family.

130 6 2
                                    

"Kalian harus mengerti jobdesk kalian masing-masing." perintah seseorang dengan nada serius.

"Ini adalah project besar yang akan menjadi tombak perusahaan kita."  lanjutnya dengan sedikit penjelasan.

"Walau ini adalah first time kalian memegang kendali dalam perusahaan, tapi kami yakin kalian bisa memenuhi ekspektasi kami." ucap Argantara Devandra yang memberikan kepercayaan penuh.

Argantara Devandra dan Daniel Adersen Devandre adalah 2 orang yang barusan berbicara, mereka merupakan ayah dari Aldo dan Zakky.

"Baik ayah." ucap Zakky, sementara Aldo hanya memberi anggukan ringan.

Suasana di ruang makan saat itu pun hening hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

"Yaudah, jika kalian sudah mengerti jobdesk kalian masing-masing, ayah harap kalian bisa beradaptasi dengan kinerja perusahaan kita saat ini, oke?" ucap Argantara kepada Zakky dan Aldo sebagai penerus perusahaan nya.

"Baik." ucap Aldo dan Zakky dengan serentak.

"Baik, kalau begitu kalian lanjut makan, ayah ingin beristirahat." ucap Daniel yang diangguki oleh Zakky dan Aldo.

"Ayah juga duluan, kalian lanjut aja menghabiskan makanan nya, setelah itu langsung istirahat besok kalian masih harus berangkat ke sekoIah." lanjut Argantara sebagai penutup dari makan malam tersebut.

Argantara dan Daniel pun pergi ke arah kamar mereka masing masing, meninggalkan kedua anak mereka di ruang makan.

"Gimana siap Al?" Tanya Zakky sembari memastikan persetujuan Aldo.

"Ready or not, someday we will replace them." balasan Aldo membuat Zakky sedikit lebih tenang, setidaknya bukan dia sendiri yang menjadi penerus.

"Huhh... Semoga lancar tanpa ada kendala serius yaa sampai project ini selesai." ucap Zakky sambil mengarahkan kepalan tangan ke arah Aldo.

"Semoga aja Zak, kita harus bisa menerjang semuanya bersama." Aldo membalas kepalan tangan Zakky.

"Mohon bantuannya, Al." pinta Zakky dengan serius.

"Yaa, same as you too." balas Aldo.

Selesai makan malam mereka berdua pun kembali ke kamar mereka masing-masing dengan perasaan yang cukup bimbang.

Keluarga Aldo dan juga Zakky adalah pengusaha ternama yang masing-masing berdiri di bidangnya. Sekarang, mereka sedang merencanakan suatu project besar yang menggabungkan dua perusahaan ternama ini. Juga sebagai langkah awal bagi para penerusnya untuk menunjukan eksistensi mereka dalam mengelola perusahaan keluarga yang di bangun oleh ayah mereka. Mereka harus bisa memenuhi ekspektasi dan juga menyempurnakan perusahaan yang telah didirikan dengan jerih payah kedua ayah mereka. Sekarang lah, waktu bagi mereka untuk mulai berkembang, dari yang awalnya ke kanak-kanakan mau tak mau harus tumbuh dengan pikiran dewasa dan beradaptasi dengan lingkungan yang sebenarnya.

"Terlalu cepat untuk menyerah, ini baru permulaan semangat Zakky." batin Zakky menyemangati dirinya sendiri sambil menatap indahnya kota di malam hari.

Sementara itu di balkon kamar, Aldo sedang termenung dengan membawa secangkir kopi lalu menatap langit malam yang indah dan tiada bosannya untuk melihat itu berulangkali.

"Langit itu selalu indah dan menenangkan semoga saja kedepannya suasana akan terus seperti ini." batin Aldo lalu meminum kopi yang memang ia buat untuk menemaninya di malam yang indah dan akan selalu indah.

Ditengah hiruk pikuknya kota dan tenangnya malam, ada dua orang remaja yang sedang bergulat dengan pikirannya masing-masing, entah apa yang mereka pikirkan namun itu adalah awal dari segalanya.

CONFIDENTIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang