Persimpangan Jalan

1 0 0
                                    

Dunia terbentang luas.
Seluas akalmu.
Sebesar ambisimu.
Sebuta hatimu

Kesempurnaan Indrawi Menilai.
Saling beradu layaknya serdadu.
Mengasah kepala setajam pisau.
Senjata penolong terkam menikam.

Berjuang sesengit laskar.
Bertahan dimedan gerilya.
Menghadapi  dengan siasat.
Korban senjata tertikam bungkam.

Hitam yang diputihkan.
Putih yang dihitamkan.
Sejarah memberi ahli waris.
Perintis tengah menangis.

Kitab akhirat melahirkan agamis.
Ilmu dunia melahirkan ideologis.
Lalu kebenaran mana yang mutlak?
Jika mutlak ada, lenyap pengadilan manusia.

Sesat tak kunjung menemukan makna.
Makna tak kunjung menjumpai isi.
Sedangkan isi telah menyerbarkan makna.
Berada di persimpangan jalan, kita semua menjadi gila.

Kubertanya pada akal namun masih salah dalam Menangkap.
Kuberdiskusi dengan otak namun masih sesat dalam berfikir.
Kumemilih rasa namun masih bisa salah dalam Berprasangka,
Kuturuti Nafsu namun masih bisa salah niat Membutakan.
Lalu kepada siapakah lagi seorang hamba berkiblat menghamba?

Tanyakan kepada Hati, karna ia tak pernah Tertidur.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 03 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kitab Orang-orang MunafikWhere stories live. Discover now