!" Zeeva membuat tangan Dava menyentuh perutnya lagi.
" Baby? " Dava memandangi perut datar itu lalu mendongakkan kepalanya. " Pulang. "
" Iya, kita pulang sekarang,ya? " Zeeva pun membantu Dava berdiri dengan tubuh yang tidak seimbang karena mabuk dan sebelum pergi, Zeeva menyempatkan diri untuk menatap para wanita. " Oi, pelacur. Kalau mau bermalam itu sama cowok lain aja. Jangan sama suami orang. Dan jangan lupa. Ini semua kalian yang bayar. Okey, see you! "Orang yang berkerumun mulai membuka jalan untuk Zeeva yang dengan rasa kesal kemudian beralih menarik Dava dengan kasar sampai keluar dari club. Saat melihat keadaan sepi, Zeeva menghempaskan tangan Dava begitu saja dan berkacak pinggang melihat tingkah memalukan pria itu.
" Mami? Hehe, mami kok cantik? " Ketika Dava ingin menyentuh pipi Zeeva, ia malah menepisnya.
" Apa mami,mami? " Zeeva mendelik kan mata.
" Hehe, salting di liatin mami. "
" Zeeva bukan mami dan Zeeva bukan istri kakak tau!!!! Ini Zeeva!!! "
" Zeeva? " Zeeva mengangguk. " Baby? "
" Otaknya kok eror, sih? " Gumam Zeeva dan tiba-tiba Dava memeluk gadis ini dengan erat.
" Zeeva, kangen. "
" Kangen? " Dava mengangguk lalu ketika Zeeva ingin mengelus punggung Dava, pria itu menjauh sampai hampir tersungkur. " Eh, kakak ngapain? "
" Shhtt! " Dava menutup mulut Zeeva lalu ibu jarinya menyentuh bibir Zeeva. " Mau...lagi. "
" A-a-apanya? "
" Kiss! "
" Ih, gak usah aneh-aneh! "Zeeva mendorong tubuh Dava menjauh darinya lalu berjalan menuju ke mobil. Dava masih saja memperhatikan Zeeva di tempatnya lalu pandangannya tertuju pada mobil-mobil lain.
" Mobilnya kok besar? Mau...mau beli mobil-mobilan. " Dava berjalan menjauhinya Zeeva dengan tubuh tak seimbang ke kanan dan ke kiri.
" Loh, loh. Itu mau kemana? Ayo, pulang!! Kak Dava. KAK DAVA BERHENTI!! "Zeeva terus saja berlari untuk menggapai tangan Dava. Sambil berjalan, Dava yang kepanasan malah membuka kancing kemejanya yang sudah tidak rapi lagi. Zeeva mempercepat langkahnya lalu meraih tangan Dava.
" Bisa diem nggak? Ini kancing baju kenapa di buka? Mau pamer badan,iya? " Dava diam dan hanya menatap wajah gadis di depannya ini. " Kenapa diem sekarang? "
"Hahhh! Baju kakak bau parfum cewek. Harus, ya kakak mabuk terus duduk sama mereka. Kakak tau gak gimana perasaan Zeeva waktu liat kakak disana? Sakit. Sedikitpun kakak gak pernah mau ngerti. Bisa nggak kakak jauhin semua cewek-cewek itu untuk selamanya dan dekat sama Zeeva aja? " Kedua mata Zeeva sudah terbendung dengan air mata lalu ia memeluk tubuh Dava dengan erat untuk menyandarkan kepalanya pada bidang dadanya.
" Zeeva gak suka liatnya. Sakit hati banget tau kalau setiap hari harus liat hal begituan. Walaupun gak cinta...tapi Zeeva cuma butuh pengertian dan kakak bisa menghargai Zeeva. Sekali aja, bisa? "
" Mobil! "
" Hah? Mo-mobil? " Zeeva mendongakkan kepalanya.
" Gue mau mobil-mobilan. Beli mobil cepetan. Minggir sana!! " Dava menjauhkan Zeeva dari rengkuhannya lalu berlari kecil.
" KAK DAVA! Ih, jadi aku ngomong dari tadi nggak di dengerin? Dasar monyet! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret 8,3
Romance{ Follow penulis dulu sebelum membaca } " Kalau seandainya Zeeva jatuh cinta sama kakak, apa yang bakal kakak lakuin? " " Anak kecil nggak usah mikirin percintaan. Kalau emang lo cinta sekalipun, gue memang harus bilang satu hal sama lo. Lo ditolak...